Senin, 16 Maret 2015

SHALAT FARDHU DAN MACAM-MACAMNYA


A.    Definisi
Secara bahasa Shalat berarti doa, sedangkan secara syara’ adalah serangkaian perkataan dan perbuatan yang diawalai dengan takbirotul ihrom dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu.[1]

B.     Macam-macam shalat fardhu
Shalat wajib ada 5 (lima), yaitu:
1.      Zhuhur
Shalat dhuhur 4 rakaat, ditunaikan di siang hari.
Waktu shalat: Mulai tengah hari[[2]] (lebih sedikit) hingga saat bayangan (pantulan cahaya matahari) sama panjang daripada bendanya.
2.      Ashar
Shalat dhuhur 4 rakaat, ditunaikan di siang hari menjelang sore.
Waktu shalat: Mulai saat bayangan (pantulan cahaya matahari) lebih panjang daripada bendanya hingga terbenamnya matahari[3].
3.      Maghrib
Shalat dhuhur 3 rakaat, ditunaikan di waktu senja.
Waktu shalat: Mulai terbenamnya matahari hingga hilangnya mega merah.
4.      Isya’
Shalat Isya’ 4 rakaat, ditunaikan di malam hari.
Waktu shalat: mulai hilangnya mega merah hingga fajar
5.      Subuh
Shalat Subuh 2 rakaat, ditunaikan di waktu subuh (pagi buta).
Waktu shalat: mulai fajar hingga terbitnya matahari.

C.     Syarat wajib salat
Syarat wajib salat ada tiga:
1.      Islam
Orang yang beragama non islam tidak wajib menjalankan salat seperti orang kafir ,dan apabila orang kafir masuk islam maka ia wajib salat tetapi tidak wajib mengqodzo salat .dan bagi orang murtad wajib salat dan mengqodzo salat jika masuk islam lagi.
2.      Baligh
Seorang yang belum baligh atau anak-anak tidak wajib untuk salat tetapi kalau umurnya sudah mencapai 7 tahun anak itu harus sudah di suruh untuk menjalankan salat .dan jika anak sudah berusia 10 tahun kalau meninggalkan salat boleh di pukul
3.      Orang yang berakal
Orang yang tidak mempunyai akal tidak wajib menjalankan salat seperti orang gila ,ayan dan lain-lain.

D.    Syarat sah salat
Syarat-sah salat ada 5 :
  1. Suci dari hadas baik besar atau kecil dan suci dari beberapa najis,yang tidak diampuni baik di badan, pakaian maupun tempat
  2. Menutup aurot
  3. Menempati tempat yang suci
  4. Mengetahui masuknya waktu salat
  5. Menghadap kiblat (ka’bah)
E.     Rukun shalat
Mengutip dari kitab Fathul Qorib karangan Ibnu Qosim, rukun shalat ada 18 (delapan belas), yaitu:[4]
1.      Niat
Yaitu hendak ingin melakukan suatu pekerjaan sambil dibarengi dengan waktu melakukan suatu pekerjaan itu. Sedangkan tempatnya niat itu dalam hati. Maka, bila niat sholat itu sholat fardhu, wajiblah berniat hendak berniat melakukan fardhunya sholat tersebut. Dan wajib pula bersengaja melakukannya dengan tegas lagi gamblang yaitu subuh atau dhuhur misalnya.
Contoh : saya niat sholat fardhu subuh 2 rakaat karena allah (dilafadzkan dalam hati bersamaan dengan takbirotul ihrom).
Atau sholatnya itu berupa sholat sunnah yang mempunyai waktu – waktu tertentu seperti sholat sunnah rowatib atau sholat yang mempunnyai sebab ( dikerjakan karena ada sesuatu), seperti sholat istisqo’, maka wajib bersengaja melakukan dengan tegas dan jelas.
Contoh : saya niat sholat sunnah istisqo’ karena allah ( dilafadzkan dalam hati bersamaan dengan takbirotul ihrom ).
2.      Berdiri bagi yang mampu
Maka jika seseorang tidak mampu berdiri, ia diperkenankan untuk sholat dalam keadaan duduk sesuka hatinya, sedangkan duduk yang lebih utama adalah duduk iftirosy bagi orang yang sholat duduk
3.      Takbirotul ihrom
bagi orang yang mampu mengucapkan kalimat takbir, adalah wajib baginya untuk mengucapkan : “Allahu akbar”. Dan tidak sah hukumya dalam selain kalimah diatas ( misal subhanallah, alhamdulillah, dst).
Dan wajib pula hukumnya sewaktu bertakbir bersama – sama niat melakukan sholat. Adapun imam Nawawi rahimahullah cenderung menganggap cukup tentang masalah penyertaan niat dalam sewaktu bertakbir dengan cara yang lazim dibenarkanan oleh kebanyakan orang.
4.      Membaca surat al-fatihah
Serta membaca basmalah yang mana ( menurut pandangan imam syafi’i rahimahullah ) adalah bagian dari fatihah. Barang siapa menggugurkan satu tasydid atau satu huruf dari bacaan fatihah, atau mengganti satu huruf dari bacaan fatihah dengan huruf yang lain dengan kesengajaan, maka bacaanya tidaak dianggap sah, dan sholatnya juga tidak sah.
Namun jika tidak sengaja, maka hukumnya wajib mengulang kembali bacaan fatihahnya. Barang siapa yang tidak mampu membaca fatihah ( dikarenakan baru masuk islam ), maka ia boleh membaca dzikir sebagai ganti dari bacaan fatihahnya, sekiranya dzikirnya itu tidak berkurang dari jumlah huruf – huruf dari surah alfatihah. Maka jika masih tidak mampu juga, maka hendaklah ia baca surah alfatihah semampunya saja. ( jika hanya mampu baca basmalah, maka cukup baginya, dengan catatan harus  cepat belajar fatihah ).
5.      Ruku’
Setidaknya membungkuk dengan menyentuhkan ke – 2 telapak tangannya ke lututnya. ( Adapun yang paling afdhol adalah membentuk sudut 90o dan meluruskan tulang belakang dengan lehernya )
Maka, jika seseorang itu tidak mampu membungkukkan badannya seperti cara diatas, maka cukuplah baginya dengan membungkuk semampu dirinya.
6.      Thuma’ninah ruku’
Yaitu berhenti dengan menenangkan diri, sewaktu dalam keadaan ruku’. Mushannif ( pengarang kitab ) menjadikan tuma’ninah sebagai rukun tersendiri dalam deretan rukun-rukun sholat. Hal ini sejalan dengan pendapat imam Nawawi sebagaimana tersebut dalam kitab at – tahqiq. Sedangkan selain mushannif menjadikannya sebagai suatu sifat yang mengikuti pada sederet beberapa rukun sholat. Adapun paling sedikitnya lama tuma’ninah itu adalah sekiranya membaca “ subhanallah “ dengan sangat pelan.
7.      I’tidal (Bangun dari ruku’)
Sebagaimana keadaan semula sebelum ruku’. Yaitu berdirinya bagi orang yang tidak mampu berdiri dan duduknya orang yang tidak mampu berdiri
8.      Thuma’ninah i’tidal
9.      Sujud 2 kali [dalam satu rakaat]
Paling sedikit batasan sujud itu adalah menyentuhnya bagian kulit keningnya orang yang melakukan sholat pada tempat sujudnya ( tanpa ada penghalang kopiah atau mukenah ).
Dan yang paling sempurna dari sujud itu adalah bertakbir untuk melakukan sujud, hal itu dilakukan tanpa mengangkat ke – 2 tangannya dan meletakkan ke – 2 lututnya dahulu kemudian ke – 2 tangannya, kemudian kening dan hidungnya.
10.  Thuma’ninah sujud
Dan tidak dianggap sempurna yaitu sekedar menyentuhkan kepalanya pada tempat sujud. tapi harus ditekan, yakni sekiranya apabila dibawah keningnya itu ada kapas, maka kapas itu terdapat tanda – tanda tindihan ( pipih ) dan begitu juga dengan ke – 2 tangannya. (bila umpamanya ada kapas juga di bawah telapaknya).
11.   Duduk di antara dua sujud
pada tiap – tiap rakaat, baik sholat dalam keadaan berdiri atau duduk atau berbaring.
Barang siapa yang saking cepatnya duduknya, hingga posisi duduknya tidak tegak, namun mendekati sujudnya ( sehingga berkesan seperti tidak duduk ), maka tidak dianggap sah duduknya, sehingga sholatnya pun dianggap tidak sah.
12.  Thuma’ninah duduk di antara dua sujud
13.  Duduk akhir (tawarruk)
14.  Membaca tasyahud
15.  Membaca shalawat
16.  Membaca salam awal
17.  Niat keluar shalat
18.  Tertib

F.     Bacaan-bacaan shalat
1.      Niat
a.       Niat shalat Dhuhur
اصلي فرض الظهر اربع ركعات مستقبل القبلة اداء مأموما لله تعالى
b.      Niat shalat Ashar
اصلي فرض العصر اربع ركعات مستقبل القبلة اداء مأموما لله تعالى
c.       Niat shalat Maghrib
اصلي فرض المغرب ثلاث ركعات مستقبل القبلة اداء مأموما لله تعالى
d.      Niat shalat Isya’
اصلي فرض العشاء اربع ركعات مستقبل القبلة اداء مأموما لله تعالى
e.       Niat shalat Subuh
اصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة اداء مأموما لله تعالى
2.      Takbirotul ihrom
الله اكبر
3.      Ruku’
سبحان ربي العظيم وبحمده
4.      I’tidal
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ.
5.      Sujud
سبحان ربي الاعلى وبحمده
6.      Duduk di antara dua sujud
رب اغفر لي وارحمني واجبرني وارفعني وارزقني واهدني وعافني واعف عني
7.      Membaca tasyahud
التحيات المباركات الصلوات الطيبات لله، السلام عليك ايها النبي ورحمة الله وبركاته،السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين، اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله
8.      Membaca shalawat
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد  كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم ، وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد  كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم، في العالمين انك حميد مجيد
9.      Membaca salam awal
السلام عليكم ورحمة الله
===========================================================
Disusun oleh:
Muhammad Abdul Ghofur /1310320005
Sutrisno / 1310320021

Dikutip dari:
Kitab          : Tausyih ala Ibnu Qosim
Pengarang : Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi.
Penerbit      : Daar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyah Indonesia


[1] وهي لغة الدعاء وشرعا كما قال الرافعي اقوال وافعال مفتتحة بتكبرة الاحرام ومختتمة بالسلام بشرائط مخصوصة
[2] Matahari tepat di atas kepala
[3] Ditandai dengan munculnya mega merah atau kuning
[4] Ada banyak versi mengenai jumlah (bilangan) rukun shalat. Menurut golongan Malikiyah dan Syafiiyyah rukun shalat 13 macam, sedangkan Hambaliyyah ada 14. Adapun Hanafiah membedakan lagi antara rukun dan wajib shalat, rukun shalat menurut mereka hanya enam, sedangkan wajib shalat ada 18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar