Selasa, 19 Januari 2021

MENJUAL SEPEDA TUA




Pada pertengahan Mei 2018 Aku main ke rumah Sarep, Jepara. Dia adalah teman kuliahku yang kerap aku kunjungi. Baedowi, aku sedang tidak ingin ngomongin Sarep. Aku mau ngomongin salah satu kisah ajaib tentang sepeda tua. Ya ajaib banget karena berawal dari iseng aku jadi dapat rejeki nomplok. Penisirin kan? Yuk baca ceritanya.

Singkat cerita, baru saja tiba di rumah Sarep, aku curiga karena ban belakang motorku sedikit kempes, padahal ia adalah ban tubless yang konon katanya aman dari bocor. Namun, Sarep tidak menghiraukannya. Ya iyalah.. Kan aku yang punya motor. Kalau bocor aku ga bisa pulang dong, Malih..!!

Aku mencoba menenangkan pikiran, "Ah.. paling-paling cuma kempes biasa. Entar dipumpo juga balik normal". Kami pun menghabiskan malam dengan istirahat damai.

Besoknya ban motorku kempes.. pes.. dan mengeluarkan cairan kuning. Mungkin itu cairan buat penyumbat ban bocor otomatis. Karena itu kami membawanya di bengkel terdekat. 

Di sana Pak Tukang Tambal Ban (anggap aja namanya Paulus) bilang kalau ada masalah di pantil ban. Lalu Sarep menyarankan agar dikasih ban dalam saja. jadi balik kaya ban biasa. Aku masa bodoh soal hal itu karena mataku tertuju pada jejeran sepeda tua di sana.

"Ini punya orang apa dijual, Pak?", tanyaku.
"Dijual, Mas. Monggo kalau minat", jawabnya.

Padahal aku sama sekali tidak tertarik untuk membelinya. Atau lebih tepatnya aku tidak punya uang. wkwk. Enggak, ini serius. aku tidak tertarik dengan sepeda tua. Tapi saat itu otak bisnisku muncul. Sepertinya aku bisa menjualnya. Iseng saja sebenarnya.

Akupun bilang kalau ada saudara yang sedang kepengen beli sepeda. Lalu aku mohon ijin untuk memotretnya. Setelah itu aku pun mengunggahnya di fesbuk. (temen-temen di fesbuk sudah aku anggap sebagai sodara. ampuni aku ya allah..)

Ada tiga foto sepeda yang ku unggah. Wah, aku lupa merknya.. Pokoke dua berbau Eropa dan satunya lagi phoenix Cina. Tak butuh waktu lama ada orang dari Sayung yang mengingkannya. Dan setelah deal harga, aku menjemput sepeda tersebut dari Wedung ke Nalumsari, Jepara lalu membawanya ke Sayung.

Dua sepeda tersebut aku beli dengan harga 700rb dan aku jual segarga 1.250rb. Sumpah! ituu adalah salah satu pengalaman jual beli teriseng dalam hidupku. Meski bukan jumlah yang besar tapi ia datang di saat yang tepat. Saat di mana aku butuh uang untuk suatu hal.

Aku masih tidak percaya aku bisa melakukan transaksi barang secepat dan semudah itu. padahal Aku belum banyak punya pengalaman berdagang. Aku masih ragu dan merasa tidak berbakat dalam hal jual beli. Ada rasa malu, tidak percaya diri, dan sebagainya yang menghalangi.

Bagi mereka yang sudah biasa dalam berdagang mungkin itu hal receh, tapi bagi saya itu adalah debut penting. Ibarat pemain bola yang belum punya kesempatan main,  saya bisa bermain dan mencetak gol. 

Sejak saat itu aku bersemangat dalam hal jual beli. Aku masih ingat kata seorang teman, "Apapun itu kalau berbau uang, selagi halal maka jadikan uang". Aku pun belajar banyak sehingga punya mental berdagang dan melakukan penawaran.

1 komentar:

  1. The best titanium jewelry necklace mens - TITIAN ART
    A short time ago, I was at the Tithi babyliss nano titanium Art titanium steel Museum in Singapore. columbia titanium pants They used to have a titanium necklace on their titanium dioxide sunscreen neck. titanium white dominus It was

    BalasHapus