Minggu, 12 Juli 2015

SECUIL SISA-SISA TAKHTIMUL KUTUB PP FUUL BUKO WEDUNG

Qori' - Mas Faizin Bungo

Sari Tilawah - Mbak Alfi Ketapang

Sambutan Panitia - Mas Mujib Bungo

wakakakakakk

Sambutan Santri Posonan - Mas Muham Wedung

Sabtu, 11 Juli 2015

SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI EMAK



Joko adalah seorang pemuda penganguran yang mengidolakan rhoma irama, ia memiliki seorang ibu yang yang tiap pagi selalu menyuruh joko untuk bangun pagi dan mencari kerja. Ibu joko juga berkeinginan untuk naik haji, tapi uang yang terkumpul hasil bertani garam belumlah cukup. Tiap pagi ibu joko selalu memandangi foto kabah yang sudah usang terpajang di dinding ruang tamu rumahnya. Suatu pagi ibu joko minta ditemani oleh joko berziarah ke makam-makam para wali di Demak untuk berdoa minta dimudahkan jalan untuk naik haji. Joko mengeluh dengan banyak alasan. Akhirnya joko menuruti kemauan ibunya.

Sepanjang perjalanan joko selalu mengeluh, ia bergumam kalau ibunya kolot, terlalu banyak percaya tahayul, dengan berdoa di kuburan para wali, menurut ia itu perbuatan sia-sia. Pertama mereka berkunjung ke makam sunan kalijaga, meminum air gentong dudo pun di perdebatkan oleh joko karena ia menganggap isi gentong dudo tesebut tidak higienis. Lalu mereka mampir ke museum masjid agung karena ibu joko tertarik dengan banyak peninggalan bersejarah disana, seolah-olah ingin mengubah paradigma ibunya yang kolot koko menjelaskan satu persatu isi di museum itu. Tapi ibunya tidak percaya dan menganggap joko hanya membual "mosok penganguran koyo kowe ngerti ki kabeh, ngapusi kowe".

Di tempat terakhir yang dikunjungi ibu dan joko yaitu makam syeh subakir yang terkenal ditengah laut, joko semakin antipati terhadap apa yang di lakukan ibunya, akhirnya joko tertidur pulas, dan bermimpi menjadi bintang dangdut dan berduet dengan seorang wanita cantik di hutan bakau yang dikelilingi lautan persis seperti video2 klip di tv2. Joko terbangun karena air laut menciprati dirinya, ternyata laut telah pasang, ia tertidur persis di pinggir pemecah ombak, ia panik, ia melihat sekelilingnya, hari telah sore, tidak tamapk sosok ibunya di sekitar sana. Ia tambah panik. Ia berkeliling tempat itu untuk mencari ibunya, bertanya kesana kemari, tentang ibunya. Ia juga tidak mendapati jawaban. Sampai akhirnya ia bertemu dengan kerumunan orang-orang. Ia bertanya kepada salah satu warga. Ternyata telah tenggelam seorang ibu di tengah lautan jasadnya sudah di bawa kerumah sakit. Kontan saja joko panik karena mengira korban adalah ibunya, dengan secepat kilat ia berlari mengambil motor bututnya menuju ke rumah sakit umum kota demak yang jauh dari tempat itu.

Sampai di RS joko bertanya kesana kemari ternyata bukan ibunya yang menjadi korban.joko senang sekaligus bingung, kemana lagi ia harus mencari ibunya........ Joko memutuskan untuk sholat di Masjid Agung Demak, meminta petunjuk kepada ALLAH SWT, hari hampir gelap joko keluar dari masjid sampai di depan masjid, ternyata ia melihat sesosok wanita tua sedang menumpang becak. Ternyata itu betul ibunya, joko senang bukan kepalang langsung memeluk ibuya dengan penuh sukacita....emak...emak...kemana saja dirimu... lalu emak dengan nada emosi berkata, "gundulmu, aku lagek sedelok neng wc wis mbok tinggali nek tengah laut, dasar kurang ajar"...joko tidak menggubris ibunya, hanya trus memeluk sambil menetaskan air mata bahagia. Dalam hati joko entah itu paradigma yang kolot, atau modern asalkan ia masih bisa melihat ibunya sehat dan bahagia, ia sangat senang dan akan terus berupaya membahagiakan ibunya, ia akan bekerja keras membanting tulang agar ibunya bisa naik haji

PEMAIN
Emak : Susilowati
Joko : Hendro Wibowo
Perawat IGD : Ecca Puji Astuti
Peziarah Makam Syeh Subakir 1 : Yanti Uni
Peziarah Makam Syeh Subakir 2 : Dhenok Mimin
Peziarah Makam Syeh Subakir 3 : Aiiu Sage Pawestri
Peziarah Makam Syeh Subakir 4 : Didi Wahyudi
Tukang Becak : Kasnan
Para pengantar haji : Keluarga Pak Nardi dan tetangga sekitar.

TIM PRODUKSI
Wisnu Ardi Pradana : Pimpinan Produksi Kordinator talent Kordinator lokasi
Anggri Ratnaningrum : Keuangan Legal advisor
Dimas Arisandi : Penulis naskah Sutradara Editor
Nur Ichsan : Penata gambar Asisten sutradara
Yatimul Chotimah : Penata artistik Wardrobe Make-up artist

ILIR-ILIR THE MOVIE


wah.. cah wedung main film.. rak ketang 58 detik.. Salut buat Ainul Bahar cah Kenduren..

Sebuah film tentang perjuangan hidup dua anak yang tinggal di Kota Demak, hasil intrepetasi syair/lirik tembang jawa "ILIR-ILIR". Tembang yang di populerkan oleh Sunan Kalijaga pada masa awal penyebaran Islam di Nusantara khususnya Pulau jawa. Tembang yang penuh dengan petuah/ajaran kehidupan di dalamnya.

Seluruh setting dan peran di film ini menggunakan 100% lokasi dan talenta baru di kota demak. Dengan tujuan mengangkat seluruh potensi yang belum "terlihat" di Kota Demak ........
"Kota" yang dulu Besar dan Melegenda......

Diproduksi oleh Sarangide production.

Kamis, 02 Juli 2015

PETASAN OH PETASAN

ilustrasi
 Semenjak jidatku bocor karena petasan aku berusaha menjaga diri dan menjaga jarak dari petasan. Hampir2 saja pak dokter menolak mengobatiku. sudah kesepakatan warga, kalau kena mercon tangung sendiri. dokter ga mw ikut campur. katanya. Waktu itu aq kelas 4 MI [kalau nggak salah].

Sebenarnya jauh2 hari ortu sdh melarang brmain petasan. "Bahaya, madharat, buang2 uang. Mending buat jajan". Gitu kata ibu.

Kalaupun ngebet pngen main api, ya cukup kembang api murahan yg ku nyalakan sambil lari-lari di kampung.

Gawatnya, siang yg panas itu puluhan anak dan remaja berkumpul di lapangan depan rumah. Satu persatu unjuk kebolehan menyalakan petasan miliknya. Ada yg bentuk segitiga, tabung dan bulat kaya bakso. Baik itu beli dari pasar atau handmade (ciah, kerajinan tangan).

Semua tampak kegirangan dan puas setiap petasan (atau kami menyebutnya "poyah") itu meledak. Entah kenapa mereka tertawa, aku ikut saja tertawa biar diakui sbg bagian dr kelompok mereka.

Hingga tiba poyah terakhir dipentikkan. Semua berkerumun mengelilingi. Ada yang unik. Ya. Poyah itu terbuat dari bekas wadah balsem.

Belum pernah aq melihat benda apakah itu, dan apa khasiatnya?. Pas aku bertanya apa itu, diantara mereka berceloteh.. "kembang api".

Nah, tak pelak aku semakin girang berharap ini adalah kembang api model baru yang akan ku tatap.
Eksekusi, semula yg berkerumun mendadak lari ke belakang. Sedang aku bergeming keheranan. "ada apa to". Mereka yg mundur masih berteriak tanda sumringah, akupun turut keplak-keplok. Hingga DOOORRRrrrr..

Sepertinya mataku kelilipan. Semuanya tiba2 menatapku. Mendadatj jidatku agak nyilu dan berasa ada lendir yg menempel. "Jidatnya berdarah", sahutnya.

Kuraba jidatku, dan benar. Jariku berlumur darah segar. Lalu aku menangis sejadi-jadinya..
Gara2 mercon 6 jahitan singgah di jidatku. Meninggalkan bekas yg ciamik dan unik. Sialnya, pementiknya msh saudaraku sendiri. Jadi serba salah.

dari pada uang buat beli mercon mending buat beli bakso mercon, ya nggak?

http://www.radarsemarang.com/2015/06/24/amankan-20-ribu-jenis-petasan.html

SAAT MAUT MENJEMPUT


kita tidak tahu kapan maut menjemput, izroil itu ada dan selalu sedia,
saat kita terlelap dia sudah siap,
saat kita terjaga dia bahkan berjaga-jaga,
saat kita bahagia dia tak kan lena,
saat kita santai dia sedang mengintai,
saat kita terpuruk mungkin dia dapat membuatnya lebih buruk

tak perduli berapa umurmu,
bagaimana nasabmu, apa tingkahmu,
kala memang ajalmu sudah,
tak ada yang bisa diperbuat selain menyerah
itulah trah manusia yang sebenarnya lemah
Tiada daya upaya kecuali Gusti Allah

Kita sibuk memikirkan hidup enak dengan harta, keluarga, tahta, dan segala
Tapi kita lupa memikirkan mati enak yang sebenarnya menjadi hasil akhir dari semuanya
Padahal dunia itu fana dan akhirat itu baka

Jikalau kita ingin masuk surga, kenapa kita tak mempersiapkannya?
Tidakkah kita takut saat maut datang kita dalam keadaan bergoyang? Dengan orang yang tak patut kita pegang?

Tidakkah kita malu, mau surga, tapi mulut dan perut tak pernah kita jaga?
Lidah meraung-raung kemana-mana
Sedangkan perut melahap apa-apa di sekitarnya.
Apa-apaan ini?

Bukankah siapa yang menanam dialah yang memanen?
Dan apa yang ia dapat sesuai dengan apa yang telah diperbuat?

Wahai saudaraku
Mari tundukkan kepala sejenak
Renungkanlah nasibmu
Ratapi dirimu
Betapa noda dan dosa telah mengotori jiwa dan raga ini
Tengoklah andai kita mati
Sudahkah amal kita cukup sebagai bekal di padang mahsyar?

Coba pandang wajah orang tuamu, kakak-adikmu, serta teman-temanmu
Mereka adalah orang-orang terdekat yang menyayangimu
Kalaupun sebentar lagi hidup kita berakhir
Setidaknya berikanlah senyum indah di wajah mereka
Warnai hari dengan kasih dan berbagi
Sehingga saat dikumandangkan tarji'
InnalilLahi wainnailahi rojiun
Kita dapat tenang menempuh hidup baru di alam sana
Tuhanpun tersenyum menerimamu sebagai hamba yang baik di sisiNya

Mari kembali ke jalannya
Berusaha ke fitrah manusia sbg pengabdinya
Irjii ila robbiki rodhiyatan mardhiyah
Fadkhuli ibadi fadkhuli jannati
Wahai jiwa yg tenang
Kembalilah ke tuhanmu dg ridha dan diridhai
Masuklah dlm hamba-hambaku
Masuklah dlm surgaku
siang yang panas
ghofurdz