Sabtu, 30 Agustus 2014

Me VS Ujian Susulan Semester

 EPISODE 1
sayang beribu sayang, saya telah melewatkan kesempatan bertemuu pak syakur.

pagi ini MI-ku masih semesteran ditambah hiruk pikuk pelepasan siswa MTs yang satu atap bersama MI-ku. UKK berlangsung apa adanya dan terkesan seadanya. genderang rebana ditabuh laksana bel pulang. anak-anak dipulangkan dan melewati ujian penjaskes.

guru-guru MI diaturi guru-guru MTs untuk hadir dan duduk di depan. tapi, separuh dari kami enggan untuk keluar kantor. mereka sibuk sendiri dengan berbagai tugas yang dipunyai. ada yg menyiapkan berkas NPWP, ada yg baru mengisi formulir NPWP, ada yg mengisi nilai, mengoreksi, bla bla bla.

aku tak konsen dengan apa yg ada di hadapanku. ingin sih nonton itu pelepasan, tapi
ya ada hal lain yg harus aku selesaikan. beberapa kali aku harus memegang kepalaku dengan kedua tangan, ku tekan dari arah samping sehingga seperti orang pening.

memang itu yg aku rasakan. kepikiran muwaddaah pondok, undangane kae piye yo.. wes tekan durung. kepikiran kampus. susulanku piye iki.. lek ndang bar ndang aku lego. MI-ku piye yo.. persami mengko..
berkali-kali aku me-reschedule kegiatan-kegiatan. tapi semuanya mentok, notok entok. akupun melarikan diri dari belitan keramaian kantor dan berlari ke ma'had.

belum selesai, pomdok sepi tak ada tanda mau mantu. Rabu pengajian tapi santri-santri hilang bak ditelan bumi. dimana teman-temanmu? tanyaku pada salah satu. di warung mungkin. "tancap gas" aku melesat ke warung dan ku tarik mereka dari sarangnya. ayo, mbantu2. do rak peka piye, pondoke duwe gawe malah enak-anakan ning kene.

ku bagi tugas dan aku capek. jam 11 hawa ngantuk merayap, hinggap, dan mendekap. hendak menenangkan diri, ku-mode pesawat-kan hp-ku hinnga ku tidur pulas.

jam 12.30 bangun, ku-normalkan hp. ada rasa tenang sejenak. karena aku lupa dg masalah2 yg ku punya. saat melihat tanda sms dr p. syakur yg kmaren jumat kami janjian hari senin, tetapi beliau tak memberi kepastian jam berapa..ada apa ya?

pak syakur sms.. jadi ujian ga?

ternyata itu sms setengah jam yg lalu.

entah kenapa aku yg kemaren udh mem-fatihah-i beliau, tiba-tiba merasa mengecewakan beliau. di otakku terbayang,, pak syakur hari senin ini jauh-jauh datang ke kudus hanya untuk memberi aku ujian, beliau menunggu dan yg ditunggu tak tahu dimana.

la piye jal, beliau yg SMS. berarti kan ada perhatian juga untukku. sial dan sial dari dan untukku. rasanya tak mungkin aku mengiyakan dan cabut 1 jam perjalanan ke kampus, mana si astrea ngambek.... dengan berat hati aku membalas:

maaf pak, hari ini saya batal ke kudus. besok insyaallah,,
dan beliau tak membalas..


EPISODE 2
Puji tuhan..


satu demi satu benang kusut ini terurai. Pak syakur membalas pesanku. “ditunggu seharian malah membatalkan secara sepihak. Karepem iku piye?”, begitu bunyinya.

Aku teringat perjuanganku yang sendu. Dimulai Senin, 9 Juni lalu aku bersemangat berangkat untuk menemui semua dosen-dosen pengajarku. Dimulai dari pak fuad, aku tanya sana-sini dimana ia bersembunyi. PSG. Aku datang dan ditanya bla-bla-bla. Beliau tampak sinis mendengarkan ceritaku. Ah, engkau tak merasakan apa yg aku rasakan pak. Mungkin beliau membalas. Lagu lama, nang. Kakak kelasmu yo alasane koyo kowe. Aku mbiyen yo tahu koyo ngono, kowe wae sing rak iso bagi waktu. Wes mboh pak, aing pasrah. Setelah berhasil menaruh makalah dimejanya, aku brangsut mencari alamat palsu selanjutnya.

Pak Syakur, aku ndomblong setengah jam hingga kecapaian di gedung E seperti anak TK menunggu jemputan ayahnya. “punya nomornya nggak?”, tanya salah satu orang di situ. “nggak, pak”. “lho, la mau nunggu sampai kapan?”. Aku terdiam tanpa harapan. Semenit kemudian aku pamit keluar membawa tangan hampa. Satu kelas no. HP temen-temen Ku SMS-i tapi gak ada yang punya, ada yg punya satu.. ee malah salah. Aku jadi heran, ada apa ini? Yoweslah. Aku mencari tahu di mana markas dosen-dosen pengampu makulku.

Bu Vera sang pejabat duduk menunggui seorang mahasiswa yg mengkonsultasikan skripsinya. Lalu aku menerobos masuk ruangannya dan memelas seperti memohon pengampunan kepadanya. Interview sejenak perihal keabsenanku, lalu beliau memberikan tugas dadakannya untukku. Beliau pergi dan aku sendiri dengan pulpen dan kertas putih yang berseri. Ini semua terlihat mudah dan aku kira semua akan berjalan mulus nan indah.

Bu Vera datang dan ku berikan karyaku kepadanya. “cepat sekali”, katanya. “Ah, terima kasih”, batinku. Aku naik ke lantai tiga untuk mencari bu Izzah Ulya. Tak tahunya malah ketemu bu Primi Rohimi. “kamu mau ujian kapan? Kamu belum ikut ujianku lho”, “iya, bu. Sekarang”, jawabku. Heran, ada dosen sebaik itu padaku. Tanpa basa yang basi, beliau menyapaku dan memberi tanpa diminta. Hm... semoga engkau umur panjang, bu..


EPISODE 3
MUKJIZAT FATIHAH

thanks buat pak Alvriendo Agus Yusdiawan yang sudah mementikkan api semangatku yang mulai padam kala itu. aku jengkel dengan semua orang-orang di situ. aku muak dan marah, kenapa sulit sekali permainan yang mereka sajikan kepadaku.

angin alfatihah menghembus dan menyegarkan pikiran. oh benar juga, teringat penjelasan pak Mujab untuk senantiasalah menghadrohi orang yang membuat kita panas adem. tak fatihahi kabeh tanpa ragu. dari pak kis, pak syakour, jurusan, hingga pak mujab sendiri.

pak Kis yang semula bernada sinis saat ku minta rekomendasi surat Ujian susulan (Jumat, 13/6), kini bersenyum-senyum ramah dan membuatku sumringah. alhamdulillah, fatihah mulai bekerja.

keluar dr kantor dan kutelpon pak syakour. alhamdulillah, beliau di kampus dan langsung aku menghadap. soal-soal itu kulahap dengan mantap bak mi goreng yang sedap. (thank for Synz Sutrisna, udah bocorin soalny).

keluar jam 11.30, aku menunggu pak mujab. sesuai dengan MoU via SMS, kami bertatap muka pukul 14.00 nanti. seraya menunggu beliau, ku ajak gandenganku (cah lanang mbul. ning aku ora homo, lho) halan-halan ke beberapa tempat indah di kudus. United Futsal Stadium, Taman Jarum, dan kampus UMK. sepertinya dia menikmatinya, aku merasa senang karena menyenangkan anak yang tadi pagi kurayu agar mau ku ajak menaiki revonya kesini.

tak terasa, jam 2 datang. pak mujab tak juga hadir di masjid tempat kami ketemuan. tulit-tulit-tulit (bunyi SMS), beliau SMS; agar aku menulis hadits tentang media dan metode pembelajaran. ku pergi ke rumah Shificie 'Opick 'Kudo untuk membantuku menyelesaikan ini tugas.

subhanallah, sampai di rumahnya, ternyata ini mahluk sedang molor. ku gugah dan ku ajak mikir sejenak. alhamdulillah, roh dan raganya sudah menyatu untuk bekerja. stengah jam selesai ku salin di selembar kertas putih berseri. tapi lebih berseri ketimbang kertas bu primi.

aku kembali ke masjid stain dan mendongak ke atas. ya allah, pak mujabv mana ya.. ke sini nggak ya.. janjian jam 2, tapi jam 2.45 harumnya tak jua tercium.. Beliau sedari tadi hanya insyaallah dan insyaallah. Aku teringat fatihahku dan kuhadiahkan kepadanya. Alfatihah. setengah mengantuk aku leyeh-leyeh dan terbawa arus qoilullah

tulit-tulit-tulit, hpku muni lagi. tapi kali ini suaranya lebih merdu. mungkin tak kalah dengan asy syauq. "jama'ah dulu di masjid". aku tergagap bangun tolah-toleh, merasa asal sms itu tak jauh dari sini. melihat orang berdiri memegang hapenya, tiba-tiba dia juga menoleh, kulambaikan tangan secara spontan. “saya pak, ghofur yang menunggu jenengan sejak anda masih di Batam”, gumamku. beliau hanya mantuk-mantuk mengiyakan. Kami berjamaah, dan setelahnya ku serahkan lembaranku kepadanya. “ini buat kenang-kenangan”, menunjuk ke arah kertasku. Wes, ngono tok?

Oh.. begitu rupanya. Allah memang senang melihat hambanya mloya-mlayu untuk mengingatnya. Dia ingin tahu seperti apa reaksi kita saat kita terombang-ambing di tengah badai. Kita sering merasa dibedo oleh masa, oleh rasa, dan oleh karsa. Namun, dii baliknya, ada cinta dan kasih Allah yang menunggui diri dan hati kita. Oh Allah, terima kasih, atas semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar