Rabu, 15 Desember 2021

BAGAIMANA JIKA ISTRI BEKERJA (?)

Lala adalah seorang teman baikku. Sejauh ini kita sudah berkenalan almost 7 years. Dan did you know, kita bukan kenal karena teman sekolah atau teman kuliah. Bukan juga tetangga atau teman kerja. Nyatanya kita adalah teman maya alias teman online. Stop! Jangan kira kita saling kenal lewat aplikasi cari jodoh ga jelas gitu ya. Kami ga segabut itu. 



Mula-mula kita berinteraksi lewat sebuah grup bahasa inggris facebook. Bermula dari comment, lanjut inbox, dan tukeran nomor Whatsapp. Ups.. sama aja ya.. ternyata dulu kami emang gabut. Wkwk.

And then, dari situ kita mulai saling cerita, terbuka, dan cocok buat ngobrol. Kita sama-sama suka ngelawak dan tentu saja belajar bahasa inggris. And you know, baru empat tahun kemudian kita ketemu tatap muka secara langsung. Wkwk. Terharu guah.. Dan akhirnya....

Kenapa? Nungguin cerita cintanya ya? Wkwk. Enggaa... kita ngga ada perasaan apa-apa.. ya saling support aja sama pilihan hidup masing-masing. Dia lulus kuliah dan kerja di sana.. Begitu juga denganku.. hehe..

Udah gitu aja perkenalannya. Tiba saatnya dia menikah dengan pria idamannya. Berhubung dia adalah teman baikku, tak sempetin dong datang ke acara pernikahannya. Yah walaupun harus melewati empat kabupaten. Heheh. Yang pasti aku ikut seneng.. Punya temen bisa mentas naik ke singgasana pelaminan.

But one day dia tiba-tiba nelpon aku. “Penting”, katanya. Dia mau curhat soal sikapnya kepada suaminya yang ia kira keterlaluan. Apa itu? Jadi penisirin.

Lala ini seorang wanita karir. Halah! Perempuan bekerja, maksudnya. Sejak kuliah dia sudah nyambi jadi tutor les. Loh.. kok malah balik ke perkenalan lagi. Ya gapapa.. Kalau ceritanya enak ikutin aja.. hehe.

Jadi dia nggak ngandelin uang kiriman ortunya buat biaya kuliah dan hidup. Tapi dia juga berpikir how to make money so she can afford her need kek jalan and jajan. Iyakk cah iki ncen senenge dolan mbi njajan. Mulo awake semog. Hahahah. Sorry ya miss.

Meskipun itu.. Dia masuk kategori sebagai perempuan cerdas. Bagaimana tidak? Baru setahun jadi tutor bimbel, dia malah buka bimbel sendiri nyaingin bosnya. Gilak ni cewe. Gada akhlak wkwk. But it doesn’t matter.

Makin hari bisnis bimbelnya makin berkembang dan berbunga. haha. Berbunga. Haha.. riba.. woy... Ia berhasil merekrut puluhan tutor dan dia menghandlenya dengan baik. Selain itu dia juga bekerja sebagai pengajar bahasa inggris di sebuah sekolah pesiar. Apa ya nyebutnya.. intinya tugasnya membekali bahasa inggris buat para calon tenaga kerja kapal pesiar sama hotel. Keren khhaannn.

Dan waktu pandemi kemarin saat bisnis bimbelnya surut ia juga tidak berdiam diri. Ia tetap berusaha nyari kerjaan lain demi sesuap pizza. Iyah.. dia diet nasi.. Eh serius, dia pernah jualan pizza. jadi dia pake mobil temennya buat jualan di pinggir jalan. Saingan sama sales PHD beneran. Wkwk.

Dia beranggapan bahwa perempuan itu jangan lemah. Perempuan itu harus bisa berdikari., bisa nyari duit sendiri, ngga hanya ngandelin uang dari suami (mbesok). Jadi kalau ada apa-apa, misal ditinggal cowok, perempuan masih bisa tegak dan menjaga harga diri. Wasekk.. Aku iyain aja deh. Dalam hatiku berpikir, ini cewe keknya cocok deh jadi kepala keluarga. Wkwk.

Nah.. cukup ya.. kalian udah dapat gambaran who is Lala? Yes.. she is semog.. Ouch no!!! I mean dia cewe yg berpendidikan, mandiri, berprinsip, dan jualan pizza. Ah.. dahlah.. serah.. wkwk

BTW sekarang dia juga nyambi kerja sebagai marketing representative online. Halah.. sebut aja mbak-mbak kastemer serpis. Tugasnya ngangkat telpun, halo-halo, ngrangkep apdet status, stori, postang-posting, dll tetek mbengek. Dan bisnis bimbelnya ya tetep jalan dong. Dia remote doang di rumah. Oh ya, aku belum cerita. Bulan lalu dia baru saja menikah dengan seorang pria cakep, kerjaan bagus, 8 digit, pinter, rajin menabung, tidak merokok, sayang anak, sayang mertua, pokoknya sesuai kriteria laahh.

Nah.. uniknya, segudang pencapaian yang wow itu justru mendatangkan masalah baru. Semangatnya dalam mengejar mimpi sebagai “wanita karir” membuat dia sibuk dan cukup sibuk dan mayan sibuk dengan kerjaanna. Apalagi kalau sudah dapat deadline dari bosnya tentu mengganggu quality time dengan suaminya.

Manten anyar kan wayahe nganu ya.. e.. jalan-jalan.. makan-makan.. dan sholat malam... huwehehe.. nah.. itu berulang kali delay gara-gara kerja. Ga jadi ‘naik’ pesawat kan.

Gimana tidak jadi masalah? Saat suami putek kerjaan, pulang ke rumah itu maunya cerita ke istri, sharing, siapa tahu bisa ngasih solusi. Atau minimal ngurangi beban pikiran lah. Suntuk bisa hilang saat melihat senyum pasangan. Ngobrol apa kek, ngelawak, manjah-manjah, ngrasani tonggo, haha-hehe bareng. Lu mayan bisa meredakan stress. Ya walaupun habis itu putek lagi. Wkw

Lha ini kejadian suami putek kerjaan eh si istri juga putek sama kerjaannya. Sama-sama putek terus mau ngapain? Jambak-jambakan? Akhirnya pada diem-dieman deh. Canggung. Mana suaminya lemah lembut pula. Dia ga berani ganggu istrinya.

Ada lagi kejadian. Yang ini parah emang. Jadi mereka berdua jalan kan ke Bandung. Cari suasana yang ‘in’ biar bisa ‘in’. Di rumah terus suntuk. Ngga enak sama mertua. Ups. Nah, waktu jalan sore di Mall, tiba-tiba Lala dapat tilpun dari client dan mau ngga mau dia harus handle itu. Akhirnya dia balik ke hotel, pinjem meeting room cuma buat halu-halu sama client english. Dan itu berlangsung sore ampe malem. Gilak.

Lu tau apa yang lebih gilak? Setelah tilpun ditutup dia baru nyadar, “Suami gue di mana ya?”. Eh.. si Juminten ya ampun.. lu nyadar nggak sih lu.. lu dah punya suami.. diajak liburan malah kerja. Punya suami bukannya ditemenin malah ditelantarin. Wkwk

Ya untungnya si suami orangnya santuy dan pengertian. Bisa memahami peyempuan model juminten itu. Wkwk. sebelumnya mereka memang punya kesepakatan perihal pilihan Lala untuk bekerja. si suami bilang, “Yes honey.. just the way you are. Do what make you happy”.

Tapi kalau endingnya kaya gini ya harus dievaluasi memang. Untungnya Lala segera sadar dan merenung tentang ini. Nah, sebagai seorang sahabat yang super tentu sudah saatnya Om Maryono ngasih golden ways aways aways bablas angine.. Nasehat buat Juminten dan sebangsanya kali aja punya kasus serupa. Makalah ini kami buat dengan judul... ISTRI SIBUK BEKERJA SUAMI MENGGILA.

Jadi begini anak muda. Bekerja memang suatu pilihan yang bagus dalam menata pondasi ekonomi rumah tangga. Banyak keluarga berantakan gara-gara ekonomi. Memang. Namun, jangan lupa banyak pula keluarga pisah gara-gara ga ada waktu ketemu. Kita perlu merenungkan kembali sebenarnya kenapa kita memilih bekerja?

Bagi si suami jelas kan ya.. kerja buat nafkahi keluarga. Kan kepala keluarga. No debate ya.. kapan-kapan wae nek pengen debat. Haha. Lalu bagaimana dengan istri? Membantu suami? See.. suamimu cukup mapan dan mampu menafkahimu dengan baik.

Keinginan perempuan untuk bekerja bisa jadi adalah sebuah aktualisasi diri. Ini loh aku.. aku juga bisa mandiri.. aku bisa berpenghasilan.. jangan pandang remeh aku. Dlsbgnjr.

“Emm.. iki bikirji biit tibinginki sindiri. Biyir kili bili ipi-ipi gik minti siimi”. Ya alasan logis sih. Ah.. pinter banget juminten nyari alasan. Sek.. sek.. tak mikir..

5 menit kemudian setelah garuk-garuk kepala sampai kaki.. Jadi gini jum.. kamu tahu kan kamu udah gak jomblo lagi. Sekarang kamu sudah menikah dan mempunyai pasangan. Kalian memutuskan hidup bersama. Maka kalian harus ada untuk satu sama lain. Kamu punya suami yang harus kamu mengerti. Dia lelah dia butuh kamu. Dia ingin bersamamu. Dia ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu.

Ya memang banyak kita jumpai istri bekerja, rumah tangga masih aman, dan nyaman. Iya.. banyak. Mereka bisa menghendel dengan baik keinginan dan ego masing-masing. So, gak salah dong kalau perempuan bekerja.

Iya emang nggak salah.. The point is.. salah satu di antara kalian harus ada yang menepikan ego. Masalahnya, Juminten dan suaminya ini ada ketidaknyamanan dengan kondisi imbas dari pilihan istri bekerja. Kalau hal itu terus dipaksakan.. Worthy nggak bila kamu mementingkan pekerjaan, karir moncer, namun menurunkan kualitas hubungan rumah tangga? Terus buat apa kalian menikah?

Soal pembuktian, Ten.. Juminten.. kamu sudah berkenalan jauh dengan suamimu. Suamimu gelemr abi mbi kuwe yo mergo ngerti siapa dirimu. Kamu itu berpendidikan, mandiri, berprinsip, dan jualan pizza. Jadi kamu nggak perlu membuktikan siapakah dirimu.

Kamu nggak kerja pun suamimu tetap mencintaimu. Dia tak akan mengecapmu sbg istri toxic yang kerjaannya ngabisin harta suami. Paling cuma jalan dan jajan. Hahah. Jadi, ingatlah kata pemerintah, jaga diri, di rumah aja. If you smart, you should be smarter then. Silakan berkerja. Tapi yang longgar. Yang kamu punya cukup waktu untuk keluarga. Bagi kalian untuk saat ini yang mahal bukan uang, tapi waktu. Jangan jual waktumu demi uang. Duwikmu wes akeh.

 “Kok segitu yakinnya aku harus melepas pekerjaanku?”.

Jum, apa kamu nggak yakin Tuhan itu maha kaya. Di luar sana masih banyak kok pekerjaan yang lebih baik buat kamu. Yang cuannya juga lebih nyuan. Yang nggak perlu nguber-nguber kamu sampe nelantariin suamimu. Untung gak ditemu cewe lain kan.

Kalau-kamu masih sibuk dg urusanmu terus bagaimana kalau suamimu putek dan malah cari yang lain. Soalnya kamu nggak ada. Repot khan.. Istri sibuk bekerja suami main ke rumah tetangga. Judul bagus tuh... Pak PH.. Indosyi’ar... tayangin dong...

Tenang, Jum! Kita niati pilihan kita sebagai langkah berbakti pada suami. Jadi ibadah, kan. Yang pasti doain aja.. semoga kalian sekeluarga sehat.. suami bisa promosi jabatan. Dan siapa tahu habis ini kamu dapat proyek bagus.

Terakhir, Seperti filsuf Yu Nanik bilang, The rabi is kompromi. Artinya menikah adalah sebuah negoisasi atas dua buah gagasan. Harus ada yang mengalah, toh tujuannya juga demi kebahagiaan bersama.

Suamimu pernah bilang, “Yes honey.. just the way you are. Do what make you happy”. Ingat Jum, suamimu bilang begitu karena dia tahu siapa dirimu.. yang ingin kebebasan dan suka banget golek duwik. But you should understand that he always need you by his side. Jangan menunggu dia ndemimil. Cinta itu memahami. Puncak cinta adalah ketika kita mengerti tanpa harus mengatakannya. ibarat suami bilang ehem,,, kui ndang gawekno kopi. Dan kalau suami bilang emmhh ehhh.. emmh.... uhh... fix dia sariawan.

Demikian makalah ini kami buat semoga Juminten kembali ke jalan yang benar. Yasudah.. sana hanimun.