Rabu, 15 Desember 2021

BAGAIMANA JIKA ISTRI BEKERJA (?)

Lala adalah seorang teman baikku. Sejauh ini kita sudah berkenalan almost 7 years. Dan did you know, kita bukan kenal karena teman sekolah atau teman kuliah. Bukan juga tetangga atau teman kerja. Nyatanya kita adalah teman maya alias teman online. Stop! Jangan kira kita saling kenal lewat aplikasi cari jodoh ga jelas gitu ya. Kami ga segabut itu. 



Mula-mula kita berinteraksi lewat sebuah grup bahasa inggris facebook. Bermula dari comment, lanjut inbox, dan tukeran nomor Whatsapp. Ups.. sama aja ya.. ternyata dulu kami emang gabut. Wkwk.

And then, dari situ kita mulai saling cerita, terbuka, dan cocok buat ngobrol. Kita sama-sama suka ngelawak dan tentu saja belajar bahasa inggris. And you know, baru empat tahun kemudian kita ketemu tatap muka secara langsung. Wkwk. Terharu guah.. Dan akhirnya....

Kenapa? Nungguin cerita cintanya ya? Wkwk. Enggaa... kita ngga ada perasaan apa-apa.. ya saling support aja sama pilihan hidup masing-masing. Dia lulus kuliah dan kerja di sana.. Begitu juga denganku.. hehe..

Udah gitu aja perkenalannya. Tiba saatnya dia menikah dengan pria idamannya. Berhubung dia adalah teman baikku, tak sempetin dong datang ke acara pernikahannya. Yah walaupun harus melewati empat kabupaten. Heheh. Yang pasti aku ikut seneng.. Punya temen bisa mentas naik ke singgasana pelaminan.

But one day dia tiba-tiba nelpon aku. “Penting”, katanya. Dia mau curhat soal sikapnya kepada suaminya yang ia kira keterlaluan. Apa itu? Jadi penisirin.

Lala ini seorang wanita karir. Halah! Perempuan bekerja, maksudnya. Sejak kuliah dia sudah nyambi jadi tutor les. Loh.. kok malah balik ke perkenalan lagi. Ya gapapa.. Kalau ceritanya enak ikutin aja.. hehe.

Jadi dia nggak ngandelin uang kiriman ortunya buat biaya kuliah dan hidup. Tapi dia juga berpikir how to make money so she can afford her need kek jalan and jajan. Iyakk cah iki ncen senenge dolan mbi njajan. Mulo awake semog. Hahahah. Sorry ya miss.

Meskipun itu.. Dia masuk kategori sebagai perempuan cerdas. Bagaimana tidak? Baru setahun jadi tutor bimbel, dia malah buka bimbel sendiri nyaingin bosnya. Gilak ni cewe. Gada akhlak wkwk. But it doesn’t matter.

Makin hari bisnis bimbelnya makin berkembang dan berbunga. haha. Berbunga. Haha.. riba.. woy... Ia berhasil merekrut puluhan tutor dan dia menghandlenya dengan baik. Selain itu dia juga bekerja sebagai pengajar bahasa inggris di sebuah sekolah pesiar. Apa ya nyebutnya.. intinya tugasnya membekali bahasa inggris buat para calon tenaga kerja kapal pesiar sama hotel. Keren khhaannn.

Dan waktu pandemi kemarin saat bisnis bimbelnya surut ia juga tidak berdiam diri. Ia tetap berusaha nyari kerjaan lain demi sesuap pizza. Iyah.. dia diet nasi.. Eh serius, dia pernah jualan pizza. jadi dia pake mobil temennya buat jualan di pinggir jalan. Saingan sama sales PHD beneran. Wkwk.

Dia beranggapan bahwa perempuan itu jangan lemah. Perempuan itu harus bisa berdikari., bisa nyari duit sendiri, ngga hanya ngandelin uang dari suami (mbesok). Jadi kalau ada apa-apa, misal ditinggal cowok, perempuan masih bisa tegak dan menjaga harga diri. Wasekk.. Aku iyain aja deh. Dalam hatiku berpikir, ini cewe keknya cocok deh jadi kepala keluarga. Wkwk.

Nah.. cukup ya.. kalian udah dapat gambaran who is Lala? Yes.. she is semog.. Ouch no!!! I mean dia cewe yg berpendidikan, mandiri, berprinsip, dan jualan pizza. Ah.. dahlah.. serah.. wkwk

BTW sekarang dia juga nyambi kerja sebagai marketing representative online. Halah.. sebut aja mbak-mbak kastemer serpis. Tugasnya ngangkat telpun, halo-halo, ngrangkep apdet status, stori, postang-posting, dll tetek mbengek. Dan bisnis bimbelnya ya tetep jalan dong. Dia remote doang di rumah. Oh ya, aku belum cerita. Bulan lalu dia baru saja menikah dengan seorang pria cakep, kerjaan bagus, 8 digit, pinter, rajin menabung, tidak merokok, sayang anak, sayang mertua, pokoknya sesuai kriteria laahh.

Nah.. uniknya, segudang pencapaian yang wow itu justru mendatangkan masalah baru. Semangatnya dalam mengejar mimpi sebagai “wanita karir” membuat dia sibuk dan cukup sibuk dan mayan sibuk dengan kerjaanna. Apalagi kalau sudah dapat deadline dari bosnya tentu mengganggu quality time dengan suaminya.

Manten anyar kan wayahe nganu ya.. e.. jalan-jalan.. makan-makan.. dan sholat malam... huwehehe.. nah.. itu berulang kali delay gara-gara kerja. Ga jadi ‘naik’ pesawat kan.

Gimana tidak jadi masalah? Saat suami putek kerjaan, pulang ke rumah itu maunya cerita ke istri, sharing, siapa tahu bisa ngasih solusi. Atau minimal ngurangi beban pikiran lah. Suntuk bisa hilang saat melihat senyum pasangan. Ngobrol apa kek, ngelawak, manjah-manjah, ngrasani tonggo, haha-hehe bareng. Lu mayan bisa meredakan stress. Ya walaupun habis itu putek lagi. Wkw

Lha ini kejadian suami putek kerjaan eh si istri juga putek sama kerjaannya. Sama-sama putek terus mau ngapain? Jambak-jambakan? Akhirnya pada diem-dieman deh. Canggung. Mana suaminya lemah lembut pula. Dia ga berani ganggu istrinya.

Ada lagi kejadian. Yang ini parah emang. Jadi mereka berdua jalan kan ke Bandung. Cari suasana yang ‘in’ biar bisa ‘in’. Di rumah terus suntuk. Ngga enak sama mertua. Ups. Nah, waktu jalan sore di Mall, tiba-tiba Lala dapat tilpun dari client dan mau ngga mau dia harus handle itu. Akhirnya dia balik ke hotel, pinjem meeting room cuma buat halu-halu sama client english. Dan itu berlangsung sore ampe malem. Gilak.

Lu tau apa yang lebih gilak? Setelah tilpun ditutup dia baru nyadar, “Suami gue di mana ya?”. Eh.. si Juminten ya ampun.. lu nyadar nggak sih lu.. lu dah punya suami.. diajak liburan malah kerja. Punya suami bukannya ditemenin malah ditelantarin. Wkwk

Ya untungnya si suami orangnya santuy dan pengertian. Bisa memahami peyempuan model juminten itu. Wkwk. sebelumnya mereka memang punya kesepakatan perihal pilihan Lala untuk bekerja. si suami bilang, “Yes honey.. just the way you are. Do what make you happy”.

Tapi kalau endingnya kaya gini ya harus dievaluasi memang. Untungnya Lala segera sadar dan merenung tentang ini. Nah, sebagai seorang sahabat yang super tentu sudah saatnya Om Maryono ngasih golden ways aways aways bablas angine.. Nasehat buat Juminten dan sebangsanya kali aja punya kasus serupa. Makalah ini kami buat dengan judul... ISTRI SIBUK BEKERJA SUAMI MENGGILA.

Jadi begini anak muda. Bekerja memang suatu pilihan yang bagus dalam menata pondasi ekonomi rumah tangga. Banyak keluarga berantakan gara-gara ekonomi. Memang. Namun, jangan lupa banyak pula keluarga pisah gara-gara ga ada waktu ketemu. Kita perlu merenungkan kembali sebenarnya kenapa kita memilih bekerja?

Bagi si suami jelas kan ya.. kerja buat nafkahi keluarga. Kan kepala keluarga. No debate ya.. kapan-kapan wae nek pengen debat. Haha. Lalu bagaimana dengan istri? Membantu suami? See.. suamimu cukup mapan dan mampu menafkahimu dengan baik.

Keinginan perempuan untuk bekerja bisa jadi adalah sebuah aktualisasi diri. Ini loh aku.. aku juga bisa mandiri.. aku bisa berpenghasilan.. jangan pandang remeh aku. Dlsbgnjr.

“Emm.. iki bikirji biit tibinginki sindiri. Biyir kili bili ipi-ipi gik minti siimi”. Ya alasan logis sih. Ah.. pinter banget juminten nyari alasan. Sek.. sek.. tak mikir..

5 menit kemudian setelah garuk-garuk kepala sampai kaki.. Jadi gini jum.. kamu tahu kan kamu udah gak jomblo lagi. Sekarang kamu sudah menikah dan mempunyai pasangan. Kalian memutuskan hidup bersama. Maka kalian harus ada untuk satu sama lain. Kamu punya suami yang harus kamu mengerti. Dia lelah dia butuh kamu. Dia ingin bersamamu. Dia ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu.

Ya memang banyak kita jumpai istri bekerja, rumah tangga masih aman, dan nyaman. Iya.. banyak. Mereka bisa menghendel dengan baik keinginan dan ego masing-masing. So, gak salah dong kalau perempuan bekerja.

Iya emang nggak salah.. The point is.. salah satu di antara kalian harus ada yang menepikan ego. Masalahnya, Juminten dan suaminya ini ada ketidaknyamanan dengan kondisi imbas dari pilihan istri bekerja. Kalau hal itu terus dipaksakan.. Worthy nggak bila kamu mementingkan pekerjaan, karir moncer, namun menurunkan kualitas hubungan rumah tangga? Terus buat apa kalian menikah?

Soal pembuktian, Ten.. Juminten.. kamu sudah berkenalan jauh dengan suamimu. Suamimu gelemr abi mbi kuwe yo mergo ngerti siapa dirimu. Kamu itu berpendidikan, mandiri, berprinsip, dan jualan pizza. Jadi kamu nggak perlu membuktikan siapakah dirimu.

Kamu nggak kerja pun suamimu tetap mencintaimu. Dia tak akan mengecapmu sbg istri toxic yang kerjaannya ngabisin harta suami. Paling cuma jalan dan jajan. Hahah. Jadi, ingatlah kata pemerintah, jaga diri, di rumah aja. If you smart, you should be smarter then. Silakan berkerja. Tapi yang longgar. Yang kamu punya cukup waktu untuk keluarga. Bagi kalian untuk saat ini yang mahal bukan uang, tapi waktu. Jangan jual waktumu demi uang. Duwikmu wes akeh.

 “Kok segitu yakinnya aku harus melepas pekerjaanku?”.

Jum, apa kamu nggak yakin Tuhan itu maha kaya. Di luar sana masih banyak kok pekerjaan yang lebih baik buat kamu. Yang cuannya juga lebih nyuan. Yang nggak perlu nguber-nguber kamu sampe nelantariin suamimu. Untung gak ditemu cewe lain kan.

Kalau-kamu masih sibuk dg urusanmu terus bagaimana kalau suamimu putek dan malah cari yang lain. Soalnya kamu nggak ada. Repot khan.. Istri sibuk bekerja suami main ke rumah tetangga. Judul bagus tuh... Pak PH.. Indosyi’ar... tayangin dong...

Tenang, Jum! Kita niati pilihan kita sebagai langkah berbakti pada suami. Jadi ibadah, kan. Yang pasti doain aja.. semoga kalian sekeluarga sehat.. suami bisa promosi jabatan. Dan siapa tahu habis ini kamu dapat proyek bagus.

Terakhir, Seperti filsuf Yu Nanik bilang, The rabi is kompromi. Artinya menikah adalah sebuah negoisasi atas dua buah gagasan. Harus ada yang mengalah, toh tujuannya juga demi kebahagiaan bersama.

Suamimu pernah bilang, “Yes honey.. just the way you are. Do what make you happy”. Ingat Jum, suamimu bilang begitu karena dia tahu siapa dirimu.. yang ingin kebebasan dan suka banget golek duwik. But you should understand that he always need you by his side. Jangan menunggu dia ndemimil. Cinta itu memahami. Puncak cinta adalah ketika kita mengerti tanpa harus mengatakannya. ibarat suami bilang ehem,,, kui ndang gawekno kopi. Dan kalau suami bilang emmhh ehhh.. emmh.... uhh... fix dia sariawan.

Demikian makalah ini kami buat semoga Juminten kembali ke jalan yang benar. Yasudah.. sana hanimun.

Kamis, 21 Oktober 2021

KENAPA HARUS AKU?


Saat tertimpa musibah yang berat mungkin kita akan berteriak dan menangis terisak. Hawanya kudu marah tapi tak tahu kepada siapa. Sayup-sayup menundukkan kepala mengadu Tuhan. Ya Allah.. "Apa yang terjadi kepadaku. Kenapa harus aku.. What's wrong with me?"

Kita berpikir lama mencari-cari kekurangan diri. Apa salahku apa salah ibuku hidupku dirundung pilu. teeeettt… Wali! Ketemu.. Nah itu. Tapi diri ini masih saja tidak terima dengan ujian yang Tuhan berikan. "Kenawhy ya Awloh.. Kenawhy… 


Dan jawaban dr pertanyaan itu adl.. TERSERAH GUSTI ALLAH. Mau Dia kasih beban ringan, sedang, berat, berat banget, spesial pakai telor.. Itu semua adl MUTLAK KEHENDAK ALLAH. Dia yang menciptakan kita dr janin hingga terlahir ke dunia, komplit dengan paket nasib, umur, jodoh, dan segala kelengkapannya khoirihi wa syarrihi. Lalu kenapa kita yang protes. Kita ini siapa? Kok mau nyaingi Sang Pencipta. 


"Tapi kenapa harus aku? Aku tak sanggup. Ini tidak adil". Kesalahan kita adalah menakar keadilan Tuhan dengan keadilan versi manusia. Hal ini yang membuat kita tidak puas dengan ketentuannya. Maka yg terjadi adlah ketiadaan pasrah, keraguan, bahkan su'uzhon. naudzubillah. Ampuni kami ya Allah. 


Saat kita diberi kenikmatan, kita tak pernah protes. "Yarob.. Aku kok sukses dan kaya raya.. Sedang Mbah itu miskin. Aku ingin tukar nasib Yarob". Nggak kan? 


Kita milih-milih dalam urusan takdir atau nasib. Yang kita sukai kita syukuri yang tidak kita sukai kita ratapi. Btw saya jadi ingat kisah kesabaran Nabi Ayyub. Dari harta, keluarga, kesehatan bahkan lingkungan, semuanya "disita" Allah. 


Iblis ingin mengetahui keteguhan hati Nabi Ayyub sehingga Allah menimpakan ujian yang begitu berat. Harta habis, anak mati, tubuh penyakitan, diusir warga, bahkan istri beliau pergi. Semono ugo, Nabi Ayyub tetap kuat dan yoh iso yoh.


"Tapi kan beliau Nabi". Ya.. Gimana ya.. Pengene sih tak contoke tanggaku betapa sabarnya wak Tukiman. Tapi dapuranmu kakehan protes cangkeman rak mari-mari. 


Ya iya beliau nabi. Nabinya (kekasihnya) saja diuji apalagi kita.. Siapa kita.. Apa daya kita nolak.. Ikuti saja alur kisah hidupmu.. Entah bagaimana dan siapa akar masalah ini.. Nasir sudah jadi tukang bubur (Sayang belum naik haji). Syukuri, nikmati, dan sabar. Meski di mata orang-orang kau adl manusia yang menderita. Tapi di mata penghuni surga kau tetep aja manusia yang sengsara 😭. 


Tapi di surga kan ga ada sengsara. Bahagia tok isine. Sengsaranya di dunia aja gaes. 

"Ah.. Koyo tahu ning surgo". 


Babagan iman cen angel, gaes. Adegan berbahaya perlu pendampingan profesional. 


Memgutip hadits Rosulullah Saw

Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له


“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”


Kita ketahui bahwa Sabar dan syukur itu sepaket. Allah berfirman di surt Asy Syuro 42:33

 إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ 

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allâh) bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur.  


Jadi.. Sebagai seorang mukmin hendaknya kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Menerima segala keputusannya.. Khoirihi wa syarrihi. Hadapi dunia dengan tenang. Tuhan bersama hambanya yang bersabar dan ndrengas-ndrenges. 

Senin, 03 Mei 2021

REFLEKSI PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Pendidikan adalah kebutuhan masyarakat yang tidak bisa ditinggal. Amanat Undang-undang Dasar untuk mencerdaskan bangsa memaksa pemerintah untuk berpikir keras bagaimana caranya menyelenggarakan pendidikan meski badai covid-19 belum juga usai. 

Genap setahun sejak dikeluarkannya Surat Edaran Bupati Demak Nomor 440.1/5 Tahun 2020 tertanggal 16 Maret 2020 tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 sekolah tidak lagi sama dan tidak lagi semengasyikkan dahulu. Di mana sebelumnya guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka berikut dengan berbagai model pembelajaran yang diinginkan. Kini kegiatan pembelajaran beralih menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang penuh dengan keterbatasan.

Mau tidak mau Ahmad Firmansyah, guru kelas III MI At Tanwir, memberikan pembelajaran online kepada peserta didiknya. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang dialami baik dari segi sarana, sumber daya, hingga sistem.

Pertama, sarana telekomunikasi. Bagi siswa kelas III pembelajaran online adalah hal yang asing dan rumit. Untuk merealisasikannya siswa harus mempunyai sarana pembelajaran yakni perangkat telepon berbasis android (selanjutnya kita sebut telepon seluler). Ini adalah syarat mutlak dan menjadi modal awal bagaimana pembelajaran online bisa terlaksana. 

Beruntungnya semua orang tua siswa di MI At Tanwir memenuhi sarana ini sehingga siswa siap untuk mengikuti. Kondisi berbeda dialami oleh siswa MI Irsyadut Thullab di mana hanya sebagian siswa yang memiliki. Hal itu memaksa mereka berkelompok dengan siswa lainnya untuk mendapatkan materi pembelajaran.

Kedua adalah sumber daya. Semua hal baru membutuhkan adaptasi dan kemauan untuk menerima perubahan. Dalam hal ini siswa kelas III belum terbiasa menggunakan sarana ponsel android. Maka para orang tua perlu mendampingi anak saat pembelajaran online berlangsung.

Masalahnya adalah tidak semua orang tua mampu melakukannya. Ahmad Firmansyah menjelaskan beberapa siswa urung hadir saat pembelajaran online berlangsung. Setelah dikonfirmasi kepada yang orang tua yang bersangkutan rupanya hal itu dikarenakan mereka sibuk bekerja. Toh kalaupun ponsel ditinggal, siswa belum mampu mengoperasikannya.

Selain itu, kendala lainnya adalah lemahnya penguasaan pedagogik orang tua. Beberapa orang tua mengaku kesulitan saat mendampingi anak belajar. Mereka merasa kesulitan membimbing penugasan yang guru berikan. Hal itu menyebabkan anak gagal memahami materi. Dan hal itu diperparah oleh fakta bahwa beberapa orang tua memang tidak paham dengan tugas yang guru berikan. Lalu bagaimana mungkin mereka mampu membuat anak mereka paham?

Hambatan yang ketiga adalah sistem. Awal sekali edaran pembelajaran jarak jauh dikeluarkan, Bupati menginstruksikan siswa untuk belajar di rumah dan sekolah menyelenggarakan kegaitan belajar mengajar (KBM) secara daring. Baik dinas pendidikan dan kebudayaan Demak selaku induk institusi pendidikan tingkat SD maupun kementerian agama untuk MI tidak memberikan petunjuk teknis dan pelaksanaan pembelejaran daring. Walhasil, para guru cukup kaget dan gagap untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Saat wawancara dengan Sirojul Munir, Kepala MI Irsyadut Thullab, beliau menuturkan bahwa semua pihak mulai dari guru, siswa, dan orang tua mengalami semacam kejutan perubahan sosial. 

Menyikapi perubahan tersebut dalam waktu yang begitu cepat guru segera memulai pendampingan kegiatan belajar mengajar daring semampunya dengan mengoptimalkan skill dan sumber daya yang ada.

Kebanyakan dari mereka menggunakan Grup Whatsapp (GWA) sebagai aplikasi untuk berkomunikasi dengan siswa serta mengirimkan materi dan tugas pembelajaran. 

Ahmad Firmansyah mengaku hanya menggunakan Whatsapp sebagai media ruang pembelajaran online siswa. Hal itu disebabkan minimnya penguasaan orang tua siswa dalam menggunakan aplikasi lainnya seperti google meeting atau zoom. Bahkan untuk sekedar membuat akun. 

Dalam praktiknya Ahmad Firmansyah lebih sering memberikan bahan pembelajaran atau instruksi melalaui pesan teks, pesan suara, dan gambar. Ia tidak memberikan materi berupa video. Beberapa siswanya pernah mengeluh bahwa media video membuat memori ponsel penuh dan cepat panas.

Senada dengannya, Sirojul Munir juga lebih memilih Whatsapp sebagai aplikasi penunjang pembelajaran online mengingat keterbatasan sarana. Ia pernah menggunakan youtube sebagai media tugas. Namun yang terjadi adalah keterlambatan pengerjaan dikarenakan ketiadaan kuota internet. siswa tidak mempunyai cukup kuota internet untuk mengakses dan mengunduh video pembelajaran yang guru buat.

Pengalihan pembelajaran dari tatap muka menjadi daring memunculkan efek domino yang pelik. Berbagai hambatan di atas membuat orang tua canggung dan ragu dengan keberhasilan pembelajaran online sehingga sebagian besar orang tua menghendaki agar pembelajaran tatap muka dilaksanakan meski pandemi belum sepenuhnya hilang.

GURU TIDAK NYAMAN

Dalam hal ini guru sebagai ujung tombak pendidikan yang langsung bersentuhan dengan siswa menjadi bingung dan serba salah. Di satu sisi para guru tidak bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran daring (belakangan pemerintah menyebutnya Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ) dengan baik. Di sisi lain para guru dituntut untuk tetap meberikan pembelajaran yang nyaman, murah, dan menarik.

Dalam teknis operasinal pembelajaran daring, para guru mengalami beragam kesulitan saat melakukan pembinaan kepada siswa. Sebagai contoh adalah ketika guru ingin memberikan umpan balik. Terkadang siswa tidak bisa memahami betul instruksi yang guru berikan. Sehingga hasil pekerjaan menjadi keliru. Sedangkan ketika pembelajaran tatap muka ketika siswa melakukan kesalahan guru bisa langsung mengarahkan hingga ke detil operasional langkah-langkah yang harus siswa lakukan.

Terkadang siswa tidak bisa dihubungi karena suatu hal. Ia menceritakan ada siswa yang selalu menolak panggilan video dengan alasan malu.

Kesulitan berikutnya adalah terkait penilaian dan otentisitas. Dalam pembelajaran online guru belum bisa memastikan otentisitas pekerjaan siswa karena guru tidak bisa memantau secara langsung apakah siswa mengerjakan secara mandiri atau berlaku tidak jujur dengan mengklaim pekerjaan orang lain.

Ahmad Firmansyah menyampaikan bahwa ada banyak materi pembelajaran yang sulit untuk dilakukan secara daring seperti mapel penjaskes dan sebagainya yang berkaitan dengan praktik.

Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas sesuai waktu yang diberikan sehingga guru memberikan waktu yang lebih fleksibel sesuai kemampuan siswa. Bagi Ahad Frimansyah yang penting siswa mengerjakan. 

Terkait penjadwalan di MI At Tanwir, mengingat Kemenag tidak memberikan teknis pelaksanaan maka Kepala Madrasah memberikan kebebasan penyanmpaian materi dari guru kepada siswa. Jadwal diatur fleksibel 3 pelajaran per hari dengan durasi 3 jam.

KREATIF

Dalam kondisi terbatas ini kita tidak bisa menyalahkan siapapun. Perubahan terjadi begitu cepat dalam berbagai lini kehidupan. Dan sialnya kita tidak sempat mengantisipasi perubahan.

Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran daring yang penuh hambatan tidak menyurutkan langkah para guru untuk memberikan layanan pendidikan. Mereka mencoba berbagai platform penyedia pembelajaran daring seperti zoom meeting, google meeting, quipper, dan sebagainya. Selain itu para guru juga belajar membuat media audio visual berbasis digital seperti video, dan animasi. 

Ahmad Firmansyah mengaku dia banyak mempelajari hal baru terkait penyampaian materi secara online yang sebelumnya belum pernah ia dan rekan-rekan guru terima. Hal ini membuat guru semakin kreatif dalam menyikapi perubahan yang ada. Meskipun pada realita lapangan aneka macam teknik pembelajaran daring tersebut belum bisa sepenuhnya diterapkan kepada siswa karena berbagai alasan di atas.

Selain itu guna menyikapi larangan berkerumun dan keterbatasan sarana, guru membuat kelompok kecil belajar yang terjadwal dengan siswa. Kegiatan dilaksanakan di rumah guru atau siswa sesuai kesepakatan dengan memperhatikan jarak dan jumlah siswa.

Dalam hal ini keseriusan guru untuk tetap memebrikan layanan pendidikan kepada siswa tidak perlu diragukan. Bahkan beberapa kali Ahmad Firmansyah mengaku melakukan ‘patroli’ ke rumah-rumah siswa untuk memastikan apakah siswanya benar-benar sedang belajar. 

Selaiin itu Guru berupaya mempermudah layanan pendidikan dengan sering menghubungi siswa secara pribadi terkait masalah pelajaran yang diterima. Bahkan guru bersedia memberikan pembelajaran secara pribadi bila ada siswa yang datang meminta diajar.

Atas berbagai masalah di atas baik guru, siswa maupun orang tua berharap agar pembelajaran tatap muka bisa segera dimulai. Bagaimanapun pembelajaran daring tidak bisa menggantikan pembelajaran langsung atau pembelajaran tatap muka. Lebih-lebih terhadap peserta didik kelas rendah yang masih memerlukan pendampingan secara langsung.

Terkait kegiatan belajar mengajar di rumah, para guru hanya bisa berharap agar siswa tetap belajar bagaimana kondisinya dan orang tua bisa mendampingi dan mengontrol siswa untuk dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Rabu, 27 Januari 2021

KEBLOWOK


Aku ingin mengulas, menceritakan, dan menarasikan kisah dan profil temen-temen kuliahku. Soalnya, selain mereka itu yunik, temen kelasku cuma 17 biji. Ya ampun, biji semongko kali ya. Tarik, sees!! Itung-itung buat 'manaqib' lah. Kali aja para fansnya mbesok-mbesok mau baca.

 

Dan di antara mereka ada satu nama yang sungguh layak untuk kalian ketahui. Dia bernama Siti Noor Rohmah. Noor "O"nya dua. Mungkin karena itu dia rada telmi. coba kalau O nya satu aja. Ya tetep aja telmi. wkwk

 

Haduh.. belum apa-apa kok aku udah bully ya. wkwk. Tenang, Ji. Aku nulisnya pakai cinta ini. udah.. ketawa aja.. gosah spaneng. Oh ya.. belakangan Rohmah dipanggil Kaji oleh temen-temen gara-gara dia suka ngeyel kalau dikasih tahu. palagi nama akun fb nya pake embel-embel Sayyidah macam ahlul bet saja dia. Yodah, buat menghargai angan-angannya, kami menggelarinya dengan sapaan Kaji.

 

FYI Rohmah itu orang pertama yang aku minta nomor telponnya saat pertama masup kuliah. Aku mau tanya-tanya soal "hari kemarin".

 

Jadi waktu itu kan ada 2 hari matrikulasi mahasiswa baru. Nah, hari pertama aku ga masup karena ada deh.. Makanya.. hari kedua aku kaya orang o'on. temen-temen udah bisa bercanda satu sama lain. kek udah akrab gitu. lah aku ga kenal siapa-siapa. udah gitu aku datang telat pula. Ya aku diem aja. Jaim dong.

 

Ada satu kenangan menggelikan waktu kami pergi ke Jepara. Jadi ada seorang temen dikabarkan mogok kuliah karena mau pergi ke Batam. Ya Awloh.. Kuliah baru dapet satu semester main minggat aja. sakit hati ini bang.. sakit.. karena kita di kelas cuma 17 biji itu tadi temen kuliah udah kaya keluarga aja. penuh perhatian dan kasih sayang. Makanya kami punya inisiatip buat besuk dia. bukan buat bujuk tapi kami maksa dia buat balik kuliah lagi. wkwk sadis.

 

Kembali ke Kaji Rohmah. Bertolak dari kampus kami menuju Batealit, ke rumahnya Pak Alpin. Nah, Rohmah itu boncengan sama Diah. Cowo bonceng cowo, cewe bonceng cewe. Syra’i banget lah pokoknya. 

 

Sampe tiba di Karangnongko, perbatasan Kudus-Jepara, Motore Diah njublek di blowokan. Secara waktu itu cuaca mendung kelabu, jalan penuh lubang dan kenangan. eh. genangan. Tak ayal Diah dan Rohmah jatuh ndelosor tertimpa motornya. 

 

Aku bingung mau ketawa apa kasihan. Soalnya, prosesi jatuhnya itu lucu banget. wkwk. Kaya slow motion gitu. DIah juga sempat bilang E.. E.. E.. lalu jatuh karena kakinya gak gaduk jagangi. Jadi yg lain nyebut ya awloh ya awloh.. aku malah masih cengengesan nahan ketawa. 

 

Beruntung mereka tidak terluka . cuma shock aja gitu. Jadi aku gak dosa-dosa banget tertawa saat mereka terjatuh. wkwk. aku dan topik itu tepat berada di belakang mereka berdua. Jadi tahu persis kronologi bagaimana dia jatuh serta detil mimik wajah mereka.

 

Kemudian kami melanjutkan perjalanan, karena penguasaan medan dan skill berkendara cewe masih minim - kalau tidak dibilang mengkhawatirkan.- aku pun mboncengke Kaji. Di jalan itu Kaji diem terus. Aku menduga dia masih shock atas kejadian tadi. 

 

AKupun berinisiatif untuk mencairkan suasana.

 

“Masih shock, Ji?”

“Enggak kok”

“Lha kok diem gitu”

“Enggak aku nggak papa?”

“Bener ya nggak papa”

“Iya”

 

waktu aku melewati jendilan kecil, tiba-tiba dia kaget. “Lah, jare gak popo kok keweden gitu”, kataku. Kerjain ah.. “Tenang ji.. tak boncengke aman..”

 

Lalu setiap melewati jendilan aku sengaja memental-mentalkan jok motor sambil cengengesan. tujuanku biar si kaji ini hilang traumanya. tapi dia malah ketakutan nggak karuan. Temen-temen di belakang menyusul dan ikut ketawa melihat ekspresi kaji. 

 

Beruntung dia nggak muntah-muntah ketika sampai lokasi. dan karena hal itu. waktu pulang ia kapok dan tak mau lagi aku boncengke. wakakak


Minggu, 24 Januari 2021

Wengi wingi pancen wangi



Wengi iku Paklik ngabari dene simbahku sing gerah kudu berobat. Aku matur bapak. Njuk bapak ngutus aku supaya nemoni Pak Dokter perlu panggilan berobat. 

Jam 19.30 Tancap gas aku lunga Angin-angin nggone Dokter . Papane rodok sepi. Mungkin gegoro langite mendung tumiyun. Antriane sepi. Lagi lungguh dikuk, aku langsung mlebu ruang dokter. Banjur aku janjian karo Pak Dokter. Akhire dimupakati dene aku jemput kiyambake jam 21. Aku ndung mulih laporan bapak. Bapak paring aku duwit eketan loro, "Ki gawe mbayar dokter". Njuk duwite tak tampa. 

Lebar kuwi aku lungo pondok. Ngaji. Nuntut ilmu. Beno ilmu ora salah, yo tetep tak tuntut. Mekono ngendikane poro yai. E ora krasa wis munggah jam 20.45. Walah, aku sek kelalen yen ana janji karo pak dokter.

Ndung aku ngegas meluncur ning Angin-angin. Ealah jebul-jebul klinike wis tutup rapet. Ora ana wong babar blas. Tikus lewat yo ora ana. Wedhus ngeyup blas ora. Padalo, wengi kuwi angin bertiup kencang diiringi rintik hujan yang syahdu. Hmm.. Guling mana guling..

Akhire sang pangeran wangsul dengan tangan hampa. Aku mulih omah terusan. E omahe sepi. "Wis dung ning daleme simbah menawa", batin atiku. Bareng ngono aku takon Dora piye enake. Dora nyahut kon nakoake peta. "Tanyakan Peta.. Tanyakan Peta..", jare. "E.. Tobrol sekali dikau Dora", walesku.

Berhubung aku moh gelut karo Dora, aku manut wae. Terus aku oleh ilham kon langsung ning ndaleme simbah.

Brum brum.. Sawetara aku wis tekan Gribigan, daleme simbah. Ning kono sanak kadang pada kumpul. Ana Pakde, paklik, bulik, lan putra-putrine. Bapak uga ibuku ya wis ning kono.

Bapak mriksani aku kaya nemu ana sing aneh. O iyo. Kabeh pada nunggu Pak dokter. Akhire aku crita apa anane tegese tragedi klinik tutup gasik sahingga aku ora gandeng Pak dokter.

Semono aku ngrasa nguciwakke para sedulur, terutama simbah kang gerah. Tinapi, Bapak ora dukani aku. "Yowis, sesok neh", bapak ngendika.


*****


Let sedina wayah wengi, bapak lan ibu ing ruang keluarga. Ibu nembe nglempiti sandangan dene bapak nembe fokus mriksani tv. Ujug-ujug bapak ndangu,

Bpk : "Fur"

Aku : "Nggih"

Bpk : "Kowe wingi ngulungi aku duwit?"

Bpk : "Duwit napa pak?"

Aku : "Wingi lho ning ndene mbahe kowe ngulungi duwit pora?"

Aku : "Oh, duwit kuwi. Sih utuh, pak" (Mlayu jupuk dompet. Tak tokno eketan loro)

Aku: "Niki, Pak "

Bpk : "Wis, ora popo. Yowis nak ngono. Aku cuma kelingan. Wingi aku mbok ulungi duwit po ora. Yen mbok nggo yo nggonen"

Aku: "Ha.."

Aku mlongo rodok suwe. Kira-kira 2 tahun lah. 

Aku: "Saestu, pak.,? Aseek.."

Eketan loro pun tak tampa kanti ikhlasing penggalih. Tak ambung duwite.. Hmm wangi.. Wingi wingi pancen wangi.


*) Begitulah Bapak. Kalau ngasih uang ke anaknya seenaknya sendiri. Piye? Penak to?

Rabu, 20 Januari 2021

Memaknai silaturahmi

 

Akhir Desember lalu aku pergi ke Juwana untuk mengunjungi kediaman seorang teman. Semenjak ia menikah dan bermukim di sana kami menjadi jarang bertemu dan bertukar kabar. Maka dari itu aku berencana untuk datang ke rumahnya. Lagi pula aku pernah punya janji untuk main ke sana namun belum juga terpenuhi. Dan inilah saat untuk membayarnya..

Perjalanan Wedung-Juwana dapat ditempuh dengan sepeda motor selama 2 jam. Sebuah perjalanan yang lumayan jauh. Tapi tak mengapa, aku memang berniat berkunjung, silaturahmi. Jadi hal yang berat menjadi terasa biasa saja.

Sesampai di sana aku disambut dengan hangat. Wajah kawan kami bersinar memancarkan kebahagiaan. Kami menanyakan kabar masing-masing dan ngobrol banyak tentang banyak hal dari keluarga, lingkungan setempat, hingga pekerjaan. 

Banyak hal yang semula kita tidak tahu menjadi diketahui, samar menjadi terang atau masalah yang pelik dapat terpecahkan. HIngga tak terasa sudah berjam-jam kami bertamu. Kami memang sama-sama doyan ngomong.

Berbicara dengan kawan lama itu seperti rekreasi. Melihat dia sehat tak ada yang kurang itu saja sudah membuat kita bahagia. Apalagi mendengar kesuksesannya. Sebagai kawan yang baik tentu kita ucapkan selamat dan ikut bergembira.

Begitu pula ketika ada kabar duka tentang dia, kita juga turut simpati dan berupaya melakukan sesuatu untuk sekadar mengurangi beban pikiran. Syukur-syukur bisa membantu mencarikan jalan keluar.

Nah, Silaturahmi merupakan salah satu ikhtiar kita untuk mengambil peran aktif menemukan kabar saudara kita. Kalau ia baik-baik saja, alhamdulillah. Kalau ia sedang susah ayo kita bantu.

Aku teringat seorang mbah yang main ke rumahku. Aku lupa namanya. Belakangan aku tahu kalau beliau itu saudaranya nenek dari ibuku. Persisnya aku tak paham, Ibu juga. Karena aku penasaran, saat itu aku ikut ‘njagongi’ si mbah. Aku bertanya nama dan alamatnya hingga kisah sewaktu mudanya. 

Jadi si Mbah ini sempat merasakan jaman penjajahan Jepang. Beliau dengan semangat menceritakan masa remajanya yang masuk menjadi tentara binaan Nippon. Iseng, aku memintanya untuk menyanyikan lagu Jepang. Dan rupanya si Mbah masih hafal lengkap dengan iramanya. 

Aku tertawa terhibur oleh nyanyian si Mbah meski tak paham apa arti dari lagu tersebut. Aku hanya terpaku heran, kok bisa ya.. Mbah setua ini, kira-kira 70 tahunan, masih mengingatnya. Menurutku si Mbah ini perlu untuk disowani guna kepentingan pencatatan sejarah Desa. Aku jadi tahu ternyata masih ada saksi hidup yang bisa kita gali pengalamannya di masa kemerdekaan dulu.

Ibu bilang kalau si Mbah suka keliling jalan kaki ke rumah para saudaranya baik yang lebih tua maupun yang lebih muda. Hal itu dilakukan untuk menanyakan kabar anak cucunya. 

Lho kok si mbah yang keliling? Jalan kaki? Kok bukan anak cucunya yang menyambangi? Ini pertanyaan biasa tapi membuat nggak enak hati untuk dibahas. Entahlah hanya embah, anak dan cucunya yang tahu.

Coba, kita renungkan baik-baik. Kita sudah sedewasa ini, mengklaim diri sebagai orang yang baik, setia kawan dan perhatian. Apakah kita sudah bisa meniru hal yang dilakukan mbah. Sejak kecil kita dididik untuk saling menyayangi dan mengasihi kepada saudara juga teman-teman. 

Orang-orang yang dulu dekat dengan kita, akrab bahkan seakan saudara kandung kini tergantikan oleh orang baru. Kita memasuki hidup baru, dikelilingi oleh tetangga dan teman kerja. Lantas masihkah ada perhatian untuk mereka yang pernah mengisi waktu mula kita?

Kita terlalu sibuk pada urusan pribadi sehingga sedikit lupa kalau kita punya teman dan saudara yang perlu untuk dihubungi. Bagaimanakah keadaannya? Apakah baik-baik saja? Ataukah sedang tidak baik-baik saja?

Apa benar kita sangat sibuk? Padahal kita punya banyak kemudahan seperti telepon, kendaraan, uang, kesehatan, kesempatan dan sebagainya. Sungguh waktu memang hal yang sangat mahal dan berharga.

Berkaca pada hal itu aku berusaha menjaga tali silaturahmi. Jangan sampai tali itu terputus gara-gara terlalu lama tak bertegur sapa. Sehingga yang semula dekat kini menjadi bukan siapa-siapa. Kita harus punya inisiatif untuk mencoba menghubungi, datang, dan berbicara.

Dari silaturahmi aku jadi tahu kabar temanku, Nur. Dia adalah teman sewaktu kuliah. Sudah hampir dua tahun kami tak bertemu. Dan tiba-tiba dikabari bahwa Nur lepas menjalani operasi tenggorokan. Aih! Kasian!. 

Mendengar hal itu aku bersama teman lainnya menyempatkan waktu untuk membesuknya di rumah. Alhamdulillah, kondisinya sudah membaik. Hanya saja mendengar suaranya yang masih rendah aku jadi merasa iba. Namun, aku melihat sorot bahagianya melihat kedatangan kami. Semoga kedatangan kami bisa membuat hatinya lega dan memancing kesembuhannya.

Kita tak mungkin kita dapat mengunjungi semua orang, tapi setidaknya kita mulai melakukan hal baik, membangun hubungan, saling peduli, dan saling mendoakan. 

Aku percaya bahwa bertamu bisa menjadi obat dari kesusahan. Jadi semacam self healing. Kita melakukan perjalanan, sedikit berpayah, dan meluangkan waktu untuk bersilaturahmi. Di sana kita akan mendapat kebahagiaan tersendiri. Dan barangkali niat kebaikan ini menjadi jalan penggugur kejelekan dan dosa yang pernah kita lakukan. 

Bukankah kita tahu bahwa silaturami itu memanjangkan umur dan melancarkan rizki?

Terakhir saya kutip sabda Rosulullah Saw.

“Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna, jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahim dengan orangtua dan saudara” ~ HR Bukhori

“Tidak ada dosa yang lebih pantas diegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat daripada perbuatan zalim dan memutus tali silaturahmi” ~ HR. Abu Daud

Selasa, 19 Januari 2021

MENJUAL SEPEDA TUA




Pada pertengahan Mei 2018 Aku main ke rumah Sarep, Jepara. Dia adalah teman kuliahku yang kerap aku kunjungi. Baedowi, aku sedang tidak ingin ngomongin Sarep. Aku mau ngomongin salah satu kisah ajaib tentang sepeda tua. Ya ajaib banget karena berawal dari iseng aku jadi dapat rejeki nomplok. Penisirin kan? Yuk baca ceritanya.

Singkat cerita, baru saja tiba di rumah Sarep, aku curiga karena ban belakang motorku sedikit kempes, padahal ia adalah ban tubless yang konon katanya aman dari bocor. Namun, Sarep tidak menghiraukannya. Ya iyalah.. Kan aku yang punya motor. Kalau bocor aku ga bisa pulang dong, Malih..!!

Aku mencoba menenangkan pikiran, "Ah.. paling-paling cuma kempes biasa. Entar dipumpo juga balik normal". Kami pun menghabiskan malam dengan istirahat damai.

Besoknya ban motorku kempes.. pes.. dan mengeluarkan cairan kuning. Mungkin itu cairan buat penyumbat ban bocor otomatis. Karena itu kami membawanya di bengkel terdekat. 

Di sana Pak Tukang Tambal Ban (anggap aja namanya Paulus) bilang kalau ada masalah di pantil ban. Lalu Sarep menyarankan agar dikasih ban dalam saja. jadi balik kaya ban biasa. Aku masa bodoh soal hal itu karena mataku tertuju pada jejeran sepeda tua di sana.

"Ini punya orang apa dijual, Pak?", tanyaku.
"Dijual, Mas. Monggo kalau minat", jawabnya.

Padahal aku sama sekali tidak tertarik untuk membelinya. Atau lebih tepatnya aku tidak punya uang. wkwk. Enggak, ini serius. aku tidak tertarik dengan sepeda tua. Tapi saat itu otak bisnisku muncul. Sepertinya aku bisa menjualnya. Iseng saja sebenarnya.

Akupun bilang kalau ada saudara yang sedang kepengen beli sepeda. Lalu aku mohon ijin untuk memotretnya. Setelah itu aku pun mengunggahnya di fesbuk. (temen-temen di fesbuk sudah aku anggap sebagai sodara. ampuni aku ya allah..)

Ada tiga foto sepeda yang ku unggah. Wah, aku lupa merknya.. Pokoke dua berbau Eropa dan satunya lagi phoenix Cina. Tak butuh waktu lama ada orang dari Sayung yang mengingkannya. Dan setelah deal harga, aku menjemput sepeda tersebut dari Wedung ke Nalumsari, Jepara lalu membawanya ke Sayung.

Dua sepeda tersebut aku beli dengan harga 700rb dan aku jual segarga 1.250rb. Sumpah! ituu adalah salah satu pengalaman jual beli teriseng dalam hidupku. Meski bukan jumlah yang besar tapi ia datang di saat yang tepat. Saat di mana aku butuh uang untuk suatu hal.

Aku masih tidak percaya aku bisa melakukan transaksi barang secepat dan semudah itu. padahal Aku belum banyak punya pengalaman berdagang. Aku masih ragu dan merasa tidak berbakat dalam hal jual beli. Ada rasa malu, tidak percaya diri, dan sebagainya yang menghalangi.

Bagi mereka yang sudah biasa dalam berdagang mungkin itu hal receh, tapi bagi saya itu adalah debut penting. Ibarat pemain bola yang belum punya kesempatan main,  saya bisa bermain dan mencetak gol. 

Sejak saat itu aku bersemangat dalam hal jual beli. Aku masih ingat kata seorang teman, "Apapun itu kalau berbau uang, selagi halal maka jadikan uang". Aku pun belajar banyak sehingga punya mental berdagang dan melakukan penawaran.

DALAM GELAP

Dalam gelap kau gayuh cahayanya
Wemohon ampun sujud bersimpuh
Membasuh diri dari najis-najis duniawi
Luruh semua kesombongan jiwa
Singkirkan segala ketamakan harta
Kau hanya ingin berdua
Berdua dengan yang mahaesa
Mengadukan kesah berkepanjangan
Agar langkah tak berseberangan
Sujudmu adalah Cahayamu
Pembuka gerbang rahasia
Memohon dalam keheningan malam
Solo, 31-03-16

Rabu, 06 Januari 2021

MINTA DIPERHATIKAN


Jadi ada temen sebut saja Markoneng sedang punya masalah sama tunangannya. Yah, namanya hubungan asmara itu penuh lika dan liku. dipikir ngelu rak dipikir kok jahat nenen. Sebagai Musafir Cinta saya dipaksa mendengar keluh kesahnya. Karena darah saya mengandung DNA Dewa Amor maka saya berkenan menjawab sekelumit kisah hati yang membuat ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku.  

PERTINYIIN

Kak aku bingung. Piye ya kak...? aku pengen curhat tapi reng sopo... Jadi aku membuat kesalahan yang lumayan fatal kak. Gimana ya kak...? Aku leh sama pasangan pengen tiap hari ada komunikasi, meskipun hanya sekadar menyapa. Aku ga pernah minta lebih... intine aku mung pengen selalu diperhatikan... Lah reng sopo neh kak? Mosok reng kanca-kancaku cewek? Dak ganggu... ? Mosok konco-koncoku cowok? Dak malah dikiro baperi.... dak normal sih kak leh mlayuku reng pasangan?

Aku juga gak minta tiap jam.... paling enggak pagi, siang malem... ngluangin wakti bentar.  Paling kan 1 menit malah gak ada kan kak? Ini menjadi masalah. Aku malah dianggep negatif thinking. Mungkin cara penyampaianku kak yang salah ya?

Saat iki aku bener-bener lost kontak sam dia.. kmren tak blok, tapi skrng udah tak buka blokirnya Tapi tetep aja ga ada komunikasi. Padahal dia aktif membuat story. Aku paling benci sama orang yang lari dri masalah kak. Apalagi seakan ga ada apa-apa. Aku ndung ngroso sebenere dia butuh aku apa enggak? Opo aku terlalu buruk? Opo aku berlebihan?

Aku yo gak tau njaluk opo-opo sing bentuke material Mosok kyok ngunu kuwi salah kak? Yo ngunu lah kak. Sampai saat iki aku gak wani nge chat dia. Soale dia juga ga nge chat aku, padahal dia online terus..... Aku minta sudut pandangmu sebagai cowok kak...

Markoneng, 23 tahun

 

JAWABAN

Apa yang kamu rasakan, dia juga berpikir hal sama. Apakah dia begitu penting di matamu sehingga kamu tidak mau menghubunginya. Sekarang kita sama-sama tahu. Kalian berdua egois. Masih memikirkan diri sendiri. Tdk ada yang mau mengalah

Masalahe kalian punya ikatan. Masa iya hal spt ini masih dipelihara. Kalau masoh pdkt ya gampang saja dr prasangka jadi berpisah. Toh tdk ada kerugian apapun. Kalau sudah tunangan sudah ada niat untuk maju ke pernikahan, lalu di mana komitmen kalian untuk saling menghargai satu sama lain?

Untuk selanjutnya kamu tanya dirimu sendiri. tidak usah menunggu/menyalahkan org lain. Kalau kamu mau bertahan, hubungi dia. Dia menunggumu. Tapi kalau tidak, ya silakan lanjutkan permainan ini.

hidup itu seperti dua mata uang. kamu bisa saja benar dan salah di waktu bersamaan. terserah kamu. kamu mau menempatkan diri di sisi mana yang penting kamu bertanggung jawab pada sisi itu. dan jangan menyakiti dirimu sendiri dg terus menyalahkan diri. karena itu sangat tidak berguna.

Terakhir saya kutip kalimat gus baha’. Dalam menjalin hubungan dengan pasangan ki gawe seneng-seneng ae. Terlalu serius ki gak apik. Gawe guyon ae, ojo terlalu spaneng. Semoga hubungan kalian membaik. kalian pasangan yang cocok.

Selasa, 05 Januari 2021

Nemu Duit dan Duit Tibo

Oktober 2019

Nemu Duit

Hore!!!, teriakku mendapati uang Rp 120.000. Uang itu aku temukan dari saku celana yang baru saja ku pakai. Ya, itu adalah celanaku sendiri. Salah satu kebiasaan burukku adalah meninggalkan benda di saku pakaian usai ditanggalkan. Kadang berupa uang, kadang berupa barang seperti flashdisk. 

Menemukan uang di saku celana sendiri mempunyai makna berharga bagiku. Pertama, aku bersyukur mendapat rizki dari Allah bahkan sebelum pakai baju. haha. 

""Lho, itu kan uangmu yang kemarin?

Benar, ini adalah uangku yang kemarin yang ku dapat dari bekerja. Sekarang gini. Banyak di antara kita yang bekerja dan mendapat upah, lalu upah itu menguap begitu saja. Kadang terhitung benar, kadang malah kosong. Tahu-tahu habis begitu saja. Nah, ketika uangku tersebut raib entah kemana, artinya ia bukan rejekiku. bagianku hanya yang sudah ku ambil sebelumnya. dan ketika kali ini aku menemukan uang ini kembali maka alhamdulillah. ini bagianku juga. Allah memberiku rizki atau menyimpan uangku untuk sementara waktu. haha.

kedua, kenikmatan kehilangan. salah satu nikmat yang patut kita syukuri adalah kenikmatan kehilangan yang kita tidak tahu bahwa kita sedang kehilangan. haha. saat uang Rp 120.000 itu tertinggal di kantong celana, aku sama sekali tak tahu. Aku sudah yakin semua uangku sudah ku ambil dan ku simpan. Aku tinggal menaruh celana di cucian dan beraktifitas dengan tenang.

Coba bila aku tahu bahwa uangku hilang atau tertinggal, pasti kita akan bingung dan kelabakan mencari-cari di mana uang tersebut. Dompet dan tas dibuka-buka, sandangan selemari dibongkar. Pikiran jadi kacay dan kerjaan jadi tak karuan. Ya Allah maafkan hambamu yang hubbund dunya ini. hehe. Bahkan yang lebih buruk kita bisa timbul curiga, "Ih.. jangan-jangan si Fulan yang ngambil. soalnya dia ini itu ini itu...". Astaghfirullah.. 

Itulah, jadi aku cukup senang bila mendapati uang di celana sendiri. haha. Tetap bersyukur. Kata orang bijak, Tak kan kemana bila ia milikmu, tak kan kembali bila bukan hakmu. Semoga kita menjadi pribadi yang qona'ah dan thuma'ninah.. Bertambah tanpa pongah dan kehilangan tanpa merasa kurang. hehe


Mei 2020

Duit Tibo

Aku tipikal wong sing rak patek niti-niti duit. Lungo ngendi-endi yo jarang niteni duit ning dompetku sepiro. Kejobo pancen niat belonjo aku lg niteni nggowo pirang lembar abangan opo birunan. Ning balik meneh jumlah persise piro yo rak niteni. Butuhe cukup.

Kadang ning dalan kalong nggo opo, kadang ketambahan diwehi sopo ngono ki aku rak ngeh. Koyo kejadian ndek bengi. Mari jajan ng angkringan OK. Trims Bang Rahmat Kartolo. Aku balik toko diundang wong. Ditakoki duitku tibo porak soale ono duit tibo ning sekitaran nggonku lungguh mau. Aku lungguh rodok suwi sih, 10-15 menitan. Aku yo ora ngerti duite sopo. Wonge isih ngakon ngeling-eling menowo nggonku sing tibo. Blas aku ora eling. Timbang gawe sirah ngelu aku abai wae. Aku emoh ngakoni la wong dudu barangku. 

Bareng let sedelok aku lagi kelingan bar diwehi duit 170rb soko Isna Rafika Dewi olehe tuku @keripikikangelombang bar traweh mau. Bok. Kesinan dewe aku. Ngrepoti wong. 

Kebiasaanku sih. Ndukok duit ning sarung. Pas lg mbrojol dadi rak nangguh nek duite tibo. Alhamdulillah ijeh rejekiku. Matur nuwun kanggo mase lan mbak luluk wis ngamanke lukisan pak karno kanggo aku 😁

Senin, 04 Januari 2021

Wong Njaluk-njaluk


Ono wong ngetuk lawang sore-sore. Umure sepada makdhe ku. Critane ndekne njaluk sodakoh kanggo ngrumati anake sing yatim. Tak golek-golek receh 5ewu rak ono tenan. Meh tak kei 20rb koyone yo kakehan. Mari ngono wonge kondo, "Roti roti yo mak dhe gelem, nang". Akhire tak jupukke roti ning kulkas karo njagong sedelok.
Ndekne crito urip soro ning deso sebelah karo anake sing bontot. Anake sing gede wes podo omah-omah ning daerah liyane.
"Lah anakmu opo orak ngirimi, mbok? Kok sampean njaluk-njaluk tekan kene?", takonku.
Jawape, ndekne emoh ngrepoti anake. Alamak. "Sampean muter ngemis tekan kene yo sajake ngrepoti wong akeh", batinku.
Ora maksud ora perduli, ning ya nompo wong asing ki rodo kepiye ning ndeso koyo nggonku. Opo maneh wong njaluk, ngamen, sepenunggale. Lah kok tibake sg ngemis tonggo deso dewe.
Tak delok wonge gowo kresek pirang-pirang. Jebule iku kasil mider kampung do ngengehi panganan. Wonge ugo nggowo cet kayu. Crito nek meh ngecet lawang. Iyo, ngemis go tuku cet kanggo ngecetno lawang. "Ben apik", jare.
Haduh jane njaluk-njaluk kanggo butoh mangan apa dandan omah si... Pikirku. Mari ngono wonge tak peseni li ndang bali mergo wes ngadepi surup.
Let pirang ndino aku jajan ning pertelon. Wasem, wilayah operasine tekan kene. Wonge ujug-ujug madong njaluk ning tukang empek-empek sing tak tuku karo nyangking kresek meneh sing isine kebak. Mboh opo. Mase ngei rongwu.
Pas aku rampung aku munggah motor. Wong kuwi madong karo ngomong, "Paringi mas".
Tak jawap ae, "Uwis ngono kok".
"oh iyo.. Uwis-uwis".
Fenomena ngene ki ya gawe aku mikir. Pertama, nek pancen butuh banget apa ya tonggo cedake ora ngeh. Opp yo ora ono bantuan soko pemerintah. Luwih-luwih pemdes.
Keduane, kok ya rutin njaluk-njaluk tanpa ewuh rikuh. Tanggaku kene rondo anak cilik2 ya do kerjo. Wing tuwo2 yo gelem nyambut gawe. Lha kuwi garek madong mlebu omah-omah. Nek wes ngene iki aku mundak malah piye. Jane mesakke tp kok numan. Sepurane yaa..

Menolak Mider Kalender

Jadi tadi ada pengedar kalender. Entah orang mana tapi Aku seperti tidak asing dg wajah mbaknya. Lalu dia masuk dan menawarkan kalendernya. Aku memarahinya, 

"Mbak iki wes maghrib. Orak apik mertamu", kataku. 

"iya mas. sekalian mampir", kilahnya. 

"Jenengan nawari kalender, kan?", tanyaku. Dia mengangguk.

"Mboten. Kulo mboten kerso", kataku. Lalu dia pamit pergi keluar.


Barangkali temen-temen bertanya, Kenapa Aku sinis pada dia? Padahal bisa jadi dia orang lurus, Utusan lembaga tertentu (yayasan ponpes atau panti asuhan). 

Argumenku adalah sebagai berikut: pertama, pengalaman. Aku kerap menemui orang model seperti ini berikut berbagai macam modusnya yang terindikasi penipuan. Mereka memalsukan surat tugas untuk menghimpun dana masyarakat. Juga diketahui lembaga yang mereka sebutkan adalah fiktif. 

Kedua, efek jera. Utk menolak kita bisa pakai cara lembut seperti diawali mengucapkan mohon maaf dst. Tapi aku menolak dg tegas sbg bentuk perlawanan atas model permohonan bantuan spt itu.

Jujur, sikapku mungkin nampak berlebihan mengingat biasane wong jowo iku orak penakan. Tapi itu adalah semacam healing agar mereka kecewa dan tidak lagi menjalankan "bisnis" itu. Minimal mereka tahu kalau ada yang tahu mereka penipu.

Aku tidak bilang kalau pengedar kalender itu penipu tapi aku cuma mengingatkan temen2 utk waspada terhadap penipuan.

Bukan Siapa-siapa

 Merasa bukan siapa-siapa adalah wujud sikap rendah hati. Tetapi hal itu tidak lantas membuat kita tidak berbuat apa-apa. Kalau kamu merasa jelek dan tak berguna itu memang. 🤣. Tapi Sejelek apapun dirimu pasti ada suatu hal yang bisa kamu lakukan. Nah, setelah berbuat sesuatu barulah kamu merasa bukan siapa-siapa. 


Adapun lawan dari sikap rendah hati adalah songong. Suka membanggakan diri bahkan mengakui karya orang lain sebagai karya sendiri. Orang macam ini perlu kita siram pakai kuah indomi. Taburi bawang goreng dan buang ke kali. Biar dimakan lundu. 

 

Manusia tercipta dari setetes air hina yang nemplek ke dinding rahim dan jadilah bayi cenger telanjang bulat kaya tahu bulat yang lahir ke dunia. Di dalam perut itu nyusahke sang pengandung. Biasanya Sang ibu suka main sepak takraw kini hanya bisa jogging. Lari-lari kecil. Gapapa bu anggap aja training jogging safa marwah. Semoga menjadi haji mabrur. Amin. 


Kini jangankan salto, mau goyang tiktok aja susah. Akhirnya kanal tiktoknya hanya diisi video share-share-an tips bagi ibu hamil. Sekalian saya ngasih tips. Itu yang diputar video ngaji juga. Jangan pale pale mulu. 


Saat Kelahirannya pun nyusahke banyak orang. Bahkan menyisakan sayatan pisau yang perih nan pedih. Ya awoh. Maka sepatutnya manusia mempunyai sama rasa terhadap sesama. Jangan muncul sifat anggak dan umuk. Karena hal itu hanya akan menjauhkan dirimu dari orang-orang di sekitarmu. Kamu jadi pribadi yang tidak menyenangkan dan eksklusif.


Kembali lagi ke sikap merasa bukan siapa-siapa. Orang yang punya jiwa rendah hati cenderung mudah memaafkan dan tulus. Ia melakukan sesuatu tulus tanpa pamrih tanpa mengharap apapun. Kaya orang kentut dan tak bersuara gitu. Ikhlas.. Tidak perlu koar-koar tapi semua merasakan dampaknya. 😂


Orang seperti ini cenderung tipikal tahan banting dan betah menderita. Tidak mudah menyalahkan orang lain. Berjiwa besar dan tenang menjalani hidup. Bukankah ketenangan hidup yang selama ini kita idamkan? 


Orang kerja jempalikan siang malam tujuannya ya dapet duit dan tenang soal kebutuhan hidup, bayaran sekolah, listrik, dan lainnya. Lantas kalau hanya uang yang membuat kita tenang, kasihan dong sobat miskin. Hidupnya suseh.. Ga bisa bahagiyee.. 


Maka dari itu sahabat super, mari kita tolong mereka. Berempati dan bahu membahu, pundak memundak, menolong sesama. Karena apa sekecil apapun pemberian kita kali aja bisa berguna bahkan menjadi penyambung nyawa bagi mereka. Beri dan lupakan. Kita bukan siapa-siapa. Alfatehah.