Minggu, 10 April 2022

Es Houcek

 


Delapan tahun lalu aku bersama serombong teman kuliah 'mblandang' ke warung makan belakang DPR[D]. Kami sengaja ke sana untuk berwisata kuliner ala-ala anak muda kekinian.

Aku termasuk yang baru bergabung dengan rombongan wara-wiri ini. Satu semester rupanya belum cukup membuatku akrab dengan mereka. Aku masih sibuk dengan pragmatisme kupu-kupu. Tahu mahasiswa kupu-kupu? Itu adalah istilah bagi mahasiswa yang berangkat kuliah seperlunya saja. No dolan-dolan, no nongkrong, no UKM, alias kuliah-pulang. PR di rumah buwanyak.

Demi menjalin tali silaturahmi dan ketok gaul saya ikut saja dengan agenda dolan mereka kali itu, yakni nongkrong santai di kedai minuman Houcek.

Apa itu Houcek? Entahlah. Konon itu bahasa Cina artinya enak. CMIIW. Anw Sebenarnya kami tak berencana memilih warung itu. Toh di antara kami belum ada yang pernah ke sana dan mencicipi hidangannya. Sial, warung yang kami tuju ternyata tutup sehingga angin mendorong kami ke Houcek.

Dari awal masuk kami semua sudah merasakan suasana tidak enak, apakah ini warung yang cocok. Nama warung yang tidak kami mengerti ditambah suasana yg sepi membuat kami bimbang.

Jelas kami ragu apakah hidangan di sini sesuai dg lidah kami dan sangat terang benderang apakah kami adalah target marketing warung ini. Halah.. Aku ki meh ngomong.. Kami serombong ki rak patek nduwe duit. Kami takut menu di sana harganya mahal-mahal. Tiwas mlebu.. Lungguh.. Disodori daftar harga terus nggak jadi kan aneh dan ngisin-ngisini. Di mana harga diri kamih 😩

Namun karena kepalang sore kami memaksakan diri masuk warung itu dan segera memesan makanan.

Dan benar. Harga di sana tidak seperti yang kami rencanakan. Untuk nasi rames yang biasa kami beli dikampus 5rb, di sana 10rb. Es campur di kedai langganan kami berkisar 7rb di sini 12rb dan lainnya.

Selisih 5rb apa masalahnya?
Dear Juragan, tak usah aku ceritakan bagaimana pailitnya kami 😂. Yang jelas kami bukan anak mama yang uang selalu ada. Kami miskiiiiiiinnn.

Jaman itu punya Nokia 1212 sudah lebih dari cukup buat kami. Punya Nexian atau Cross yang dual sim itu sudah tergolong mahasiswaw dan mahasiswiw. Ampun deh. Ewoh aku nek didawakke. Wkwk

Kembali ke Es Houcek. Kami sudah berbaris di meja depan untuk segera memesan. Aku sudah menentukan apa yang ingin aku makan. Aku ngelihhhh. Sementara itu teman-teman hanya saling lempar pandang berbisik satu sama lain.

Mereka kenapa, sih? Batinku. Ah, cacingku mengendalikan tanganku mengambil piring dan memenuhinya dengan nasi. Nasi rames lah. Masa iya nasi tumpeng ayam ungkep. Tak lupa aku memesan Es Jeli kepada si mbak. Segera aku kembali ke meja makan untuk siap santap.

Disclaimer: Tahun itu intine duit angel gak koyo saiki.

Satu per satu teman-teman berkumpul di meja kami. Disusul dengan pelayan membawa nampan berisi mangkuk minuman. Aku tak jua mulai makan sementara mereka sudah srupat sruput slurap slurup es semangkok itu.

"Heh, kalian nggak pada makan?", tanyaku senapsaran. Mereka kompak menjawab, "enggak". Ingin sekali aku teriak.. Jiruuuttt... Lha iki aku mangan didelok wong akeh.

Salah satu dari mereka menimpali. "Halah, santai wae.. Mangano. Ki wes podo wareg kok". Iya sih.. Bukan gitu masalahnya.. Kita kan keluar bareng tujuan semula makan bareng.. Bukan minum bareng.. Tau kalian ngga mesen makan kan aku juga ngga mesen.. Sayang selisih marebu.. 😩.

Jujur aku mesen makan karena nututi mereka aja. Asline sih ngga mau. Lha aku di barisan paling depan dan sudah yakin mereka juga bakal makan. E ternyata.. Anyyyiiingg.. Di situ saya merasa tertipesss.

Akupun sedih dan terpaksa makan dengan lahap. Lahhh mboh eman nek rak lahap. Larang re.. Meskipun rasanya biasa-biasa aja.. Aku tetap menghabisinya. Eh.. Menghabiskannya dengan lapang dada, mata berkaca-kaca dan ditutu dengan doa. Setalah itu glegek'en.

Sial. Ada saja cobaan bagi rakyat jelata. Sudah harga mahal rupanya minumannya tidak enak. Di antara minuman yang kami pesan ada pula minuman yang rasanya kecut. Aku salah satu yang memesannya. Itu adalah Es Houcek. Anyingggg... Es Houcek Es enak. Enak apanyaaaa....

Semangkok es Houcek itu diputar dan diincipi kami serombong. Tidak ada satupun dari kami yang menyukainya. Entah terbuat dari apa minuman ini. Akupun lebih memilih meminum air putih kemasan drpd menghabiskan Es Houcek ini, sambil sesekali meliris es campur temanku. HEH... MELU NGINCIPI NGGONEM.

Dalam hati aku gelo, dientekno rak enak gak dientekno mboh eman. Jiwa miskin kami meronta.

Hari berikutnya ada di antara kami yang mengeluh perutnya sakit lepas sore itu. Entah gara-gara apa.. Atau apa.. Houcek? 

Kami pun pulang dengan hati ndemimil. Jiaannn.. Ra bakal rono meneh. Peristiwa hari itu pun kami kenang sebagai tragedi Houcek dan aku menjadi sasaran candaan itu. Houcek? Enak? Wenaaaaakkkkk...

Kamu lihat wajah teman-temanku di foto ini yang meringis-meringis girang? Percayalah padaku. itu adalah gimik untuk menutupi sesal dalam mereka, ya awoh.. Kok aku kesasar ng kene yaa.. Maksut hati pengen makan enak dan murah malah kena prank Houcek yang nggak houcek.

*Bertahun kemudian diketahui warung itu sudah tidak lagi beeoperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar