MENYAPA KAWAN LAMA
Oleh : Ghofur Dzulhikam
Beberapa dari
kita pasti pernah merasa kagok bila bertemu spesies ini. Apa yang kamu lakukan
bila mendapatinya? Apakah (a) berpaling muka dan pura-pura sedang nggali kubur,
(b) kabur dan ngumpet di WC umum, atau (c) menghampirinya dan berteriak, “Tukiyem..
aku cinta padamu..”. ah, kegilaan macam apa ini. Tentu kalian nggak ada yang
milih salah satu dari ketiganya ya. Aku yakin kok, kalian masih normal. Wekekekek.
kawan lama,
ini bukan nama PO (Perusahaan Otobus) lho ya.. nggak sengaja kuwi.. tapi kawan
lama ya kawan lama.. konco lawas.. ndek jaman mbiyen pas isih enum lan imut2,
okeee. Expresi ketika melihat kawan lama, umumnya kamu akan kaget, “Lho kok
isih urip cah iki?”, ya to?. Tapi kita lebih suka mengatakannya dalam hati. Takut
dia GeeR dan menjawab “He’eh kok, kowe harang kok yo rak mati-mati”. Kalau gitu
jadinya kan bentrok coy. Nggak asik, kan. Masak nggak ada orkes ada bentrok.
(pesan moral buat orkes-ers).
Sehingga
kamu akan bilang, “Kok kamu di sini?” atau “Lho, kamu ngapain di sini”. Hayo..
benar kan.. ehem.. ehem.. *muka ganteng*. kalau dia adalah teman dekat semasa
dulu, pasti kita girang banget, trus ngobrol ngalor-ngidul. Siapa sih yang mau
kehilangan moment langka seperti ini. Bertemu dengan soulmatenya. Hari ini
bertemu, besok siapa tahu?
Namun, kalau
yang ditemui adalah kawan yang biasa-biasa saja, atau tidak begitu dekat, atau
bahkan musuh lama. Ya kita cuek bebek sih.. kenal dia juga nggak ngaruh. Widiw..
sombong nih.. Ah, masa lalu biarlah berlalu. Jangan kau ungkit jangan ingatkan
aku.. E e e.. malah nyanyi. Lebih-lebih kepada musuh lama.. nah lho.. hare gene
masih nyimpen dendam.. ingat broo lebaran kemarin kata mbah yai semua manusia
udah fitrah. Kalau kita masih nyimpen itu dendam ya nggak jadi fitrah (suci) to
ya.. so, buang semua kebencian itu.. berdamailah dengan waktu.. semua pilu perih
sembilu, biarlah pergi bersama indahnya senyum maafmu.. asek-asek..
Kenapa ya,
kalau kita ketemu kawan lama kok lidah ini jadi susah untuk menyapanya. “ngapain
aku nyapa dia, dia aja nggak nyapa aku kok”, ungkapan basi yang biasa dijadikan
alasan. Pertinyiinyi adalah, kenapa kamu merasa lebih berhak untuk disapa?. “Lha,
saya kan lebih tua, atau lebih senior, atau lebih kaya, lebih cantik, lebih
gembrot, lebih item, lebih lebih lebih …”. STOP. Lebih songong maksudmu?. “Lho..
kok gitu?”. Iya to, apa salahnya yang lebih tua menyapa, dosa apa kalau yang
lebih senior menegor?, nggak kan? Lha iya. Cukup. Mulai sekarang nggak ada lagi
alasan seperti itu. Mari kita menyapa kawan lama, kita melihatnya, kita
bahagia,, oh. Saudaraku, apa kabarmu. Siapa tahu, dia dapat menjadi inspirasi
kala itu. Siapa sangka kita yang dapat menjadi inspirasi untuknya. Ihiiirrr..
“Dia juga
melihatku, tapi dia nggak mau nyapa”. Ah, mungkin dia lelah. Yowis to, kita
yang mulai.. “Ta..ta-ta tapi”. SUDAH.
SELESAI PERKARA. “aku mau nyapa sih, tapi aku ragu, wajahnya masih samar-samar.
Kwi koncoku tah dudu”. Ciyeee.. yang jago ngeles.. kalau gitu, pendelik-ilah
dia sampai benar-banar yakin. Kalau dia adalah mantan lamaku. Ups… kawan lamaku.
Ciye.. eling mantan. Nek mantan wae seh iso mbedakke.. wakakakak…
Nah, kalau
terjadi yang disapa ternyata orang lain?. “Hoi, Mbak Tukiyem”, sambil
cengar-cengir. Lalu dia menjawab, “Heh, sapa kowe. Ngak kenal juga. Ngapain nyapa-nyapa”.
hahaha.. malu juga sih, kamu pernah nggak
kaya gitu? Aku sih sering. Hahaha.. malah itu jadi trik buat kenalan cewek..
tanya nama, alamat, no, hp, no. sepatu, pin bbm, pin atm.. dll wakakakak,,
Well, hal di
atas memanglah catatan agar kita senantiasa memelihara hubungan baik. Silaturrahim.
Kan silaturrahim dapat memperbanyak rejeki. Ben sugih, trus tuku mobil, tuku
omah, trus selametan munggah kaji.. RASAH NDRENGES.. kalau emang sampean punya
kepribadian intropretttt.. yang sukanya diam.. diam topo broto ning guo kreo..
ya silakan.. weruh kancane meneng yo rapopo. Barangkali kita lagi capek, atau
mungkin bingung yen ketemu lalu mau ngomong apa. Lha wong mbiyen konco tapi rak
patio kenal. Asal di hati tetep santai tanpa ada pikiran buruk. Ning yen disopo
yo kudu mbales.. “assalamualaikum mbak tukiyem”. Ngono wi dijawab. “waalaikumussalam
mas parjo”. Ngono kan wapik. Ojo malah mbesengut, mendelak-mendelik koyo
sakarotul maut nazak jahim. Naudzubillah. Hish.. minimal senyum, lah. Senyummu mengalihkan
duniaku.. ihiirrr.. aselole..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar