Senin, 04 Januari 2021

Menolak Mider Kalender

Jadi tadi ada pengedar kalender. Entah orang mana tapi Aku seperti tidak asing dg wajah mbaknya. Lalu dia masuk dan menawarkan kalendernya. Aku memarahinya, 

"Mbak iki wes maghrib. Orak apik mertamu", kataku. 

"iya mas. sekalian mampir", kilahnya. 

"Jenengan nawari kalender, kan?", tanyaku. Dia mengangguk.

"Mboten. Kulo mboten kerso", kataku. Lalu dia pamit pergi keluar.


Barangkali temen-temen bertanya, Kenapa Aku sinis pada dia? Padahal bisa jadi dia orang lurus, Utusan lembaga tertentu (yayasan ponpes atau panti asuhan). 

Argumenku adalah sebagai berikut: pertama, pengalaman. Aku kerap menemui orang model seperti ini berikut berbagai macam modusnya yang terindikasi penipuan. Mereka memalsukan surat tugas untuk menghimpun dana masyarakat. Juga diketahui lembaga yang mereka sebutkan adalah fiktif. 

Kedua, efek jera. Utk menolak kita bisa pakai cara lembut seperti diawali mengucapkan mohon maaf dst. Tapi aku menolak dg tegas sbg bentuk perlawanan atas model permohonan bantuan spt itu.

Jujur, sikapku mungkin nampak berlebihan mengingat biasane wong jowo iku orak penakan. Tapi itu adalah semacam healing agar mereka kecewa dan tidak lagi menjalankan "bisnis" itu. Minimal mereka tahu kalau ada yang tahu mereka penipu.

Aku tidak bilang kalau pengedar kalender itu penipu tapi aku cuma mengingatkan temen2 utk waspada terhadap penipuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar