Selasa, 02 Desember 2014

SURAT LUQMAN AYAT 12-19 KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

I.                   Ayat, arti, serta tafsir surat Luqman ayat 12-19
1.      Arti dan isi kandungan surat Luqman ayat 12
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْلِله وَمَنْ يَشْكُرْفَإنَّمَايَشْكُرُلِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ(12)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Arti dan isi kandungan surat Luqman ayat 13
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ(13)
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".
2.      Arti dan isi kandungan surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَاالإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَي وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْلِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ المَصِيْرُ(14)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
3.      Arti dan isi kandungan surat Luqman ayat 15
وَإِنْ جَا هَدَكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَالَيسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبهُممَافِي الدُّنيَامَعرُوفًاوَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَن أَنَبَ إِلَيَّ مَرْجِعُكُم فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُم تَعْمَلُونَ(15)
Dan jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan lah engkau mematuhi keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kaulah kembali kamu, maka Ku-beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat ini mengandung pesan:
1.      bahwa mempergauli dengan baik itu hanya dalam urusan keduniaan, bukan keagamaan.
2.       bertujuan meringankan beban tugas itu, karena ia hanya untuk sementara yakni selama hidup di dunia yang hari-harinya terbatas, sehingga tidak mengapalah memikul beban kebaktian kepada-Nya.
3.       bertujuan menghadapkan kata dunia dengan hari kembali kepada Allah yang dinyatakan di atas dengan kalimat hanya kepada-Ku kembali kamu.[1]
4.      Arti dan isi kandungan surat Luqman ayat 16
يَابُنَيَّ إِنَّهَاإِنْ تَكُ مِثقَالَ حَبَّةٍ مِن خَردَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَو فِي السَّمَوَاتِ أَو فِيَ الأَرْضِ يَأْتِ بِهَااللهُ إِنَّ اللهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ(16
Wahai anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada dalam batukarang atau dilangit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya, Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
5.      Arti dan isi kandungan surat Luqman ayat 17
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ(17)
Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”
وَلاَتُصَعِّر خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَتَمشِ فِي الأَرضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُختَالٍ فَخُورٍ(18)وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوتِكَ إِنَّ أَنكَرَالأَصْوَاتِ لَصَوتُ الحَمِيرِ(19
II.                Kurikulum Pendidikan Islam
kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
a.       Asas-Asas Pendidikan Islam
1.      Asas Agama
Seluruh sistem yang ada didalam masyarakat islam, termasuk sistem pendidikannya harus meletakan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan-hubungan yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber utama syariat islam yaitu al-Quran dan Sunnah.
2.      Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan Islam, dengan dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3.      Asas Psikologis
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciriperkembangan anak didi, tahap pematangan, bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, perbedaan individual dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek-aspek psikologis.
4.      Asas Sosial
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu kearah realisasi individu dalam masyarakat. Pola yang demikian ini berarti bahwa semua kecendrungan dan perubahan yang telah dan bakal terjadi dalam perkembangan masyarakat manusia sebagai makhluk sosial harus mendapat tempat dalam kurikulum pendidikan islam.
Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam seluruh aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam prakteknya. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.
Menurut Al- Syaebany, Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu adalah :
1.      Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan tekniknya.
2.      Memperluas perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian, pengembangan serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3.      Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.
4.      Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbagan pada kandungannya yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu teoritis, baik yang bersifat aqli maupun naqli, tetapi juga meliputi seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, teknik, pertukangan, bahasa asing dll.
5.      Keterkaitan antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat, kemampuan, keperluan, dan perbedaan individual antar siswa.

Rabu, 19 November 2014

Rahasia Angka Ali bin Abi Thalib - BAB X

Dicuplik dari buku seri Kecerdasan Ali bin Abi Thalib terbitan al-Huda.

Cerita tersebut menceritakan kecerdasan Ali bin Abi Thalib dalam menjawab pertanyaan orang yang ingin menguji pengetahuan Ali. Antara lain mengenai Angka-angka tersebut. Di tanyalah Ali mengenai Satu yang tiada duanya, Dua yang tiada tiganya, dan seterusnya.


  1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
  2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman: "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)" [Q.S. al-Israa' 17:12]
  3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
  4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
  5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
  6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT. menciptakan makhluk.
  7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT. berfirman: "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu

Apa Yang Tidak Diketahui Allah - KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB VIII

Pada masa kekalifahan Abu Bakar, datang satu utusan dari negeri Roma ke Madinah. Di antara mereka yang hadir terdapat seorang pastur Nasrani. Pastur itu datang ke masjid Rasulullah saw. Sambil membawa kantong yang berisi emas dan perak.

Di dalam masjid terdapat Abu Bakar dan beberapa sahabat dari Anshar dan Muhajirin. Pastur itu masuk dan mengucapkan salam serta melihat dengan seksama wajah para sahabat. Lalu pastur tersebut berkata, “Mana di antara kalian yang menjadi khalifah pengganti Muhammad dan penjaga agama kalian?”

Maka ditunjuklah Abu Bakar seraya pastur itu mendekatinya dan berkata, “Wahai tuan, siapa namamu?”

Abu Bakar menjawab, “Atiq.”

Pastur terus menyoal, “Kemudian apa lagi?”

Abu Bakar menjawab, “Shiddiq.”

Pastur terus menyoal: “Kemudian apa lagi?”

- KATA MUTIARA - KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB VII



Berikut rangkaian kata-kata bijak dari Ali bin Abi Thalib:
  • Orang yang layak diberi wewenang untuk menegakkan perintah Allah adalah orang yang tidak berleha-leha, tidak bermalas-malasan, dan tidak suka mengikuti hasrat perut.
  • Ucapan dan kebijakan yang baik sering mendapatkan fitnah dari orang-orang yang tidak menyukai kebaikan.
  • Sedikit tapi istiqomah lebih baik daripada banyak tapi disertai rasa bosan.
  • Ketakwaan adalah induk ahlak.
  • Jangan merasa tenang dengan apa yang belum terjadi dan jika sesuatu telah terjadi, jalanilah dengan ketegaran dan ketabahan.
  • Sikap qana'ah dan menerima adalah milik yang paling berharga, sedangkan keindahan ahlak merupakan kenikmatan hidup yang sempurna.
  • Setiap wadah akan menyempit ketika diisi, kecuali wadah ilmu yang akan semakin luas.
  • Orang yang banyak memberi, akan banyak menerima.
  • Orang yang berakal adalah orang yang meletakkan sesuatu pada tempatnya.
  • Pahitnya dunia adalah manisnya akhirat, dan manisnya

KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB VI



AKU ADALAH MUSLIM, BUKAN SYI'AH BUKAN SUNNI

Ali bukanlah milik syi'ah dan Utsman pun bukanlah milik sunni, keduanya adalah hamba-hamba Allah yang sangat saleh, keduanya adalah menantu Nabi, dan keduanya pun sama-sama dicintai oleh Nabi Muhammad saw. oleh karena itu keduanya bukanlah syi'ah ataupun sunni, tetapi keduanya adalah muslim yang menjadi sahabat terbaik Nabi dan mukmin yang telah dijanjikan menjadi penduduk surga oleh Allah SWT.

Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda:
"Janganlah mencela para sahabatku! Janganlah kalian mencela para sahabatku! Demi Dzat yang menguasai jiwaku, seandainya salah seorang dari kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, kadarnya tetap tidak akan dapat menandingi satu mud yang telah diinfakkan seorang dari sahabatku."

Antara Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, tidak ada yang dilebihkan satu sama lain oleh Rasulullah saw. Mereka masing-masing punya kedudukan terhormat di mata Nabi dan sama-sama dicintai oleh Nabi. Adapun bagaimana kedudukan Ali bin Abi Thalib di mata Rasulullah saw. digambarkan pada kisah berikut:
Ketika Ali menanyakan mengapa hanya dirinya ditugasi menjaga keluarganya oleh

6 Rahasia dan Pesan Kecerdasan Ali bin Abu Thalib



Siapa yang tidak mengenal Ali bin Abu Thalib? Sepupu, anak angkat, serta suami dari Fatimah ra. anak kandung Rasulullah Saw. Ali bin Abu Thalib dikenal berkat kecerdasannya dalam berbagai bidang ilmu. Bagaimana rahasianya? Dalam buku Rahasia Kecerdasan Ali bin Abu Thalib si super genius karya Masykur Arif Rahman dijelaskan mengenai seputar rahasia kecerdasan Ali bin Abu Thalib. Apa saja penunjangnya, bagaimana mendidik anak agar cerdas menurut Ali bin Abu Thalib serta bagaimana dapat secerdas beliau. Berikut penjelasannya;

1. Murid Langsung Rasulullah Saw.
Kecerdasan Ali tidak dapat lagi dipungkiri baik dari keluarga Rasulullah Saw dan masyarakat Quraish. Beliau dididik Rasulullah Saw. Sejak beliau masih berumur 6 tahun. Ali adalah anak dari paman Rasulullah yaitu Abu Thalib. Rasulullah meminta Abu Thalib untuk mengasuh anak pamannya tersebut untuk meringankan beban keluarga Abu Thalib di musim paceklik dan

MASA KEHAMILAN - KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB V



Kecerdasan Sayyidina Ali ra

RasulAllah SAW seringkali memuji sahabatnya atas hal yang berbeda-beda.
Abu bakar RA misalnya, dipuji beliau atas keimanan yang kuat mengakar di jiwanya.
Umar RA dipujinya atas kemampuannya menegakkan yang hak tanpa takut dicela.
Utsman RA dipujinya atas sifat malunya yang bahkan membuat malaikatpun menjadi malu padanya, dan Ali bin Abi Thalib dipujinya atas kecerdasan, ilmu dan pengetahuan yang menjadikannya gerbang ilmu jika diibaratkan Nabi Muhammad adalah kotanya.

Kawan, akan kuceritakan padamu sekelumit kisah, setetes dari lautan ilmu Sahabat nabi kita ini..

Seorang wanita di zaman kekhalifahan Abu bakar RA melahirkan padahal dia baru menikah 6 bulan sebelumnya. Dan hal tersebut menimbulkan fitnah dan pergunjingan di masyarakat. Merekapun menuduhnya berzina, dan menuntut pemerintah untuk merajam perempuan tersebut. Maka sebuah sidang diadakan untuk memutuskan apakah anak tersebut adalah hasil zina sehingga perempuan tersebut harus dihukum rajam ataukah dia adalah anak yang sah. Ali RA yang merupakan hakim pada masa tersebut pun didatangkan untuk membuat sebuah keputusan.

“Bayi itu adalah anak yang sah! Nasab dan waris diikutkan kepada ayahnya“

“Atas dasar apa keputusan itu kau buat wahai Ali?“ tanya sang khalifah

“Atas dasar Al-Quran firman Allah SWT, cobalah baca Quran surat Al-Ahqaf ayat 15 Allah SWT berfirman

(وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا)

(..hamil dan menyusui adalah 30 bulan.. )

Sementara dalam ayat yang lain Allah berfirman :

(وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْ)

(..dan wanita menyapih anak yang disusuinya setelah berusia 2 tahun..)

Dua tahun adalah 24 bulan. Maka jika hamil dan menyusui adalah 30 bulan dan menyusui adalah 24 bulan, bukankah berarti kehamilan itu adalah 6 bulan? Maka, hamil 6 bulan adalah mungkin dengan penyaksian Al-Quran.
Dan khalifahpun memutuskan seperti yang telah disampaikan oleh Sayyidina Ali RA.

Kisah lain tentang kecerdasan beliau

Di masa kekhalifahan Sayyidina Umar RA, dua orang perempuan melahirkan di waktu yang hampir bersamaan di rumah seorang bidan. Seseorang diantara mereka melahirkan bayi laki-laki dan seorang lagi melahirkan bayi perempuan. Namun sang bidan yang meletakkan kedua bayi itu berjejeran begitu saja tidak ingat betul siapa ibu bayi laki-laki dan siapa ibu untuk bayi yang perempuan. Dan masalah menjadi pelik tatkala kedua ibu tersebut mengakui dan memperebutkan bayi laki-laki sebagai miliknya.
Masalah tersebut sampai di meja hijau kekhalifan Umar RA, dan beliaupun segera memanggil Sayyidina Ali RA untuk memberikan keputusan yang benar.

“Harap masing-masing dari kedua ibu tersebut mengeluarkan air susunya dan dimasukkan di gelas ini“

Kata beliau seraya menyerahkan 2 buah gelas kepada dua orang tersebut.
Setelah dua gelas tersebut berisi air susu dari masing-masing ibu baru itu dan diberi tanda agar tidak tertukar, beliaupun kemudian menimbang air susu tersebut dalam sebuah timbangan. Dan ternyata sesuai perkiraan beliau satu gelas susu itu lebih berat dari yang lainnya.
Beliau kemudian memutuskan bahwa pemilik susu yang berat adalah ibu dari bayi yang laki-laki, sementara ibu dengan air susu yang lebih ringan adalah ibu dari bayi yang perempuan. Tatkala ditanyakan dengan dalilnya. Beliaupun kemudian membacakan firman ALLAH SWT, An-Nisa ayat 11 :

(لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ)

(..bagi laki-laki adalah dua kali jatah perempuan..)

Kisah yang ini terjadi di masa kekhalifahan beliau sendiri di tengah perselisihan dan perpecahan umat yang mulai berlangsung. Dan siang itu disaat khutbah jumat dengan beliau bertugas sebagai khatib, seorang munafik mengangkat tangan mengajukan tiga buah pertanyaan. Diawali dengan ucapan pedasnya :

“Wahai khalifah, Nabi Muhammad mengatakan bahwa beliau adalah kota ilmu dan engkau adalah pintunya, maka jika engkau benar-benar pintu dari kota ilmu, tentulah semua pertanyaanku dapat engkau jawab dengan benar”

“Silahkan ajukan pertanyaanmu” kata Sayyidina Ali RA

“Pertanyaan pertama, berapa jarak antara timur dan barat bumi ini?”

Tanpa diam lama, Sayyidina Ali menjawab “Selama perjalanan matahari dari pagi hingga sore hari”

Semua jamaah Jum'at berdecak kagum atas ketepatan jawabannya. Ya, bukankah matahari memang terbit di timur di waktu pagi dan tenggelam di barat saat sore hari?

“Pertanyaan kedua, apa yang sedang Allah SWT kerjakan saat ini?”

Sayyidina Ali RA tidak menjawab pertanyaan tersebut. Beliau malah turun dari mimbar kemudian naik kembali dan berkata

“Yang sedang Allah lakukan saat ini adalah menurunkan saya dari mimbar, menaikkan saya kembali, kemudian menjawab pertanyaanmu ini“

Dengan jawaban beliau yang tak terbantahkan itu, diapun menjadi terlihat kesal dan kemudian berkata

“Pertanyaan terakhir, kenapa di zaman khalifah Abu bakar dan Umar RA negeri ini aman dan damai, tidak ada perselisihan dan perpecahan, sementara di masa engkau memerintah ini negeri kita dipenuhi dengan huru-hara, keributan dan perselisihan antar sesama umat islam?”

Sayyidina Ali RA tersenyum mendapati pertanyaan yang bukan ilmu pengetahuan tapi perdebatan yang memojokkan beliau ini. Kemudian beliau berkata

“Ya, tentu saja di zaman khalifah Abu bakar dan Umar memerintah negeri kita damai, aman dan sejahtera sebab pemimpinnya adalah mereka dan rakyatnya adalah orang-orang seperti saya. Sementara di masa sekarang ini pemimpinnya adalah saya dan rakyatnya adalah orang-orang sepertimu“

Orang tersebut terdiam..

Keluasan Ilmu Ali Bin Abi Thalib - BAB IX


Ketika sayidina Ali diangkat menjadi khalifah dan umat silam membaiatnya beliau pergi ke masjid dengan memakai sorban dan selendang Rasulullah saw, memakai sandal Rasulullah saw lalu belliau naik mimbar dan duduk di atasnya sambil menyilangkan jari-jari kedua tangannya dan meletakan dekat perut.

Kemudian beliau berkata: "Maasyirannas...bertanyalah kepadaku sebelum kalian kehilanganku. Inilah wadah ilmu. Inilah air liur rasululah saw. Inilah yang Rasulullah saw tuangkan padaku berkali-kali. Bertanyalah kepadaku karena aku mempunyai ilmu-ilmu orang terdahulu dan orang-orang yang akan datang...”

Perkataan sayidina Ali itu tentu bukan sekedar omong kosong, tetapi sebuah kenyataan dan bukti kesiapan beliau untuk memberikan jawaban segala persoalan dan memberikan solusi yang tepat terhadap segala probela umat manusia.

Said bin al-Musayib berkata, “tidak ada seorangpun dari sahabat Rasulullah yang mengatakan itu kecuali Sayidina Ali bin Abi Thalib. Beliau berkali-kali mengatakan itu diatas mimbar” (usud al-Ghabah 4/22)

Sepanjang sejarah umat Islam ada beberapa orang yang bersesumbar seperti

Pemuda Al-Quds - KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB IV



Salam dari Demak

Dalam kitab Bihar Al-Anwar, diriwayatkan bahwa telah datang seorang pemuda dari Baitul Maqdis ke Madinah. Pemuda tersebut sangat tekun beribadah. Siang hari selalu berpuasa dan malam hari selalu bermunajat kepada Allah. Khalifah Umar Ibnu Khatab mengetahui hal itu dan selalu mendatanginya untuk menanyakan, barangkali ada yang diperlukan oleh pemuda tersebut. Tapi pemuda itu berkata kepada khalifah Umar, "kebutuhanku hanya kepada Allah semata."

sampai pada musim Haji tiba, pemuda dari Baitul Maqdis tersebut mendatangi khalifah. Ia berkata, "Wahai Amir al-Mukminin, aku hendak pergi Haji, tapi ada barang yang ingin aku titipkan kepada Anda, sampai aku kembali dari haji."


"mana barang itu?" Ujar Khalifah.

Pemuda itu kemudian menyerahkan sebuah kotak gading kecil.

Kepada pemimpin rombongan haji, khalifah mewasiatkan pemuda itu. Beliau berkata, "aku berwasiat kepada mu dengan pemuda ini." Kemudian pemimpin rombongan tersebut berkata kepada rombongannya untuk bersama-sama menjaga pemuda tersebut.

Sepanjang perjalanan, ada seorang wanita yang

KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB III (CINTA)



Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang,
Ku benamkan cintaku bersama sang surya

namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut
agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita
Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta

Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut
disekitar kita saat ini
Walaupun bukan tidak ada..
barangkali, kita saja yang tidak mengetahui saking rapatnya dikendalikan

Tapi,
kebanyakan justru

si Yahudi Menghitung Hari - KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB I



Assalamu’alaikum…
Bismillahirrohmanirrohim. Kisah Sahabat Rasul yang Mempunyai Kecerdasan Matematis Logis Luar Biasa berikut ini semoga bisa bermanfaat bagi siapapun.

Sahabat Rasul Muhammad (Shollu Allah Alaihi Wa Sallam) yang bernama Ali bin Abi Tholib (Karama Allahu Wajhahu Rodi Allah ‘Anhu) dikenal mempunyai kelebihan fisik yang sangat kuat, gagah serta pemberani di medan peperangan. Selain itu beliau dikaruniai oleh Allah SWT dengan kecerdasan yang luar biasa, beberapa hikayat menceritakan beliau mampu memecahkan persoalan matematis logis yang rumit hanya dalam hitungan detik !
Berikut beberapa cerita yang pasti membuat kita tercengang ….

Cerita 1. (Si Yahudi)
Satu hari seorang Yahudi datang kepada Sahabat Ali,

Anjing atau kambing? KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB BAB II




Anjing atau kambing?

Penyu Raksasa di Jepara
Seseorang datang menghadap Imam Ali dan berkata “seekor anjing mengawini seekor kambing dan sekarang kambing itu melahirkan. Kami tidak tahu apakah anak dari keduanya itu anjing atau kambing?

Imam menjawab “jika ia makan tulang berarti ia anjing, jika makan rumput berarti ia kambing”. “kadang ia makan rumput, kadang makan tulang” kata orang itu.

Kalau ia minum air dengan lidah berarti ia anjing, kalau dengan mulut berarti ia kambing”. “Ia pun kadang melakukan kedua-duanya”.

Imam Melanjutkan “jika ia berjalan dibelakang kambing berarti ia anjing, jika ia berjalan di depan atau ditengah-tengah mereka berarti ia itu kambing”.

Kadang ia berjalan didepan dan kadang ia berjalan dibelakang kawanan kambing”.

lihatlah, jika ia tidur diatas ekornya, ia adalah anjing. Jika tidurnya seperti kambing maka ia kambing”. “ia juga terkadang tidur dengan dua cara ini” kata orang itu.

Kalau hewan itu kencing seperti anjing maka ia anjing, jika seperti kambing maka ia kambing”. “kadang seperti anjing kadang seperti kambing”.

Akhirnya,

Selasa, 18 November 2014

MANUSIA YANG PELIT



Siapa sih yang tak mau kaya? Hayo ngaku.. nggak usah ditutup-tutupi.. malu? Kenapa malu? Kaya kok malu.. malu kok kaya.. eh..

Memang menjadi tabiat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah terpenuhi, tidak lantas kebutuhannya berhenti, tetapi akan naik dan terus naik mengikuti penghasilan yang ia miliki. Semakin tinggi produktifitasnya, pasti semakin tinggi pula standar kebutuhan hidupnya. Yang dulu makan tahu tempe sekarang naik jadi telur dadar, yang semula makan nasi sekarang makan spageti, yang awalnya minum es teh sekarang minum teh botol bahkan teh emberrrrr.. dan begitu seterusnya.

Itu baru urusan perut, belum lagi sandang dan papan yang menjadi kebutuhan pokok lainnya. Belum lagi perabotan rumah tangga dengan segala pernak-pernik yang ada. Dari TV, kulkas, mesin cuci, bla bla bla..
Masih ada lagi.. pendidikan, kesehatan, hiburan.. hm.... dulu waktu uangnya sedikit sekolahnya di Sekolah pinggiran, sekarang sudah berduit sekolahnya di... di mana ya?? Di tengah-tengah dong..?? hweheheh.. sekolahnya di sekolah favorit.. waktu lagi kere mandinya di jamban.. waktu kaya mandinya di toilet.. ups.. ape bedanye??

Thats enaugh!!
Setelah merasakan fase-fase di atas, Ada hal menarik dalam hidup manusia..
Ambil contoh kisah si Alan yang sedang tak beruang dan sakit mencret. Ceritanya dia berandai-andai. “andai saja aku punya uang, aku akan ke dokter. Sudah nggak kuat lagi menahan sakitnya perut ini.. sakitnya tuh di sini...!!!”, sambil ngelus-elus dompetnya yang bolong.

Rabu, 12 November 2014

Ada apa di balik kepala anak yatim??


 


Pada bulan Muharram ini, beberapa hari lalu - tepatnya tanggal 10 Muharram – adalah hari sakral bagi umat Islam. Hari tersebut dikenal sebagai hari asyuro – dari kata asyrun yang berarti sepuluh –, atau di beberapa daerah di Nusantara menjulukinya dengan nama lebaran anak yatim. 

Banyak orang-orang yang menyantuni anak yatim piatu, baik secara individual maupun kolektif. Santunan tersebut dapat berupa pemberian angpau secara pribadi langsung, maupun dengan mengadakan event sosial seperti khitanan massal.

Untuk acara khitan massal sendiri, anak-anak yatim dipersilakan atau bahkan diundang untuk mendaftarkan diri ke panitia. Tak hanya dibebaskan biaya, mereka juga mendapat satu stel pakaian baru lengkap peci dan sorban, serta uang saku pelipur lara. Yah, semua itu tergantung bagaimana skenario yang dirancang panitia dan darmawan yang menjadi sponsor.

ketika tiba waktu pembagian bingkisan atau angpau, para darmawan bergiliran mengelus kepala anak-anak yatim. bisanya lebih dari satu darmawan yang ikut andil dalam prosesi pengelusan kepala tersebut. Bisa tiga, lima, bahkan sepuluh orang.

Mereka sepertinya puas setelah turun dari panggung. Entah puas karena melihat senyum anak-anak, puas setelah maju di panggung dan dilihat orang banyak, puas dapat memberikan sedikit uang untuk disantunkan, atau puas karena dapat mengelus kepala-kepala di atas, dan berbagai alasan lainnya.
Menyantuni anak yatim adalah hal mulia dan patut untuk dibudayakan. Banyak nas yang menganjurkan masyarakat agar memelihara anak yatim serta larangan untuk menzaliminya. Seperti dalam surat al-Maun, ولا يحض على طعام المسكين , “dan janganlah kalian menghardik anak yatim”. Juga dalam surat al-balad dan al-Fajr, kita diperintahkan untuk memberi makan bagi anak yatim.

Perihal mengelus kepala ini adalah hal yang menarik, banyak orang tidak melewatkan kebiasaan ini. Mereka menganggap pengelusan ini adalah hal yang penting bagi diri si pemberi. Sesuai hadits Rasul :

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلي الله عليه وسلم من صام يوم عاشوراء من المحرم اعطاه الله تعالي ثواب عشرة الاف مللك ومن صام يوم عاشوراء من المحرم اعطي ثواب عشر شهيد ومن مسح يده علي راس يتيم يوم عاشوراء رفع الله تعالي له بكل شعرة درجة

Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra. Ia berkata : Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa puasa pada hari ‘asyura ( tanggal 10 muharram), Allah memberikan 10.000 pahala malaikat. Barang siapa puasa pada hari ‘asyura ( tanggal 10 muharram), Allah memberikan pahala 10.000 para syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pad tgl 10 muharram, Allah mengangkat derajatnya dengan setiap rambut yg diusap”. Manaahiij al-Imdaad I/521

Mungkin hadits di atas yang membuat para dermawan begitu antusias mengelus kepala anak yatim. Bila diibaratkan, kepala anak yatim adalah emas yang berkilau sehingga semua orang tertarik untuk menyentuhnya.

Ini bukanlah hal yang salah, bukan juga hal yang jelek. Akantetapi, kita juga harus memahami substansi dari elusan tangan kita kepada si yatim. Pengelusan kepala itu hanyalah simbol dari kasih sayang kita kepada anak-anak yatim. Kita dituntut untuk peka terhadap lingkungan yang ada di sekitar. Mau seratus kali mengelus atau satu jam kita membenamkan tangan di atas kepala anak yatim, kalau dalam diri kita tidak ada niat tulus untuk mengasihi, menyayangi dan melindungi, maka santunan kita, sedekah kita itu hanyalah sia-sia.

Mari kita tengok hadits rasul berikut:
"Sebaik-baik rumah tangga muslim ialah yang di dalamnya ada anak yatim yang dilayani dengan baik" (H.R. Ibnu Majah) 

"Aku dan pemeliharaan anak yatim, akan berada di syurga kelak", sambil mengisyaratkan dan mensejajarkan kedua jari tengah dan telunjuknya, demikianlah sabda baginda s.a.w. (H.R. Bukhari) 

Aduhai betapa indahnya kehidupan ini manakala kita bisa berbagi pada sesama. Memberi tanpa pamrih, menyantuni tanpa menunggu setahun sekali. Jadi, mari kita jadikan bulan Muharram ini untuk memulai berbagi kasih kepada yatim, kepada miskin, kepada muslim, kepada sesama, dengan hati, tanpa henti, selamaya.