Rabu, 04 Oktober 2017

Mbha Su ketemu Alien

Tersebutlah seorang Dukun sakti mandraguna di lereng Gunung Ngikngok bernama Mbah Su. Nama lengkap beliau adalah Sukiyo Tejo Menek Klopo Rene Rono Nggowo Telo Werno-werno. Saking panjangnya, hal itu membuat Mbah Su kesulitan saat ada pendataan penerima KIS dan PKH dari Kemensos. Lebih sulit lagi saat beliau mengikuti ajang IMD (Indonesia Mencari Dukun) yang diadakan salah satu stasiun TV Nasional. Meskipun begitu Mbah Su tak mau mengganti namanya agar lebih trendi. Katanya, ini pemberian orang tua, tak patut untuk diotak-atik. Walhasil, Mbah Su tetap dengan namanya yang njlimet.

Toh meskipun begitu, rejeki Mbah Su tak senjlimet namanya. Ndilalah beliau dikaruniai
warisan berupa emas 5 Kg yang terpendam dalam sapiteng di belakang rumahnya. Hal itu beliau ketahui berkat wangsit yang diterimanya 20 tahun lalu tepat di malam 10 Syuro. Lewat mimpinya, Mbah Su bertemu dengan Eyang Kung, "Cucuku, Su. Bangunlah nak, bangun!", kata Mbah Kung. "Ada apa, Eyang?", jawab Mbah Su muda. "Bangunlah nak, jangan berendam di tambak terus. Eyang mau pergi. Dada cucuku.. Love you, emmuah..!!", lanjut Eyang dan pergi.

"Tidaaaaakkkkk!!!!!!", Mbah Su muda terbangun dari mimpinya. Beliau tiba-tiba menangis sejadi-jadinya. "Huwaaa.. huwaa.... Belum sempat terucap kata rindu, Eyang lantas berlalu lalu engkau pergi meninggalkan pilu. Engkau jahat Eyang. Sungguh jahat", tangis beliau. Apa yang terjadi? Apa yang Mbah Kung tangisi terkait mimpi tersebut? Tak lain dan tak bukan ternyata Mbah Su ngompol saat mimpi berendam di tambak. Mbah Su lantas bergegas ke kakus untuk istinjak.

Sekembalinya dari kakus, beliau membereskan sprei yang pesing itu Mbah Su muda sambil terus menggerutu, "Seb.. nasib.. wayah rendeng malah ngompol. Moga-moga besok panas", katanya. Tiba-tiba muncul asap dari sprei yang dipegangnya. Beliaupun melompat-lompat pating pecicilan dan melemparnya ke tembok. Mak Jedattt. "Jiambuuu. Batukku benjol", ujar sesosok makhluk gaib dari balik seprei. "Siapa yang melemparku tadi?", imbuhnya. Mbah Su muda hanya mlongo dan nggambleh sampai liurnya menetes. "Heh.. !!, plak", Mahluk itu menampar Mbah Su Muda. "Ampun mbah.. ampun.. mboten maksud", Mbah Su ketakutan. "Ayo berdiri", perintah Mahluk Gaib. Dan Mbah Su muda pun berdiri.

Kemudian Mahluk itu memperkenalkan diri. Namanya Kus Mber-mber. Ia adalah alien yang diutus dari Planet Cihui untuk berbagi kebahagiaan kepada manusia di Bumi melalui program yang bernama Operasi Kebahagian Manusia (OKM).
"Hadeh, apa dosaku ya, dapat klien seperti kamu."
"Ada apa, Kus Mber-mber?",
"Itu lho, tadi kamu dari kakus bawa sarung ndak?"
"Oh iya. lupa. Maap".

Ternyata dari tadi Mbah Su muda cuma sempakan saja. Dengan gaya diplomatisnya, Kus Mber-mber bilang kepada Mbah Su Muda.
"Wahai, Su!"
"Dalem, Mber"
"Su.."
"Mber.."
"E...."
"Hm..?"
"E.."
"Opo leh?"
"Hehehe"
"Heh Gage.. Dienteni kok.."
"Hehe.. Iya.. iya.. Kuberi satu permintaan"
"Lah ngono wit mau enak to.."
"Hehehe"

Kus Mber-mber memberi sebuah kesempatan bagi Mbah Su Muda untuk dikabulkan. Mengingat Beliau hidup sebatang kara di gubug bekas kandang kambing tetangganya, akhirnya meminta sebuah nganu.
"Apa itu?", tanya Mber-mber
"Ng.. Nganu..", jawab Mbah Su malu-malu kucing garong.
"Hm..?"
"E.."
"Opo leh?"
"Hehehe"
"Heh Gage.. Dienteni kok.."
"Iya mber.. Aku minta kamu mbok yo sing wangi.. ambune pesing ngene..Nggilani, Njijiki", Pintah Mbah Su sambil menutup rapat hidungnya.
"Haisy.. Kurang ajar.. iki yo ambu pesingmu. Kwampret tenan!! Dasar, sandal Tutup toples!!",

Tutup toples pun melayang ke kepala Mbah Su muda. Beliau pun klenger dan teler. "Mber.. Mbwer jahyat.. masyak akwu ditwimpuk pake tutuwp topwes", kata Mbah Su muda. Kus Mber-mber pun menjawab, "Hahaha.. Biarin.. Biar kapok!!". Mbah Su tak menyerah, ia membalas Mber-mber dengan tantangan, "Lha topwese ndi mbwer.. kok cuma tutuwe tok.. Mayan nggwo wadah gimbal".
"Welahdalah.. malah nantangin". Seketika Mber-mber naik pitam dan mengangkat toples gimbal sebesar kulkas dua pintu dan akan ditimpakan ke badan Mbah Su. "Rasakan ini.. Eakkkk". Tiba-tiba muncul asap putih dan dan memenuhi ruangan. Baunya harum seperti bau sabun dulit aroma blueberry. "Stop Mber-mber. Kamu tidak boleh sewenang-wenangnya pada orang lain", kata sosok dibalik asap itu. Dan ternyata dia adalah Kus Wing-uwing. Ia adalah koordinator lapangan (Korlap) OKM.

"Eh.. ada mimi peri. hehe.. sugeng enjang", kata Mber-mber
"Mber, Ingat mber.. tugas kita di sini untuk membahagiakan manusia. Bukan membuatnya sengsara.", Kata Kus Wing-uwing
"Hehe.. Iya, Mi. Maaf. Khilaf".
"Lagian dia kan cuma ngingetin, kamu itu bau pesing. Mbok yoho jadi Alien panutan. Alien yang selalu wangi kaya akyu.. (nyium ketek). Sehingga kita menjadai Alien teladan di jagat semesta ini"
"Siap, Mi. Laksanakeun", jawab Mber sambil menghormat dan menegakkan badan.
"Ya sudah. dilanjut tugasnya. Aku mau ke desa sebelah dulu. Di sana ada penjaga konter yang perlu dibahagiakan. dada...".

Wing-uwing pergi dan asap putih itu hilang.Sementara Mbah Su muda masih klenger dan tak berdaya. Dengan ajian ihik-ihiknya, Kus Mber-mber mencoba membangunkan Mbah Su. Apa yang dilakukannya? Ia memegang telapak kaki Mbah Su dan menggelitiknya. "Ayo tangi.. ayo tangi.. tak itik-itik..", begitu mantranya. Mbah Su pun kelagepan dan menggeliat mirip orang step. "Hish.. risi..", katanya. akhirnya ia sadar dan bisa diajak ngopi dan ngoceki kacang kulit.

"Jadi gini, Su. Aku minta maaf atas kejadian tadi. Semua di luar kendali", kata Mber-mber. "Hmmmm", jawab Su muda. Lalu Mber meraih tangan Su muda dan memijitnya. "Gimana Su, dingapuro ora?". "Hm... sing kanan durung", jawab Su muda. "Halah, malah nglunjak", jawab Mber. "Iya. iya.. tak ngapuro. lha gimana, jadi ngasih permintaan lagi nggak?", sahut Su muda. "Iya, kamu mau apa?", Jawab Mber.

"Aku mau hidup sejahtera, kaya raya, punya banyak wedhus buat diternak. Dan satu lagi, bojo sing ayu, Mber", pinta Mbah Su.
"Hmm.. Gampang sih. tapi susah"
"He.. gampang tapi susah? piye maksude?"
"Lihat ini! (nunjuk benjolan kepala"
"Heee.. Maap, Mber.. Nggak sengaja aku"
"Bukan gitu. Iya tak maafin. Gara-gara ini kekuatanku agak melemah. Jadi keinginanmu nanti bisa terkabul tapi mungkin ada sedikit gangguan"
"Tapi bisa diatai, kan?"
"Yah.. Insyaalloh"
"Welahdalah.. Alien bilang insyaalloh"
"Saya alien muslim dan rajin beribadah, Su"
"O.. Sangar yo. Eh, sudah jam 3 pagi nih. Tahajud, yuk"
"Nggak bisa, Su"
"Kenapa? bajunya kotor? Pakai sarungku aja"
"Bukan"
"Terus? menstruasi?"
"Hus.. Aku pria tulen"
"Haha.. Lhaiya kenapa?"
"Ini lho.. (ngelus-elus jidat). Nggak bisa dibuat sujud ini"
"Hahahaha.. Halah.. padune.. bilang aja wegah.."
"Eheheh.. Iya deh.. ayo wudhu bareng"

Kedua saudara beda alam inipun sholat tahajud bersama. Kemudian setelah berdoa, Kus Mber-mber berniat pamit untuk pergi ke pangkalannya.
"Su, aku pulang dulu, ya", kata Mber-mber.
"Nggak ngopi-ngopi dulu gitu?".
"Enggak, Su. Aku ada kegiatan"
"Kegiatan apa?"
"Ngisi kultum subuh di Mushola pangkalan"
"Wadaw.. Monggo mbah.. monggo.. Kamu kok nggak bilang to kalau kamu seorang kiai"
"Iya, Kiainya alien"
"Wkwkwkwkwk"

"Cling". Seketika Kus Mber-mber berubah jadi asap kebul-kebul dan terbang ke angkasa seraya mengucapkan salam ke Mbah Su Muda, "Dada.. Su..". Mbah Su Muda pun menjawab, "Iya Yi Mber-mber.. Semoga selamat samapai tujuan dan hidup sejahter....". Belum selesai berucap, ia teringat permintaannya yang belum dikabulkan Kus Mber-mber. Sontak iyapun meneriakinya, "Woiii Yi Mber-mber.. Permintaanku belum mbok penuhi". Mber-mber kaget dan oleng. Hampir saja ia gagal mengemban tugas OKM ini. Dari langit ia menjawab, "Iya.. Su.. Terima ini..". Lalu Kus Mber-mber melemparkan sebuah peti besi ke arah rumah Mbah Su.

Tak dinyana, peti itu meluncur deras dan sempat terbakar mirip meteor jatuh. Mbah Su sendiri gundah gulana kalau-kalau benda itu menimpa rumahnya. Bisa-bisa gubug satu-satunya hancur berkeping-keping. Beruntung, benda itu jatuh di kebon belakang. Ya, tepatnya di kakus. Tempat orang melatih kesabaran dan mengumpulkan temuan menakjubkan.

Kakus itupun hancur berantakan membentuk kolam yang dipenuhi dengan lele dan sayur-sayuran dari janganan, jagung, sampai kedelai. Kemudian, dengan susah payah, Mbah Su mencoba mengambil peti besi tersebut. "Aku harus menemukannya. Ini adalah pemberian dari Kus Mber-mber. Masa depanku ada di depannya", katanya dengan penuh keyakinan.

Setelah menyelam selama dua semester, ups, kesuwen.. selama dua menit tanpa bernapas akhirnya dia bisa mengangkat peti besi itu ke permukaan. "Wah, isinya apa ya? Duit ini.. atau emas.. atau sprei pesing?. Ah persetan. aku akan membukanya", gumam Mbah Su muda. Kemudian Mbah Su berlari ke kamarnya dan mencari beraneka alat tukang dari cangkul, kapak, linggis, gergaji, palu sampai godam. Sialnya, ia tak dapat menemukannya. "Dimana ya. barang-barangku?", resahnya. Setelah dipikir-pikir beberapa saat akhirnya ia ingat bahwa ia tidak memiliki kesemuanya. #Pancen gemblung. Ia hanya mendapati sebuah meteran baju yang melilit tongkat pramuka di pojok gubug.
Maunya membuka peti tapi malah yang ditemukan meteran. Oh Tuhan, apa maksud dari semua ini? Ia pun mengelus-elus peti itu dan mengajaknya berbicara. Persis seperti bapak kehilangan anaknya. "Ti, Peti. Untuk apa kamu ada di sisiku kalau aku tak bisa memilikimu?. Untuk apa Tuhan mempertemukan kita berdua kalau kita tak bisa hidup bersama", kata Su Muda.

Tiba-tiba Peti itu bergerak dan bersuara, "Ukurlah aku.. ukurlah aku..". Keluh Su bagai password pembuka kunci peti itu. Dengan sigap, Mbah Su mengukur peti itu. Tingginya 50 cm, Panjangnya 2 kali tingginya, dan lebarnya 40 cm lebih pendek daripada panjangnya.
"Iya, sudah tak ukur ini.. terus gimana", kata Su.
"Sarungi aku.. sarungi aku..!!", jawab peti itu.
"Iya.. ini sarungku", kawab Su sambil membuka sarung.
"His.. jorok cah iki.. sarunge dibuka malah sempakan tok!!"
"Upss.... maap-maap.. saru.. Lali aku. Lha gimana ini?"
"Hayo.. Nggoleko kain batik. Lalu tutuplah aku dengan kain itu. maka kamu akan bisa membuka aku. Dan hidupmu akan sejahtera"
"E.. iyo.. iyo.. kain batik sekolah boleh, kan?"
"His.. kurang ajar.. ono-ono wae!!"
"Lha piye.. jare batik.."
"Ambuh ah... karepmu.., ndang!!"
"Iyo......"

 ***
Teman-teman, maukah kamu membantu Mbah Su Muda untuk menemukan beapa cm persegi kain yang dibutuhkan Mbah Su untuk menutupi permukaan peti tersebut? 🤔🤔🤔🤔🤣🤣
Monggo dibantu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar