Senin, 19 Oktober 2015

MENYAPA KAWAN LAMA



MENYAPA KAWAN LAMA
Oleh : Ghofur Dzulhikam

Ilustrasi: lagi nggolek buku sama soulmate. persiapan UN. ben tenar and masuk tipi
Beberapa dari kita pasti pernah merasa kagok bila bertemu spesies ini. Apa yang kamu lakukan bila mendapatinya? Apakah (a) berpaling muka dan pura-pura sedang nggali kubur, (b) kabur dan ngumpet di WC umum, atau (c) menghampirinya dan berteriak, “Tukiyem.. aku cinta padamu..”. ah, kegilaan macam apa ini. Tentu kalian nggak ada yang milih salah satu dari ketiganya ya. Aku yakin kok, kalian masih normal. Wekekekek.

kawan lama, ini bukan nama PO (Perusahaan Otobus) lho ya.. nggak sengaja kuwi.. tapi kawan lama ya kawan lama.. konco lawas.. ndek jaman mbiyen pas isih enum lan imut2, okeee. Expresi ketika melihat kawan lama, umumnya kamu akan kaget, “Lho kok isih urip cah iki?”, ya to?. Tapi kita lebih suka mengatakannya dalam hati. Takut dia GeeR dan menjawab “He’eh kok, kowe harang kok yo rak mati-mati”. Kalau gitu jadinya kan bentrok coy. Nggak asik, kan. Masak nggak ada orkes ada bentrok. (pesan moral buat orkes-ers).

Sehingga kamu akan bilang, “Kok kamu di sini?” atau “Lho, kamu ngapain di sini”. Hayo.. benar kan.. ehem.. ehem.. *muka ganteng*. kalau dia adalah teman dekat semasa dulu, pasti kita girang banget, trus ngobrol ngalor-ngidul. Siapa sih yang mau kehilangan moment langka seperti ini. Bertemu dengan soulmatenya. Hari ini bertemu, besok siapa tahu?

Namun, kalau yang ditemui adalah kawan yang biasa-biasa saja, atau tidak begitu dekat, atau bahkan musuh lama. Ya kita cuek bebek sih.. kenal dia juga nggak ngaruh. Widiw.. sombong nih.. Ah, masa lalu biarlah berlalu. Jangan kau ungkit jangan ingatkan aku.. E e e.. malah nyanyi. Lebih-lebih kepada musuh lama.. nah lho.. hare gene masih nyimpen dendam.. ingat broo lebaran kemarin kata mbah yai semua manusia udah fitrah. Kalau kita masih nyimpen itu dendam ya nggak jadi fitrah (suci) to ya.. so, buang semua kebencian itu.. berdamailah dengan waktu.. semua pilu perih sembilu, biarlah pergi bersama indahnya senyum maafmu.. asek-asek..

Kenapa ya, kalau kita ketemu kawan lama kok lidah ini jadi susah untuk menyapanya. “ngapain aku nyapa dia, dia aja nggak nyapa aku kok”, ungkapan basi yang biasa dijadikan alasan. Pertinyiinyi adalah, kenapa kamu merasa lebih berhak untuk disapa?. “Lha, saya kan lebih tua, atau lebih senior, atau lebih kaya, lebih cantik, lebih gembrot, lebih item, lebih lebih lebih …”. STOP. Lebih songong maksudmu?. “Lho.. kok gitu?”. Iya to, apa salahnya yang lebih tua menyapa, dosa apa kalau yang lebih senior menegor?, nggak kan? Lha iya. Cukup. Mulai sekarang nggak ada lagi alasan seperti itu. Mari kita menyapa kawan lama, kita melihatnya, kita bahagia,, oh. Saudaraku, apa kabarmu. Siapa tahu, dia dapat menjadi inspirasi kala itu. Siapa sangka kita yang dapat menjadi inspirasi untuknya. Ihiiirrr..

“Dia juga melihatku, tapi dia nggak mau nyapa”. Ah, mungkin dia lelah. Yowis to, kita yang mulai.. “Ta..ta-ta tapi”.  SUDAH. SELESAI PERKARA. “aku mau nyapa sih, tapi aku ragu, wajahnya masih samar-samar. Kwi koncoku tah dudu”. Ciyeee.. yang jago ngeles.. kalau gitu, pendelik-ilah dia sampai benar-banar yakin. Kalau dia adalah mantan lamaku. Ups… kawan lamaku. Ciye.. eling mantan. Nek mantan wae seh iso mbedakke.. wakakakak…

Nah, kalau terjadi yang disapa ternyata orang lain?. “Hoi, Mbak Tukiyem”, sambil cengar-cengir. Lalu dia menjawab, “Heh, sapa kowe. Ngak kenal juga. Ngapain nyapa-nyapa”.  hahaha.. malu juga sih, kamu pernah nggak kaya gitu? Aku sih sering. Hahaha.. malah itu jadi trik buat kenalan cewek.. tanya nama, alamat, no, hp, no. sepatu, pin bbm, pin atm.. dll wakakakak,,

Well, hal di atas memanglah catatan agar kita senantiasa memelihara hubungan baik. Silaturrahim. Kan silaturrahim dapat memperbanyak rejeki. Ben sugih, trus tuku mobil, tuku omah, trus selametan munggah kaji.. RASAH NDRENGES.. kalau emang sampean punya kepribadian intropretttt.. yang sukanya diam.. diam topo broto ning guo kreo.. ya silakan.. weruh kancane meneng yo rapopo. Barangkali kita lagi capek, atau mungkin bingung yen ketemu lalu mau ngomong apa. Lha wong mbiyen konco tapi rak patio kenal. Asal di hati tetep santai tanpa ada pikiran buruk. Ning yen disopo yo kudu mbales.. “assalamualaikum mbak tukiyem”. Ngono wi dijawab. “waalaikumussalam mas parjo”. Ngono kan wapik. Ojo malah mbesengut, mendelak-mendelik koyo sakarotul maut nazak jahim. Naudzubillah. Hish.. minimal senyum, lah. Senyummu mengalihkan duniaku.. ihiirrr.. aselole..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar