Rabu, 04 Oktober 2017

Mbha Su ketemu Alien

Tersebutlah seorang Dukun sakti mandraguna di lereng Gunung Ngikngok bernama Mbah Su. Nama lengkap beliau adalah Sukiyo Tejo Menek Klopo Rene Rono Nggowo Telo Werno-werno. Saking panjangnya, hal itu membuat Mbah Su kesulitan saat ada pendataan penerima KIS dan PKH dari Kemensos. Lebih sulit lagi saat beliau mengikuti ajang IMD (Indonesia Mencari Dukun) yang diadakan salah satu stasiun TV Nasional. Meskipun begitu Mbah Su tak mau mengganti namanya agar lebih trendi. Katanya, ini pemberian orang tua, tak patut untuk diotak-atik. Walhasil, Mbah Su tetap dengan namanya yang njlimet.

Toh meskipun begitu, rejeki Mbah Su tak senjlimet namanya. Ndilalah beliau dikaruniai

Jumat, 09 Juni 2017

SARUNG NAIK KELAS


Sarung Nusantara
 
Di Indonesia semula sarung diidentikkan dengan busana masyarakat pedesaan (wong ndeso). Bahkan ia menjadi seragam wajib di pesantren. Ibarat dua sisi mata koin paara santri dan Kiai tak bisa dipisahkan dengan eksistensi sarung. Selain menjadi busana harian, sarung juga sering dikenakan berbagai kegiatan bernuansa keagamaan seperti shalat di masjid, pengajian, selamatan.

Para pejabat bersarung
Namun dewasa kini, sarung bukan lagi sekadar busana wong ndeso. Ia sudah jamak digunakan pada acara-acara formal. Para pejabat negara sering muncul dengan mengenakan sarung pada beberapa forum resmi. Masyarakat sudah mulai sadar bahwa sarung adalah salah satu kearifan lokal masyarakat Indonesia yang patut untuk dilestarikan dan dicintai.

Di era globalisasi ini

Senin, 05 Juni 2017

BIMBINGAN KONSELING

Berikut adalah tiga refleksi dari tiga film pendek tentang konseling.

1.      SISWA YANG TERLAMBAT

A.    DESKRIPSI

Diceritakan seorang siswa yang kerap datang terlambat mengikuti pelajaran sekolah. [Mungkin] Dengan alasan pendisiplinan, sang guru menerapkan punishment kepada siswa pelanggar berupa kekerasan. Hingga pada suatu hari sang guru memergoki siswa tersebut tengah sibuk bekerja sebagai loper koran. Siswa tersebut berlalu dari rumah ke rumah menyebar koran kepada pelanggan di pagi buta. Sang guru jatuh lemas mendapati penyebab kenapa siswanya sering terlambat. Beliau menyesal dan kecewa pada diri sendiri atas tindakan yang ia berikan kepada siswanya yang mana dilakukan tanpa upaya konseling yang benar.

Sabtu, 27 Mei 2017

TIGA KEGIATAN YANG RAMAI DILAKUKAN SAAT RAMADHAN

Menyambung tulisan saudara Azam Whell tentang fenomena tanda datangnya bulan suci ramadhan, saya juga hendak menghadirkan fenomena-fenomena lain dari sudut pandang berbeda. Jikalau saudara Azam Whell cenderung menyoal tentang makanan, saya akan membahas tentang kegiatan.

Bulan Ramadhan menyediakan banyak anugrah untuk kita semua. Di antaranya adalah anugrah banyaknya “Libur”. Ada libur awal ramadhan bagi yang masih sekolah. Ada potongan jam kerja bagi yang bekerja, ada cuti bersama, dan sebagainya. Dalam mengisi waktu luang saat ramadhan, berikut saya tampilkan tiga kegiatan yang ramai dilakukan saat Ramadhan.

1.      1. Tidur


Bagi yang belum terbiasa – shoimin newbie – , perut yang kosong membuat mereka tidak bertenaga. Aktifitas biasa dan ringan menjadi berat dan melelahkan. Contoh: njunjung galon air mineral pas awan-awan. Wah, beratnya seperti njunjung gabah se-kwintal. Atau saat mamah menuyuruh newbie, “Nduk, tukakno sabun ning nggone Yu Patemi”. Si newbie menjawab, “Aduh, Mah... Aduh..” (Jauh.., Mah.. Jauh). Padahal Cuma 100 meter.

Kekeroncongan tersebut membuat mereka menjadi anak manja dan nggak mau lepas dari bantal. Halah, jangankan bantal. Klesotan ning jubin leh empat jam juga betah. Saat dibangunkan ibu, “tangi nang!”. Dengan bangganya ia berkata, “tidur itu ibadah, mah!.”
Dasar Newbie! [ndi, cahe? Tak jiwite!]

2.      2. Nonton TV
Wis ndelosor, cekelane remot. Wah.. cocok!. Mau apalagi? Lengkap sudah liburan ini. Puasa 12 jam jadi tak begitu membosankan. Apalagi di TV ada belasan kanal yang siap menghibur penonton. E penonton.. Bulan ramadhan adalah bulan penuh kreasi. Semua perusahaan tv memamerkan acara-acara yang imut dan unyu-unyu seharian penuh. Dari acara dagel, berita, dan sinetron. Walhasil, dapat dipastikan tv di rumah akan terus menyala 24 jam non stop.

3.      3. Main game
Bagi para pe-mager sejati, bermain game mungkin semacam infus kala sakit. Saat virus lapar menjangkit kita hanya dapat mengelus-elus perut dan sambat, “Aduh yo.. maghribe kapan..??” padahal masih jam 10 pagi. Mau makan ndak berani, takut dosa. Alhamdulillah ya, iman mereka masih kuat. Badan lemas terkulai. Ndak ada kegiatan, mau apalagi? Akhirnya bermain game menjadi pilihan. Game dipercaya apat mengalihkan kelaparan. Nge-Game dapat dilakukan di rumah via henpon, personal komputer, atau juga playstation. Tengok saja tempat persewaan ps, saya pastikan kebak baik dari anak-anak, remaja, hingga kaum dewasa seperti saya. #eh.

Senin, 17 April 2017

Surat Terbuka dari Nelayan untuk Pak Jokowi



Assalamualaikum wr wb
Perkenalkan, Pak. Nama saya Ghofur asli Demak, usia 23 tahun. Saya seorang mahasiswa tarbiyah di salah satu perguruan tinggi negeri terfavorit di sepanjang Pantura yaitu STAIN Kudus. Bapak saya adalah seorang nelayan dan ibu sayalah yang menjual hasil tangkapan bapak. Di sini pekerjaan ibu itu disebut “Bakul seret”.
Dear, Bapak Presiden. Saya akan menceritakan keluh kesah bapak saya sebagai perwakilan dari segenap kelompok nelayan di daerah kami, Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Sejak beberapa waktu lalu bapak saya sudah resah akan penerapan kebijakan larangan penggunaan pukat hela dan ‘arat’ (cantrang). Bapak meminta saya untuk menulisnya agar sampai ke Pak Presiden. Dan inilah curahan hati bapak saya.

KOMPETENSI PROFESI GURU (KARAKTERISTIK, ASPEK, KOMPONEN)



Oleh: M. Abdul Ghofur (13103200050 dan Siti Noor Rohmah (1310320003)

Tak dapat dipungkiri, peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam sistem pengajaran karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk disampaikan kepada peserta didik. Di negara-negara maju kualitas guru sangat diperhatikan demi kemajuan bangsanya. Ho Chi Minh mengatakan: “No teacher no education no economy, and social development”. Pernyataan tersebut menyuratkan bahwa guru adalah akar dalam mengembangkan pendidikan, sehingga merambah ke bidang ekonomi, dan menuju dalam bidang sosial. Apabila dari akar sudah tumbuh dengan baik, maka pendidikan terjamin, ekonomi maju, dan kesenjangan sosial dapat ditekan.

Jumat, 06 Januari 2017

CAMP MAWAR




Tiba-tiba Iyem mengirim pesan ajakan muncak. Padahal aku baru saja pulang dari Semirang. Aku iyakan saja ajakannya dan ku minta dia untuk membicarakannya pada anak-anak. Kira-kira butuh waktu dua minggu untuk mempersiapkannya mulai dari penyebaran undangan (lisan sih), ropat-rapat, dan meeting-meeting gituh. 

Semula kami menjatuhkan tanggal 30-31 Desember agar kami memiliki satu hari waktu rehat mengingat tanggal 2 Januari sudah masuk sekolah. Namun apa daya, tanggal 30 aku sendiri ada tugas negara yang tak dapat ditinggal (walau akhirnya ku tinggal juga. xixi). 

Kami juga merencanakan untuk berkemah di curug Lawe. Anak-anak meminta usulan tempat padaku, aku jawab saja sekenanya. Padahal aku belum pernah berkemah di sana, hanya jalan-jalan terus pulang. Masih kurang yakin ku coba cari informasi apakah di sana bisa ditempati berkemah. Seorang teman mengiyakan, tapi aku sendiri masih ragu karena seingatku memang tidak ada tempat camp.