KMD sudah usai, lima hari bergumul bersama ada banyak hal
yang terjadi dan adak banyak orang yang menjadi. Jadi apa? Apa saja. Dari 4
sampai 8 Mei 2016 para mahasiswa PGMI STAIN Kudus semester enam digembleng oleh
Para pelatih hebat dari Kwarcab Pati. Namun, dibalik suksesnya acara tersebut
ada Lima tokoh yang perlu kita kenal lebih dalam. Beliau-beliau ini sangat
inspiratif dan penuh barokah. Orang-orang tersebut adalah lima tokoh yang
menjadi headline dan nyenengke ati. Sehingga untuk kedepannya, apabila berjumpa
orang-orang ini lagi, gerak-geriknya sangat patut untuk diperhatikan dan
diwaspadai.
Sebenarnya ada lebih banyak lagi sih, tokoh-tokoh yang full
barokah. Mung wae ben koyo On The Siput Kran TV, jadi jumlahe dibatesi.
Hehehe.. Kalian semua luar biasa kakak.. Kalian semua is the best deh.. Is the
best my student yes oke my teacher.. Lho ra.. Senam.. Mari simak lima tokoh terbarokah
ini..
1. Kak Tito
Kak Tito |
Setelah bergaul lebih intens dengan Kak Tito, ternyata beliau
orang yang asyik dan sumeh. Yang paling menarik dari Kak Tito adalah sifat perhatiannya.
E.. bukan.. bukan perhatian soal sudah makan atau belum.. Tapi perhatian untuk
turut andil dalam menyukseskan kegiatan. Sumprit, saya kagum dengan
semangatnya. Beberapa kali beliau menanyakan tentang peralatan yang kami
butuhkan, apa kegiatan selanjutnya dan apa yang harus beliau sediakan, kalau
butuh sesuatu dan terjadi apa-apa jangan sungkan bilang. Beliau juga
mengarahkan begini-begitu tentang apa yang tidak kami ketahui dengan ramah dan
sabar, beliaulah yang berinisiatif membawa teman kita yang sakit itu ke
Puskesmas. Wish.. big salut deh buat Kak Tito (Jempol mana jempol?). Hal itu
membuktikan Kak Tito itu orangnya dermawan dan sangaaaaat baik hati. Kapan-kapan
tak numpang mandi di rumahmu ya, Kak Tito. Hehehe
Satu kalimat dari kak Tito yang bikin saya terbang, “Marahi
wis kulina dadi panitia, aku ki rak iso mulih yen acara durung bener-bener
rampung”. Di saat yang lain sudah pulang, Kak Tito adalah orang terakhir yang
pulang dari lokasi. Saya melihat ini bukan masalah jauh atau dekatnya rumah,
tapi memang ketulusan dan ke-sepenuh hati-an dalam berkarya. Mantap, Kak!!
2. Ipik
Saya dan Ipik beserta temen PGMI lainnya sudah semester 6, artinya kita sudah 3 tahun berlalu lalang di kampus STAIN Kudus yang tercintrong. Namun, saya merasa baru melihat Ipik untuk pertama kalinya. (Sajake memang banyak diantara kita yang merasakan demikian. Mungkin temen-temen juga merasa baru pertama kali melihat saya).
Saat mengetahui bahwa ketua panitia acara ini adalah
perempuan, saya segera mencari-cari yang mana orangnya. Lalu waktu hari Jumat
itu (Saat kita dikumpulkan untuk pembekalan) saya melihatnya. “Wah, ketua
panitianya nyang kampus sarungan. Calon istri solihah nih”, gumamku. Saya
memperhatikannya menyampaikan pengarahan kepada teman-teman dengan baik dan
komunikatif. Wish.. nggak salah deh Ipik jadi pemimpin kita. Coooocok.
Ipik itu menarik, lain daripada perempuan pada umumnya. Dia
itu bebas make up (polos), apa adanya, cekatan, dan sederhana. Satu hal yang
mungkin tak bisa saya lupakan darinya adalah ketika kami di perpus. Waktu itu
temen-temen panitia bergerombol di sana guna persiapan acara (etok-etoke sih).
Nah, ada teman yang menumpahkan minumannya di lantai. Saya melihat, tapi
membiarkannya (lha mung sitik kok). Teman tersebut lalu keluar entah kemana
meninggalkanku dengan sejuta kenangan (preet!!). Sejurus kemudian, Ipik masuk
ke perpus, duduk manis di dekat lantai yang basah dan kotor barusan. “Eh, kok
teles ngene toh.. rusoh nda..”, katanya sambil manyun. Sementara itu saya hanya
diam mematung. Dan bim salabim, Ipik sedikit mencondongkan badan lalu mengelap
lantai basah tadi dengan roknya. Weladalah.. kok ono yo cah koyo ngene.. Itulah
ipik, mahluk tuhan yang unik. Sederhana, cekatan, tidak manja dan anti
mainstream.
3. Sang Pelatih
Kak Harso saat diwawancara |
Eni dipoto Kak Harso |
Kak Wahid orangnya asyik, murah senyum, baik, dan banget. Lhaiyo, kemarin
itu saya dipinjami kaset materi kepramukaan. Setelahnya, entah bagaimana
kasetnya bisa hilang. Kak Wahid hanya punya satu itu, oleh-oleh dari kwarnas
pula. Begitupun, kak wahid tidak marah ke kami. Sungguh kami (panitia) jadi nggak
enak hati. Diwehi malah ngilangno. Hm.. Sehingga kami harus berusaha untuk
mencari kaset yang hilang tersebut. Akhirnya diputuskan kami akan membeli kaset
baru dan mengopi ulang materi kepramukaan tersebut.
Malam-malam Kak Pur mendekati
gerombolan kami, mau apa beliau? Oh, beliau ngajak begadang, padahal
temen-temen udah pada ngantuk. Nyenengke wong ah, ditahan sedelok ngantuke.
Awalnya kami main tebak-tebakan. Tiga empat tebakan semuanya masih menarik.
Tebakan selanjutnya,, garing. Jadi angop deh.. Eit.. bukan pelatih namanya
kalau nggak punya ide menarik simpati. Kak Sarji lalu mengeluarkan jurusnya,
apa? Kartu Remi. Waduh, kami diperlihatkan sulap. Segera tak ucek-ucek mataku
ben melek. Malam itu Kak Pur menunjukkan kepiawaiannya menipu orang. Wah, jan
tenan. Kak Pur membuat saya, ipik, ayuk, agnes, icha, irul, dan nanang kelihatan
bloon. “Iku piyeeee iku.. lha kok isoooo..?”, hanya kalimat itu yang muncrat dari
mulut kami setelah kak ali selesai perform. Kamipun membujuk agar beliau mau
mengajari triknya. Karena kak ali adalah pelatih yang baik hati dan tidak
jomblo, beliaupun siap ngajari kami. Dan malam itu pun menjadi malam yang panjang
karena diisi mata kuliah “Pembelajaran Remi” dengan bobot 2,5 SKS.
Semua pelatih baik-baik lho.. seperti Kak kamari.. tadi
ngasih jajan buat minum temen-temen.. lumayan teh botol awan-awan... adem.. Juga
tadi.. kak Ihsan bagi-bagi jaket.. (Agnes ambi Icha entuk. Aku hare ra entuk..
mewek ah ..), Kak Ali, Kak Afas, Kak Pur, Kak Arum, dan pelatih-pelatih lainnya
yang tak dapat tak sebut satu persatu.
4. Iqbal
Iqbal menggila |
Namun begitu, sekalem-kalemnya iqbal, ternyata dia juga bisa
ngedan (baca: menggila). Masa iya, kardus dipakai jadi tas, keliling ruang
sambil nyapu. Udah gitu minta difoto lagi.. (Koplak tenan). Sebagai adik
tingkat (baca: yunior), iqbal adalah adik yang keren. Dia dapat bersikap sopan
santun pada yang lebih tua dan mau mendengar pengendikan kakaknya (baca:
senior) dengan baik. Dia juga bisa diajak bekerja sama, dalam suka maupun duka.
Asek.. buat kakak-kakak.. nggak nyesel deh punya adik kaya iqbal. Ada yang mau?
Silakan dibungkus dan dibawa pulang. hehe
5. Empat bersaudara
Empat bersaudara ini terdiri dari adik-adik saka perhutani
yakni, rahman, kembar irul dan nanang, dan luthfi. Semula, tak kira mereka ya
sepelantaran kita. E ternyata, adik kelas. Yen kanggo aku malah adik kelas
adoh.
Seperti Rahman, saya kira kakak kelasku malah.. ternyata
adik kelas. Dia ramah banget, sopan, hemat, cermat dan bersahaja (menepati dasa
dharma tenan). Kemarin dia mengantar saya keliling sekitar Pati buat cari DVD
kosong. Wangile sakpore cah, untunge leh ketemu. Lha piye, gan? Lebih dari lima
toko disambangi, semuanya nihil. Saya saja hampir menyerah, justru Rahman tak
kenal lelah. Piye jal perasaan kakang Arjuna?
Bagi sebagian teman-teman, Irul dan Nanang ini kembar. Ya
sih, wajah mereka memang mirip, mung wae Irul luwih bantet. Hehe. Namun begitu,
mereka berdua menyangkalnya. Mereka merasa keduanya tidak ada mirip-miripnya,
tapi teman-teman masih saja mengklaim mereka itu kembar. Awalnya, saya
sependapat dengan Irul dan Nanang, mereka itu memang nggak mirip sama sekali.
Namun, melihat mereka itu kompak dan klop dalam segala tugas yang lalu seperti
mengambil jatah nasi, memasang penerangan, membuat pioneering, dan juga pas
menggoda Agnes dan Ipik. Wah, kompak banget. Hingga membuat saya berubah pikiran. Mereka memang kembar,
identik, cocok dan berjodoh. Sepertinya mereka berdua layak jadi sepasang suami
istri. Haha.
Terakhir, Dik Luthfi. Dari keempat anggota saka perhutani
ini, hanya Dik Luthfi yang masih SMA. Baru kelas dua pula. Hm.. padahal dari postur tubuhnya, ia seperti
sudah menginjak bangku kuliah (diinjak-injak meh demo, bro). Dik Luthfi ini
dari wajah dan gaya bicaranya, ia seperti anak rumahan, penurut, dan nggak
neko-neko. Namun kenyataannya, dia itu suka ngucir rambut. Gimana? nggak
nyambung kan? Ya sudah, lupakan. (Maksudnya, lupakan mantanmu! Dik Luthfi tetep
dieling. Hehe.)
Dik luthfi ini orangnya simpel dan keren. Wajahnya sih
polos, kaya lugu-lugu gimana gitu, tapi tangannya terampil lho!. Dugaan kalau
dik luthfi itu anak mama yang manja dan lembek salah total. Terbukti dia bisa
membuat tripod tiag bendera. Bisa ambil bagian dalam penjelajahan dan outbond.
Dan itu dilakukan dengan baik, tanpa canggung. Tadi waktu peserta dan pelatih
sudah pulang semua, saya melihat dia menyapu bersih lantai aula yang bleduk
berguduk itu. Sebelumnya dia juga melu-melu usung-usung dan otong-otong
mebelair. Jan kuat tenan, sangkaanku salah total.
Dek Luthfi yang sregep |
Jujur, saya sempat dibuatnya terpingkal atas respon
candaanku padanya. “Dik ayo makan!”, ajakku menawarkan nasi bungkus yang
kuhidangkan di depannya. “Iya, kak. Nanti”, jawabnya. Lalu kubuka bungkusan
nasi itu dan kuserahkan sendok padanya, “Dik, suapin kakak, dong!!”. Coba
tebak, apa jawabnya?? Begini jawabnya, “Oh, jadi sekarang kamu jadi manja,
ya!!”, jawabnya dengan nada manja juga. Lalu aku tertawa sendirian untuk
menertawai diriku sendiri. Dengan gaya khas Wendi Cagur, saya berujar,
“Helloww, gueh anak kuliahan semester enam dan eloh anak SMA kelas duah, lalu
elo bilang ke gueh.. ‘jadi sekarang kakak jadi manja ya’… Ih, Asem nda..”, di
situ saya merasa isin. Dan dik luthfi pun hanya ndrenges melihat saya mewek.
Demikian 5 tokoh terbarokah versi behind the scane. Setelah
membaca artikel ini, saya doakan Ijazah KMD anda menjadi ijazah yang barokah. Semoga
ilmu yang kita dapat bermanfaat. Tetap berlatih, kakak!!
*) Ghofur sing Cah LK lhooo!! Sing omahe Demak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar