Senin, 04 Januari 2021

Separuh Desember yang Buruk

 Separuh desember ini mungkin terasa buruk bagiku. Aku tidak cukup punya kesempatan untuk berbincang hangat denganmu. Padahal waktu-waktu ini ku kira adalah waktu yang pas untuk bercengkerama mengingat ini adalah hari libur yang cukup lama.

Setelah kesibukan pekerjaanku usai aku menjadi semacam patung bergerak. Mungkin aku bisa berjalan kemanapun aku inginkan. Tapi aku tak cukup puas karena hati ini masih menyimpan gelisah. Aku ingin bertemu dan melepas semua dahaga rindu.

Jangankan bertemu, telfon saja tidak bisa kita lakukan. Dalam hal ini hp tak cukup berguna. Kau tahu setiap waktu aku membolak-balik layar hape hanya menunggu adakah kamu memberi kabar untukku.

Aku memang laki-laki cemen. Bagaimana bisa seorang laki-laki menunggu pesan dari wanita? Lelaki macam apa aku ini?

Beberapa kali kita berbalas pesan. Dan berulang kali kau pamit untuk suatu hal. Atau beberapa kali pesanku hanya terbaca tanpa ada balasan. Aku tak tahu. Aku hanya tahu kau sedang sibuk dan cukup sibuk dengan duniamu. Aku mencoba mengerti. Mungkin susah sekali menjadi dirimu yang perlu membagi waktu untuk banyak persoalan.

Kecewa? Tidak. Aku berusaha menjaga pikiran positif bahwa kau di sana juga sama rindunya denganku. Tapi sewajarnya kita bisa lah menyempatkan waktu untuk telfon sedikit lebih lama. Entah mengapa hal itu tidak kita lakukan. Mungkin kita berdua sama malunya, sama takutnya, atau sama gengsinya. Entahlah.

Aku bukannya gengsi. Tapi ya itu tadi. Aku pikir kamu cukup sibuk dan belum bisa dihubungi untuk sementara waktu. Ini adalah waktu-waktu yang sulit. Aku merasa kacau di saat sedang sayang-sayangnya. Aku tak tahu kapan kondisi ini berlalu. Entahlah. Ku harap kita bisa melaluinya. 

I love you.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar