Senin, 09 Mei 2016

5 TOKOH TERBAROKAH DALAM KMD VERSI BEHIND THE SCANE

Oleh: Ghofur Dzulhikam*
 
 
KMD sudah usai, lima hari bergumul bersama ada banyak hal yang terjadi dan adak banyak orang yang menjadi. Jadi apa? Apa saja. Dari 4 sampai 8 Mei 2016 para mahasiswa PGMI STAIN Kudus semester enam digembleng oleh Para pelatih hebat dari Kwarcab Pati. Namun, dibalik suksesnya acara tersebut ada Lima tokoh yang perlu kita kenal lebih dalam. Beliau-beliau ini sangat inspiratif dan penuh barokah. Orang-orang tersebut adalah lima tokoh yang menjadi headline dan nyenengke ati. Sehingga untuk kedepannya, apabila berjumpa orang-orang ini lagi, gerak-geriknya sangat patut untuk diperhatikan dan diwaspadai. 

Sebenarnya ada lebih banyak lagi sih, tokoh-tokoh yang full barokah. Mung wae ben koyo On The Siput Kran TV, jadi jumlahe dibatesi. Hehehe.. Kalian semua luar biasa kakak.. Kalian semua is the best deh.. Is the best my student yes oke my teacher.. Lho ra.. Senam.. Mari simak lima tokoh terbarokah ini..


1. Kak Tito
Kak Tito
Gara-gara kemarin nggak ikut survey lokasi, aku jadi plonga-plongo. Beberapa kali temen-temen menyebut namanya, batin atiku, “Wonge sing ndi to? Kok rak muncul-muncul”. E walah, jebule orange ada di depan mataku. Dan, saya baru tahu Kak Tito adalah Sang Ahli TI di SDN Muktiharjo 01 setelah melihat namanya terpampang di papan struktur jabatan. 

Setelah bergaul lebih intens dengan Kak Tito, ternyata beliau orang yang asyik dan sumeh. Yang paling menarik dari Kak Tito adalah sifat perhatiannya. E.. bukan.. bukan perhatian soal sudah makan atau belum.. Tapi perhatian untuk turut andil dalam menyukseskan kegiatan. Sumprit, saya kagum dengan semangatnya. Beberapa kali beliau menanyakan tentang peralatan yang kami butuhkan, apa kegiatan selanjutnya dan apa yang harus beliau sediakan, kalau butuh sesuatu dan terjadi apa-apa jangan sungkan bilang. Beliau juga mengarahkan begini-begitu tentang apa yang tidak kami ketahui dengan ramah dan sabar, beliaulah yang berinisiatif membawa teman kita yang sakit itu ke Puskesmas. Wish.. big salut deh buat Kak Tito (Jempol mana jempol?). Hal itu membuktikan Kak Tito itu orangnya dermawan dan sangaaaaat baik hati. Kapan-kapan tak numpang mandi di rumahmu ya, Kak Tito. Hehehe

Satu kalimat dari kak Tito yang bikin saya terbang, “Marahi wis kulina dadi panitia, aku ki rak iso mulih yen acara durung bener-bener rampung”. Di saat yang lain sudah pulang, Kak Tito adalah orang terakhir yang pulang dari lokasi. Saya melihat ini bukan masalah jauh atau dekatnya rumah, tapi memang ketulusan dan ke-sepenuh hati-an dalam berkarya. Mantap, Kak!!

2. Ipik

Saya dan Ipik beserta temen PGMI lainnya sudah semester 6, artinya kita sudah 3 tahun berlalu lalang di kampus STAIN Kudus yang tercintrong. Namun, saya merasa baru melihat Ipik untuk pertama kalinya. (Sajake memang banyak diantara kita yang merasakan demikian. Mungkin temen-temen juga merasa baru pertama kali melihat saya).

Saat mengetahui bahwa ketua panitia acara ini adalah perempuan, saya segera mencari-cari yang mana orangnya. Lalu waktu hari Jumat itu (Saat kita dikumpulkan untuk pembekalan) saya melihatnya. “Wah, ketua panitianya nyang kampus sarungan. Calon istri solihah nih”, gumamku. Saya memperhatikannya menyampaikan pengarahan kepada teman-teman dengan baik dan komunikatif. Wish.. nggak salah deh Ipik jadi pemimpin kita. Coooocok.

Ipik itu menarik, lain daripada perempuan pada umumnya. Dia itu bebas make up (polos), apa adanya, cekatan, dan sederhana. Satu hal yang mungkin tak bisa saya lupakan darinya adalah ketika kami di perpus. Waktu itu temen-temen panitia bergerombol di sana guna persiapan acara (etok-etoke sih). Nah, ada teman yang menumpahkan minumannya di lantai. Saya melihat, tapi membiarkannya (lha mung sitik kok). Teman tersebut lalu keluar entah kemana meninggalkanku dengan sejuta kenangan (preet!!). Sejurus kemudian, Ipik masuk ke perpus, duduk manis di dekat lantai yang basah dan kotor barusan. “Eh, kok teles ngene toh.. rusoh nda..”, katanya sambil manyun. Sementara itu saya hanya diam mematung. Dan bim salabim, Ipik sedikit mencondongkan badan lalu mengelap lantai basah tadi dengan roknya. Weladalah.. kok ono yo cah koyo ngene.. Itulah ipik, mahluk tuhan yang unik. Sederhana, cekatan, tidak manja dan anti mainstream.

3. Sang Pelatih
Kak Harso saat diwawancara
Eni dipoto Kak Harso
Pelatih kita di KMD ini jumlahnya banyak lho, 20 orang. Hebat kan!! Tapi saya jadi susah ngafalinnya. Hehe. Kak Harso itu orangnya keren, seorang fotografer handal. Cita rasa seninya luar biasa. Teman kita Syahroeni sendiri menjadi saksi. Lagi ngelamun, dipoto Kak Harso. Wuish… senenge minta nambah. Selain itu Kak harso kemarin ngajarin kami main paku. Bukan.. bukan main debus kayak limbad, diuntal terus dadi ganteng. Ora.. dudu kuwi.. Kak Harso menunjukkan kami permainan asah otak menyambung paku yang terpisah dan memisahkan paku yang terkunci. Berjam-jam kami dibuat ngowoh dengan sepasang paku itu. Beruntungnya, Kak Harso mengajari kami hingga berulang-ulang dan akhirnya bisa (Rak ketang saiki lali meneh). Permainan ini mengajarkan kita bahwa jika kita mau belajar dan berlatih terus, maka kita akan bisa dan berhasil. Tidak ada orang bodoh, yang ada hanya orang malas. Enjos gandos..
Kak Harso dan Kak Agnes

Kak Wahid orangnya asyik, murah senyum, baik, dan banget. Lhaiyo, kemarin itu saya dipinjami kaset materi kepramukaan. Setelahnya, entah bagaimana kasetnya bisa hilang. Kak Wahid hanya punya satu itu, oleh-oleh dari kwarnas pula. Begitupun, kak wahid tidak marah ke kami. Sungguh kami (panitia) jadi nggak enak hati. Diwehi malah ngilangno. Hm.. Sehingga kami harus berusaha untuk mencari kaset yang hilang tersebut. Akhirnya diputuskan kami akan membeli kaset baru dan mengopi ulang materi kepramukaan tersebut.

Malam-malam Kak Pur mendekati gerombolan kami, mau apa beliau? Oh, beliau ngajak begadang, padahal temen-temen udah pada ngantuk. Nyenengke wong ah, ditahan sedelok ngantuke. Awalnya kami main tebak-tebakan. Tiga empat tebakan semuanya masih menarik. Tebakan selanjutnya,, garing. Jadi angop deh.. Eit.. bukan pelatih namanya kalau nggak punya ide menarik simpati. Kak Sarji lalu mengeluarkan jurusnya, apa? Kartu Remi. Waduh, kami diperlihatkan sulap. Segera tak ucek-ucek mataku ben melek. Malam itu Kak Pur menunjukkan kepiawaiannya menipu orang. Wah, jan tenan. Kak Pur membuat saya, ipik, ayuk, agnes, icha, irul, dan nanang kelihatan bloon. “Iku piyeeee iku.. lha kok isoooo..?”, hanya kalimat itu yang muncrat dari mulut kami setelah kak ali selesai perform. Kamipun membujuk agar beliau mau mengajari triknya. Karena kak ali adalah pelatih yang baik hati dan tidak jomblo, beliaupun siap ngajari kami. Dan malam itu pun menjadi malam yang panjang karena diisi mata kuliah “Pembelajaran Remi” dengan bobot 2,5 SKS.

Semua pelatih baik-baik lho.. seperti Kak kamari.. tadi ngasih jajan buat minum temen-temen.. lumayan teh botol awan-awan... adem.. Juga tadi.. kak Ihsan bagi-bagi jaket.. (Agnes ambi Icha entuk. Aku hare ra entuk.. mewek ah ..), Kak Ali, Kak Afas, Kak Pur, Kak Arum, dan pelatih-pelatih lainnya yang tak dapat tak sebut satu persatu.

4. Iqbal
Iqbal menggila
Iqbal Nawawih, mahasiswa ganteng (insyaallah) semester dua. Dia adalah mahasiswa yang sregep. Saking sregepnya, tugas kuliahpun dikerjakan pas KMD. Lho ra. Keren porak saudara kita iki.. wajahnya kalem, tingkahnya kalem. Kalau lagi bicara denga seseorang juga kalem. Di hati itu jadi adem, coy. Kalau boleh mengaitkan, iqbal itu kaya ustad yusuf mansur. Hehe. Apalagi melihat dia mimpin doa pas upacara pembukaan. Wow.. Oh iya, Diam-diam, Iqbal itu potensial lho. Sebagai kakak tingkat, kita semua wajib bangga. Masih ingat, kan senam pramuka kemarin. Siapa yang mimpin? Nah lho.. saluutt..

Namun begitu, sekalem-kalemnya iqbal, ternyata dia juga bisa ngedan (baca: menggila). Masa iya, kardus dipakai jadi tas, keliling ruang sambil nyapu. Udah gitu minta difoto lagi.. (Koplak tenan). Sebagai adik tingkat (baca: yunior), iqbal adalah adik yang keren. Dia dapat bersikap sopan santun pada yang lebih tua dan mau mendengar pengendikan kakaknya (baca: senior) dengan baik. Dia juga bisa diajak bekerja sama, dalam suka maupun duka. Asek.. buat kakak-kakak.. nggak nyesel deh punya adik kaya iqbal. Ada yang mau? Silakan dibungkus dan dibawa pulang. hehe

5. Empat bersaudara
Empat bersaudara ini terdiri dari adik-adik saka perhutani yakni, rahman, kembar irul dan nanang, dan luthfi. Semula, tak kira mereka ya sepelantaran kita. E ternyata, adik kelas. Yen kanggo aku malah adik kelas adoh.

Seperti Rahman, saya kira kakak kelasku malah.. ternyata adik kelas. Dia ramah banget, sopan, hemat, cermat dan bersahaja (menepati dasa dharma tenan). Kemarin dia mengantar saya keliling sekitar Pati buat cari DVD kosong. Wangile sakpore cah, untunge leh ketemu. Lha piye, gan? Lebih dari lima toko disambangi, semuanya nihil. Saya saja hampir menyerah, justru Rahman tak kenal lelah. Piye jal perasaan kakang Arjuna?

Bagi sebagian teman-teman, Irul dan Nanang ini kembar. Ya sih, wajah mereka memang mirip, mung wae Irul luwih bantet. Hehe. Namun begitu, mereka berdua menyangkalnya. Mereka merasa keduanya tidak ada mirip-miripnya, tapi teman-teman masih saja mengklaim mereka itu kembar. Awalnya, saya sependapat dengan Irul dan Nanang, mereka itu memang nggak mirip sama sekali. Namun, melihat mereka itu kompak dan klop dalam segala tugas yang lalu seperti mengambil jatah nasi, memasang penerangan, membuat pioneering, dan juga pas menggoda Agnes dan Ipik. Wah, kompak banget. Hingga membuat  saya berubah pikiran. Mereka memang kembar, identik, cocok dan berjodoh. Sepertinya mereka berdua layak jadi sepasang suami istri. Haha.

Terakhir, Dik Luthfi. Dari keempat anggota saka perhutani ini, hanya Dik Luthfi yang masih SMA. Baru kelas dua pula.  Hm.. padahal dari postur tubuhnya, ia seperti sudah menginjak bangku kuliah (diinjak-injak meh demo, bro). Dik Luthfi ini dari wajah dan gaya bicaranya, ia seperti anak rumahan, penurut, dan nggak neko-neko. Namun kenyataannya, dia itu suka ngucir rambut. Gimana? nggak nyambung kan? Ya sudah, lupakan. (Maksudnya, lupakan mantanmu! Dik Luthfi tetep dieling. Hehe.)
Dik luthfi ini orangnya simpel dan keren. Wajahnya sih polos, kaya lugu-lugu gimana gitu, tapi tangannya terampil lho!. Dugaan kalau dik luthfi itu anak mama yang manja dan lembek salah total. Terbukti dia bisa membuat tripod tiag bendera. Bisa ambil bagian dalam penjelajahan dan outbond. Dan itu dilakukan dengan baik, tanpa canggung. Tadi waktu peserta dan pelatih sudah pulang semua, saya melihat dia menyapu bersih lantai aula yang bleduk berguduk itu. Sebelumnya dia juga melu-melu usung-usung dan otong-otong mebelair. Jan kuat tenan, sangkaanku salah total. 

Dek Luthfi yang sregep
Jujur, saya sempat dibuatnya terpingkal atas respon candaanku padanya. “Dik ayo makan!”, ajakku menawarkan nasi bungkus yang kuhidangkan di depannya. “Iya, kak. Nanti”, jawabnya. Lalu kubuka bungkusan nasi itu dan kuserahkan sendok padanya, “Dik, suapin kakak, dong!!”. Coba tebak, apa jawabnya?? Begini jawabnya, “Oh, jadi sekarang kamu jadi manja, ya!!”, jawabnya dengan nada manja juga. Lalu aku tertawa sendirian untuk menertawai diriku sendiri. Dengan gaya khas Wendi Cagur, saya berujar, “Helloww, gueh anak kuliahan semester enam dan eloh anak SMA kelas duah, lalu elo bilang ke gueh.. ‘jadi sekarang kakak jadi manja ya’… Ih, Asem nda..”, di situ saya merasa isin. Dan dik luthfi pun hanya ndrenges melihat saya mewek.

Demikian 5 tokoh terbarokah versi behind the scane. Setelah membaca artikel ini, saya doakan Ijazah KMD anda menjadi ijazah yang barokah. Semoga ilmu yang kita dapat bermanfaat. Tetap berlatih, kakak!!

*) Ghofur sing Cah LK lhooo!! Sing omahe Demak..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar